Assalamualaikum...





Sabtu kemarin akan menjadi hari yang selalu saya ingat. Hari dimana untuk pertama kalinya saya melakukan sebuah pekerjaan yang bisa dibilang cukup berat. Sangat melelahkan, tapi setelahnya berakhir dengan senyuman.


-


Setiap pagi saya memiliki kebiasaan untuk berolahraga, entah bersepeda ataupun berlari. Tapi selayaknya manusia kebanyakan, rasa jenuh dalam diri saya pun muncul perlahan dan membuat saya enggan untuk berolahraga di Sabtu kemarin.


Ditengah-tengah rasa bosan, bapak saya pun bertanya "mau ikut ngecor rumah tetangga ngga? Lumayan nanti upahnya buat nambah-nambah uang jajan", tanpa pikir panjang saya pun langsung menjawab "mau" pada saat itu.


Saya memang belum pernah ikut ngecor atau melakukan pekerjaan yang biasa dilakukan tukang bangunan, tapi saat itu saya berpikir agaknya hal tersebut menarik dan bisa dijadikan pengalaman.


Bapak pun menyuruh untuk segera bersiap-siap, karena pada pukul 8 pagi, kami atau orang-orang yang hendak membantu pengecoran harus segera berkumpul di lokasi rumah yang akan dibuat dua lantai.


Singkat cerita saya pun sudah sampai di lokasi. Disana sudah ramai para tukang dan tetangga yang hendak membantu pengecoran, kalau dihitung-hitung sih mungkin ada sekitar 15 orang lebih.


Tak lama saya sampai, pengecoran lantai dua rumah yang akan dibangun pun dimulai.


Pengerjaannya terbagi menjadi tiga bagian, ada kelompok orang yang bertugas menyiapkan bahan-bahan untuk diadon pada mesin pencampur atau yang biasa kita sebut molen. 


Ada yang bertugas menyiapkan adonan semen yang telah jadi kedalam ember-ember yang nantinya secara estafet diberikan kepada orang yang berada di lantai dua rumah tersebut.


Dan yang terakhir, ada kelompok orang yang memang terdiri dari tukang bangunan asli yang membuat rumah tersebut. Tugasnya adalah melakukan pengecoran di lantai dua, karena memang hanya merekalah yang mengerti dan para tetangga atau orang awam hanya mengerjakan tugas untuk menyiapkan bahan-bahan saja dibawah.


Kalau saya sendiri sih bagian yang mengoper ember-ember berisi adonan semen secara estafet ke sesama pekerja yang lainnya.


Terlihat sangat mudah memang pekerjaannya, toh hanya mengoper ember berukuran sedang yang berisi semen. Tapi seiring berjalannya waktu, tenaga saya pun semakin terkuras. Belum lagi rasa pegal yang muncul di punggung akibat terlalu sering menunduk untuk mengambil ember-ember yang berisi semen tersebut.


Pada pukul 11.30 pengerjaan pun dihentikan sejenak untuk memberikan waktu istirahat pada semua pekerja dan akan dilanjutkan kembali pada pukul 12.30. Kemudian nasi bungkus dibagikan sebagai jatah makan siang para pekerja.


Kebanyakan dari mereka memilih untuk langsung makan ditempat, tetapi saya diajak bapak untuk makan dirumah saja sekalian membersihkan diri untuk melaksanakan shalat zuhur nantinya.


Saya merasakan perih dibagian kaki dan tangan, mungkin ada yang lecet. Tapi yang lebih tidak enak dari itu semua adalah rasa pegal dan sakit pada bagian pinggang dan punggung.


Sakitnya itu sampai membuat saya kesulitan untuk menunduk, terutama ketika hendak mengambil air wudhu.


Jujur saja saya sempat ingin menyerah dan berhenti saat itu, beristirahat dirumah agaknya akan jauh lebih nyaman dengan kondisi saya sekarang. Tapi akhirnya hal itu tidak saya lakukan, saya memilih menuntaskan pekerjaan, toh itu memang tanggung jawab saya.


-


Setelah makan, shalat, dan istirahat saya pun kembali bekerja. Disela-sela waktu bekerja rasa pegal pun semakin menjadi-jadi, tapi saya tidak terlalu mempedulikan hal itu karena saya sudah berniat untuk menyelesaikan pekerjaan ini.


Alhamdulillah pada pukul 15.45 pekerjaan pun selesai. Lega rasanya, dan setelah itu saya menerima hal yang paling manis dari itu semua, yaitu upah pekerja.


Saya bersyukur sekali bisa ikut melakukan pengecoran, saya bisa tahu bagaimana rasanya menjalani pekerjaan yang biasa dilakukan tukang bangunan. Ya walau hanya sehari saja sih.


Saya mendapat banyak pelajaran. Di masa-masa sulit seperti sekarang ini, asalkan ada peluang untuk mencari uang lakukan saja, jangan berpikir dua kali untuk mengambil sebuah pekerjaan. Asalkan pekerjaan tersebut halal dan jauh dari apa-apa yang Tuhan larang.


Itulah sob, sedikit cerita dari saya yang memang baru pertama kali melakukan pekerjaan berat yang biasa dilakukan oleh para tukang bangunan.


Setiap profesi itu baik, setiap pekerjaan itu istimewa, jangan hanya melihat suatu pekerjaan dari mudah atau gampangnya, tapi apapun pekerjaan yang dilakukan tanpa melanggar ketentuan agama itu tetaplah mulia.


Wassalamualaikum...

4 Comments

  1. Saya pernah mas merasakan ngecor. Waktu itu mau bikin dak di rumah dan garasi. Karena butuh tenaga banyak dan untuk menghemat baiaya, saya dan adik-adik ipar ikutan juga.

    Hasilnya, ya seperti yang mas Ilham rasakan. Pinggan sakit. Punggung kaku dan pegal.

    Tangan terkelupas semua karena kena semen dan juga tergesek-gesek. Setelah itu terkapar beberapa hari karena kecapean..

    Hahaha..

    Semangat mas..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wahh iya pak, semangat terus juga buay pak Anton.

      Delete
  2. Wow saya enggak kebayang, jadi ikut prihatin sama rasa pegel-pegel dan encok punggungnya. Btw saya suka quotes terakhir mengenai pekerjaan :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hehehe iya semingguan baru bener-bener sembuh nih encoknya hehehe.

      Delete

Silahkan Berkomentar :)