Ceritaku
Ingin Berhenti Mendaki Gunung
Assalamualaikum...
Wassalamualaikum..
Mendaki gunung merupakan kegiatan yang bisa di bilang menguras tenaga, tetapi belakangan ini kegiatan tersebut sedang populer di kalangan remaja. Tujuan orang mendaki juga berbeda-beda, ada yang hanya penasaran saja, ada yang memang ingin menikmati keindahan pemandangan di gunung, bahkan mungkin ada yang mendaki gunung hanya untuk mendapatkan background foto terbaik untuk di upload di sosial media miliknya.
![]() |
Setelah turun dari puncak Kenteng Songo, Gunung Merbabu. |
Tidak ada yang salah, selama tujuannya tidak bernilai negatif itu semua ya sah-sah saja. Toh mereka mendaki juga pakai uang mereka sendiri kan. Diantara sobat pembaca, ada yang suka mendaki gunung atau sekadar pernah sekali dua kali mendaki atau tidak nih?.
Kalau saya sih juga termasuk orang yang suka mendaki gunung, tetapi itu dulu. Sekarang ini saya mencoba untuk tidak mendaki gunung lagi, bukan karena pemandangan di gunung tidak menarik, bukan juga merasa mendaki adalah hal yang melelahkan, melainkan soal teman atau rekan dalam mendaki gunung.
Saya mulai gemar mendaki gunung itu saat masih duduk di bangku SMK. Pendakian pertama dan terakhir di gunung Merbabu pun semuanya saya lakukan bersama teman sekelas saya. Sekian kali kami mendaki bersama dan pada akhirnya saya mengetahui sifat dia yang sebenarnya, pada saat turun gunung Merbabu.
Baca juga : Pengalaman Kehilangan Kunci Motor.
Baca juga : Pengalaman Kehilangan Kunci Motor.
Layaknya dalam melakukan sebuah kegiatan lain, saya dan teman-teman saya pun menunjuk satu orang untuk dijadikan ketua. Ya biasanya ketua itu di pilih dari orang yang sudah berpengalaman dan benar-benar mengetahui informasi untuk ke gunung yang akan kita daki bersama nantinya.
![]() |
Saat ingin turun dari Prau. |
Hal yang harus di pahami dan di terapkan oleh pendaki manapun adalah tentang kebersamaan. Naik bersama-sama, susah senang bersama-sama, dan turun pun bersama-sama. Oke lah kalau soal makan dan minum tidak ada diantara kami yang serakah atau mau enaknya sendiri, semua saling bantu untuk memasak, menyiapkan makanan, tenda, dan lain-lain.
Tetapi ada hal yang membuat saya kecewa dengan teman saya itu. Dia cenderung egois ketika turun gunung, ya dia ketua yang saya maksud itu.
Saya mendaki tidak menggunakan sepatu, hanya menggunakan sandal gunung saja. Salahnya lagi saya tidak melapisi kaki saya dengan kaus kaki, alhasil saat turun gunung Merbabu kaki saya pun lecet dan sangat sakit rasanya. Lama kelamaan tidak hanya bagian kaki yang lecet saja, melainkan lutut saya pun juga terasa sakit, dan saat itu saya sudah sangat sulit untuk berjalan agak cepat.
Kami berempat, dua teman yang di depan saya turun gunung dengan berlari. Sejujurnya saat kaki saya terasa sakit saya sudah bilang ke mereka untuk pelan-pelan saja, awalnya mereka menurut. Entah karena merasa saya terlalu lama atau apa, mereka pun berkata akan menunggu saya di bawah saja dan berlari begitu saja meninggalkan saya dan teman saya di belakang.
Baca juga : Penjual Tisu, Lampu Merah, dan Sebuah Harga Diri yang Tinggi.
Baca juga : Penjual Tisu, Lampu Merah, dan Sebuah Harga Diri yang Tinggi.
Teman saya yang berada di belakang saya pun juga sedang merasa sakit di bagian kakinya. Entah kenapa saat turun gunung Merbabu itu mereka berdua menjadi sangat-sangat egois, mereka bilang ingin mengejar waktu, untuk apa? Toh dibawah mereka juga tetap menunggu.
Mulai saat itu saya memutuskan untuk berhenti mendaki gunung.
Sejujurnya masih ada keinginan untuk mendaki lagi, tetapi saya akan lebih selektif dalam memilih teman mendaki nantinya. Saya tidak ingin ditinggalkan lagi, bahkan saat di Merbabu ada momen dimana saya berjalan sendirian di pinggir jurang. Saat itu saya takut, saya takut akan melihat sesuatu yang tak kasat mata, dan setelahnya bisa saja hal buruk menimpa saya. Tapi alhamdulillah saat itu saya baik-baik saja.
![]() |
Eksis meski sedang lelah. |
Saat sampai di basecamp dan bertemu mereka berdua, saya pun benar-benar marah. Bahkan sebelum puasa saya pernah diajak naik atau mendaki gunung lagi, tetapi saya menolaknya.
Saya tidak ingin menceritakan sifat buruk teman saya disini, tetapi tulisan ini hanya bentuk kekecewaan saya saja kepadanya, dan semoga bisa menjadi pelajaran buat sobat semua. Mendaki gunung bukanlah perkara mudah, salah-salah bisa nyawa taruhannya. Hendaklah untuk selalu mematuhi peraturan yang ada di setiap gunung, jangan berperilaku takabur, dan jangan sekali-kali meninggalkan teman mendaki.
Karena itu sangat berbahaya. Naik bersama, turun juga harus bersama-sama. Bahkan seharusnya kita selalu saling bertanya tentang kondisi masing-masing, supaya bisa memperkirakan kapan berhenti untuk istirahat dan kapan melanjutkan pendakian.
Untuk saat ini saya akan berhenti mendaki gunung, tetapi tidak menutup kemungkinan untuk mendaki lagi di kemudian hari. Yang pasti rekan atau teman mendaki saya tidak lagi dengannya, saya akan lebih pilih-pilih lagi untuk kedepannya.
Kalau sobat sendiri pernah mengalami hal seperti saya atau tidak? Tulis di kolom komentar ya. Terimakasih karena sudah membaca, silahkan ambil nilai positif dari tulisan ini dan bila ada negatifnya tentu jangan di ambil. Selamat malam dan selamat beristirahat sob.
Wassalamualaikum..
2 Comments
Saya belum pernah mendaki gunung mas. Tapi yg lg happening banget sekarang ada pendaki yg hilang di puncak piramid belum ketemu. Kabarnya dia seperti mendahului rombongannya saat turun. Tapi malah tidak sampai di tempat tujuan.
ReplyDeleteDari situ saya setuju kalau mendaki gunung tidak boleh sendiri dan tidak boleh egois meninggalkan teman.
Kunjungan pertama saya, salam kenal mas
Saya baru ke puncak gunung Andong mas hehehe
ReplyDeleteDulu waktu lulus SMA pernah berempat naik gunung Slamet, tapi ada satu orang yg egois, kebetulan dia fisiknya paling kuat, dia penginnya jalannya cepat2. Akhirnya satu teman yg badannya gendut nggak kuat dan muntah2 di jalan. Akhirnya gagal deh diganti nginap malam itu di kebun jagung milik petani.
Jadi kesipulannya saya sangat setuju kekompakan sangat penting, apalagi naik gunung resikonya tinggi, nyawa bisa jadi taruhannya
Silahkan Berkomentar :)