Assalamualaikum...

Halo sobat My Blog My Daily, apakabar kalian semua? Semoga sobat semua sehat-sehat saja ya. Di malam ini saya ingin bercerita sedikit tentang sebuah binatang yang sebenarnya ukurannya jauh lebih kecil daripada saya, tetapi sukses membuat saya geli.

Sepertinya semua orang memiliki ketakutan atau geli terhadap salah satu hewan. Misalnya saja saya punya teman yang sangat takut dengan kodok, kodok cuma lompat lewat di depan dia saja dia hebohnya kaya sedang kebawa banjir. Teriakannya mengalahkan suara dari Valentino jebret si komentator bola.

Ah iya saya jadi ingat dengan salah satu peristiwa sewaktu saya kecil dulu. Jadi saya tuh punya teman dekat namanya Damar, saya sangat dekat dengannya, bisa dibilang sih sahabat gitu lah (tapi sekarang sudah sibuk masing-masing) sedih.

Dulu sewaktu kecil hampir tiap hari saya dan Damar bermain bersama. Terkadang saya yang main kerumahnya Damar, kadang juga Damar yang gantian berkunjung kerumah saya. Tidak jauh-jauh si, pasti yang dimainkan ya Ps1, karena memang sewaktu saya kecil tuh Ps1 lagi booming gitu lah.

Tidak seperti sekarang yang sudah banyak rumah, dulu daerah tempat saya tinggal tuh masih banyak kebon dan sawah, jadi ya masih banyak serangga dan hewan-hewan kecil gitu deh. Damar ini paling takut sama yang namanya siput atau keong gitu, yang tubuhnya lembek-lembek berlendir sob.

Kebetulan waktu hari itu tuh lagi musim hujan, nah biasanya saat musim hujan tuh hewan kaya siput bakalan keluar dari tempat persembunyian mereka, selain katak yang tak henti-hentinya berkata "kung kong" berharap hujan terus menerus. Saya tidak tahu bunyi katak kalau dituliskan seperti apa, tapi kata "kung kong" itu merupakan jawaban dari temannya Faris ketika menjawab soal di lks SD nya dulu.

Eh jadi keluar topik ya, sorry sorry.

Nah jadinya diwaktu itu Damar lagi main kerumah saya. Kebetulan rumah saya ini banyak pohonnya dan tentu saja siput sangat suka dengan tempat yang lembab dan rimbun gitu, maka dari itu saya dan siput sudah sangat akrab, ya walau mereka hanya merambat di halaman rumah saja sih.

Saat asik sedang bermain Ps1, bapak saya berkata bahwa sandalnya si Damar ada siput diatasnya. Otomatis Damar pun langsung berlari menuju teras rumah saya dan melihat sendal miliknya itu. Setelah tahu, ia pun langsung ketakutan.

Akhirnya saya pun berinisiatif untuk menyingkirkan siput tersebut dari sandalnya. Ya gitu deh, saya mah orangnya setia kawan dan rela menolong (bohong deh, kalau tidak ada bapak saya mah sudah pasti Damar saya takut-takutin tuh).

Setelah siput tersebut berhasil saya singkirkan dari atas sandalnya, ternyata Damar masih saja ketakutan. Bahkan karena di sandalnya ada bekas lendir siput ia pun jadi tidak mau memakai sandalnya lagi. Damar langsung berlari pulang tanpa mengenakan sandal.

Ya, sandal miliknya ia tinggalkan dirumah saya begitu saja. Melihat hal itu saya pun ketawa ngakak saja.

Kalau saya sendiri sih jujur saja saya ini takut dan geli sama ulat. Entah itu ulat bulu, yang tidak ada bulu, ataupun ulat-ulat lainnya. Pokoknya yang kecil, lonjong, dan suka uget-uget gitu saya pasti bakal ngerasa geli sendiri kalau ngeliat.



Bersama ulat, saya pernah mengalami peristiwa yang cukup menggelikan.

Jadi seperti yang sudah saya katakan sebelumnya, daerah tempat tinggal saya dulu tuh masih banyak kebon dan sawah. Ilalang dan rumput-rumput masih sangat banyak dan tinggi, sebenarnya ngeri juga sih kalau ada ular, tapi tetap saja dulu saya sewaktu kecil bersama teman saya suka bermain di tempat seperti itu.

Dulu di samping rumah tetangga saya ada sebuah jalan kecil yang sering saya lewati ketika hendak pergi kerumah teman saya yang bernama Tiara. Sebenarnya itu rerumputan sih bukan jalan, hanya karena saya sering lewat situ jadinya ya saya anggap itu jalan hehehe.

Jalan pribadi saya.

Waktu itu saya sedang berlari di jalan itu menuju rumahnya Tiara. Sambil berlari saya pun merentangkan tangan dan menyentuh rerumputan disitu. Tiba-tiba saja saya merasa bahwa tangan kanan saya menyentuh sebuah benda yang lembek-lembek gitu.

Sumpah ini saya merinding banget nyeritainnya.

Setelah merasakan bahwa ada sesuatu di tangan yang terasa lembek, saya pun penasaran dan berhenti untuk melihat benda apakah itu. Ternyata eh ternyata yang saya pegang itu ulat botak sob, bukan ulat bulu.

Ulat tersebut berwarna hijau dan cukup besar, mungkin ukurannya sama dengan jempol tangan saya. Dengan sigap saya pun langsung melemparnya dan berlari sekencang mungkin sembari bergidik geli, sumpah geli banget sob pas itu tuh.

Untungnya sih saya bukanlah orang yang suka berteriak meski memegang hewan yang menakutkan bagi saya pribadi. Tidak seperti ibu saya yang selalu teriak ketika melihat cicak hehehe, ups maaf mah saya jadi ceritain deh disini hehehe.

Karena hal itu saya jadi lebih agak takut dan geli dengan ulat. Pokoknya kalau melihat pohon atau tempat apapun yang ada ulatnya lagi uget-uget, sebisa mungkin saya menjauh sejauh-jauhnya, kalau bisa ya mengambil langkah seribu alias kabur bin lari.

Ya itulah cerita saya tentang hewan atau binatang yang saya takuti. Kalau sobat sendiri, binatang yang sobat takutin itu apa sob? Tulis di kolom komentar ya.

Wassalamualaikum...

2 Comments

  1. sama mas, lihat gambar di ats aja saya udaah geli banget. saya paling benci samaa ulat.pokonya kalau lihat ulat saya bisa merinding, terpaku trus kalau udah sadar menjauh kabur...
    paling parah kalau musim ulat saya bakalan nangis sambil gemeteran

    ReplyDelete
    Replies
    1. Untung di tempat saya ga ada musim ulat hehehe

      Delete

Silahkan Berkomentar :)