Assalamualaikum...

Dulu, tepatnya sebelum negara api menyerang kuil udara, pada saat itu saya sangat gemar memotret apapun yang menurut saya menarik. Ada kucing yang sedang tidur saya foto, ada anak-anak kecil yang sedang bermain sepeda saya foto, bahkan daun kering yang telah jatuh ke tanah pun saya foto.

Apapun itu. Karena menurut saya semua hal yang ada di dunia ini sangat menarik dan layak untuk di abadikan dengan kamera. Mungkin suatu saat saya akan lupa, tetapi dengan adanya foto saya bisa mengingat kembali momen tersebut.

Awal Mula Suka Fotografi


Saya mulai suka terhadap fotografi itu saat SMK. Awalnya sih karena sering melihat hasil foto keren orang-orang di facebook, saya Jadi tertarik dan sangat ingin memiliki hasil foto seperti mereka dan untuk di upload ke facebook. Saat itu pun saya hanya menggunakan kamera handphone, itupun hasilnya kurang jernih.

Tetapi saya tidak terlalu memaksakan diri, apa yang ada ya saya pakai saja terlebih dahulu. Ternyata eh ternyata, saya memiliki teman di kelas yang juga suka terhadap fotografi, namanya Bambang, ya dia teman yang sering berlari sama saya di taman samping stadion Candrabaga Kota Bekasi. Buat sobat yang sudah membaca tulisan saya yang sebelumnya pasti tahu lah.

Bambang ini cenderung suka dengan kereta, ia pun tergabung dalam komunitas railfans, jadi yang suka fotoin kereta gitu. Tidak hanya sekadar foto kereta, orang-orang yang tergabung disitu juga hapal betul seluk-beluk kereta yang mereka foto. Misal dari nama keretanya dan lain sebagainya.

Baca juga : Mulutmu dan Sosial Mediamu adalah Harimaumu.

Karena Bambang juga suka foto-foto, akhirnya saya sempat hunting foto bareng dia sambil mengendarai sepeda. Ya itung-itung berolahraga juga lah hehehe. 

Saat itu sih saya masih menggunakan kamera handphone, kalau bambang sudah punya kamera pocket dia warnanya pink lagi macho banget dah. Meski sering hunting foto bareng, tapi saya belum pernah ikut bambang memotret kereta api. 

Seiring berjalannya waktu saya menemukan sebuah aliran fotografi yang menarik bagi saya pribadi. Fotografi makro, itu adalah aliran fotografi yang menarik karena memotret benda dan makhluk hidup yang berukuran kecil dengan sangat jelas. Tetapi pada saat itu saya masih menggunakan kamera handphone, jadi ya saya hanya menikmati hasil foto mereka saja.

Sejujurnya ada keinginan di dalam hati untuk hunting makro, pada akhirnya saya tahu bahwa ada lensa makro yang bisa dipakai di handphone. Lensa itu dijual dengan tiga buah lensa lainnya, ada lensa wide, lensa fish eye, dan lensa makro. Akhirnya saya bisa mencoba memotret serangga kecil hanya dengan modal kamera handphone saja.

Walau sebenarnya hasilnya kurang memuaskan sih, tapi tetap bisa mendapatkan objek serangga kecil yang saya inginkan. Saat itu saya senangnya bukan main dan hampir tiap hari saya hunting foto serangga di semak-semak. Bahkan sempat ada orang yang bertanya tentang apa yang sedang saya lakukan hehehe, soalnya saya sendirian di semak-semak gitu ya wajar saja ada orang yg curiga wkwkwk.

Selanjutnya alhamdulillah saya memiliki rejeki sehingga saya dapat membeli kamera prosumer coolpix l320. Lebih senangnya lagi di kamera tersebut ada fitur makronya, hasilnya wahhh sudah lumayan bagus lah sob. Alhasil, pada saat itu tepatnya tahun 2015 saya mulai rajin kemana-mana mencari kebon dan semak-semak untuk memotret serangga yang ada di dalamnya.

Berikut adalah beberapa foto serangga yang saya dapatkan.








Kamera prosumer berbeda dengan slr atau dslr. Untuk penggunaannya ya jelas kamera prosumer itu dibuat untuk para pemula fotografi, jadi di dalamnya sudah terdapat banyak fitur dan settingannya juga tidak terlalu rumit. Intinya sih kamera yang saya punya itu memang buat pemula lah, tapi kalau soal kualitas sih ya tergantung tipe dan menurut saya masih kurang bagus dibanding dslr.

Baca juga : Penjual Tisu, Lampu Merah, dan Sebuah Harga Diri yang Tinggi.

Kalau dslr kan bisa kita atur gitu, sedangkan kamera saya ya tergantung fitur yang ada, jadi untuk manual settingnya sangat terbatas. Saya pun untuk memotret makro hanya perlu merubah menjadi mode makro lalu tinggal bidik objek yang saya mau. Supaya hasilnya lebih lembut, biasanya saya menggunakan diffuser buatan yang terbuat dari kardus, tisu, dan kertas karton sebagai penghalang cahaya flash agar tidak terlalu keras ke objek yang saya bidik tersebut. Nah untuk hasil foto diatas itu saya menggunakan diffuser sob.

Oh ya untuk menampung hasil karya saya, selain di facebook saat itu saya juga membuat blog yang khusus membahas fotografi makro. Disitu saya juga kerap berbagi hasil foto makro saya sob.

Sudah Tidak Foto-foto Lagi


Seiring berjalannya waktu, kebon dan semak-semak yang dulu menjadi tempat hunting saya pun sudah berubah menjadi perumahan. Saya tidak memiliki tempat lagi untuk memotret serangga, bahkan serangganya pun sudah pergi entah kemana terusik karena ada manusia yang mengambil paksa rumah mereka.

Di tambah lagi saya sudah tidak memiliki waktu luang karena terlalu sibuk oleh belajar, kebetulan saat itu saya sudah mau UN sob, jadi ya harus fokus belajar.

Karena sudah tidak hunting lagi otomatis saya sudah tidak memiliki stok foto makro yang baru. Karena hal tersebut pun blog yang saya buat menjadi terbengkalai dan pada akhirnya saya meninggalkan hobi foto dan blog saya itu. Sebuah tindakan yang tidak bagus memang, tetapi ya memang saat itu saya begitu adanya.

Ada rasa kangen untuk melakukan hunting foto makro lagi, tapi rata-rata sudah tidak ada kebon, dan kalaupun ada ya jaraknya dari rumah saya sangat jauh. Karena hal tersebut saya jadi malas untuk keluar hunting foto. Sampai detik ini saya belum melakukan hobi fotografi saya lagi, hemmm.

Baca juga : Belajar Hal Baru, Membuat Animasi.

Kangen Makroan Lagi


Kemarin saat saya sedang di pabrik tahu milik orang tuanya Amalia, saya iseng saja dan meminjam handphone Amalia untuk mencoba kameranya. Saya melihat ada mode makro di kamera handphone tersebut dan saya pun mencobanya dengan memotret serangga yang dimana saja ada, yaitu lalat.

Setelah saya lihat hasilnya ternyata lumayan juga sih hehehe. Bisa tidak ya ini handphone saya pinjam buat hunting wkwkwkw.



Setelah melihat hasilnya saya seperti terbawa ke masa lalu. Masa dimana saya harus gatal-gatal tiarap di semak-semak supaya serangga yang ingin saya foto tidak terbang. Masa dimana saya berkeliling mencari tempat untuk makroan bersama teman saya mas Kharis. Saya jadi kangen masa-masa itu.

Entah kapan, tetapi sepertinya suatu saat saya akan mengulang kembali hobi fotografi saya. Jika suatu saat hal itu terjadi, sudah pasti saya akan share di blog ini sob. Jadi, silahkan tunggu saja ya hehehe.

Wassalamualaikum...

2 Comments

  1. Potret om.. jangan berhenti... Fotografi itu sama menyenangkannya dengan blogging.

    Hayuk om... nanti kita bisa hunting bareng di Bogor sambil ngopi... hayuk dong mas Ilham... jangan lepaskan..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Siap pak, ini saya lagi membangun kebiasaan foto lagi menggunakan kamera hape dulu hehehe, semoga suatu saat bisa hunting foto lagi.

      Delete

Silahkan Berkomentar :)