Assalamualaikum...



Pagi ini di beberapa grup whatsapp ada sebuah foto yang menampilkan sebuah surat edaran mengenai akan adanya pemadaman listrik di daerah tempat tinggal saya. Disitu tertulis akan dilakukan pemadaman listrik mulai dari pukul 10 pagi sampai 2 siang. Tapi alhamdulillah sih sampai jam segini listrik belum mati, semoga saja tidak jadi hehehe.

Tapi saya tetap was-was nih. Untungnya bak dan kolam di kamar mandi semuanya sudah terisi penuh dengan air, handphone juga sudah di cas, itu sih yang paling penting.

Sesuai judulnya, jadi saya ingin bercerita tentang mi instan sob. Menurut saya makan mi instan itu mending di rumah saja, kalau di warung pinggir jalan atau di warung di dalam kampus itu rasanya sayang gitu. Sayang? Iya sayang uangnya, bukan sayang sama kamu.

Layaknya kampus pada umumnya, di dalam kampus tempat saya menimba ilmu pun terdapat kantin. Kantin yang ada di kampus saya pun menjual berbagai macam makanan, minuman, dan juga beberapa peralatan kebutuhan mahasiswa. Intinya ya tidak hanya sesuatu yang bisa di konsumsi saja, tempat fotokopi pun juga tersedia.

Meski di kantin itu ada nasi padang, nasi yang biasa di warteg, makanan yang di sediakan secara prasmanan, soto, ketoprak, mi ayam, seblak, dan juga bakso, tetapi hanya dua jenis makanan yang saya favoritkan. Ya, meski beragam, saya hanya sering membeli soto ayam dan juga ketoprak. Jika kedua makanan itu sedang habis atau tidak jualan karena abangnya sedang umroh, maka saya lebih memilih untuk tidak makan.

Aneh ya? Entah, tapi saya rada malas saja untuk makan makanan yang lainnya selain dua itu. Untuk soto ayam dengan nasi di kantin kampus saya itu harganya 10.000, sedangkan ketoprak 9.000. Cukup murah dan yang terpenting adalah enak dan bikin kenyang, itu yang paling penting bagi mahasiswa hehehe.

Tetapi ada kalanya saya merasa bosan dengan ketoprak dan soto ayam, ingin mencoba sesuatu selain dua itu. Suatu hari saya sedang ingin makan mi instan, oh ya sob jadi saya tuh kalau di kantin suka nongkrongnya di warung seblak. Warung tersebut tidak hanya menjual seblak sih, mi instan juga ada di warung itu. Karena saat itu saya ingin mi instan, sebelum memesan saya bertanya dulu harganya kepada teman saya yang sering makan mi instan di warung seblak itu.

Ternyata eh ternyata harganya itu 8.000, mi nya satu di tambah dengan telur dan beberapa potong sayuran. Menurut saya itu mahal sih, lumayan mahal. Alhasil saya tidak jadi untuk memesan mi instan dan mulai saat itulah saya berpendapat bahwa kalau mau makan mi instan ya mending di rumah saja.

Kalau makan mi instan di rumah dengan uang 8.000 itu mi nya bisa dapat dua dan telur satu. Kalau di rumah ada stok telur pun jadi kembali 2.000 dan bisa di pergunakan untuk membeli dua buah kerupuk. Karena kalau di daerah saya satu bungkus indomie itu sekitar 3.000, karena itulah saya rasa cukup mahal kalau makan mi instan di kantin kampus. Bagi saya juga kalau makan mi instan satu mah tidak kenyang hehehe.

Menurut saya kalau kita sedang di warteg atau kantin kampus mending ya makan nasi sekalian. Kenyang, kalau mi instan seperti di kantin kampus saya 8.000, hanya beda seribu dengan ketoprak yang terbuat dari lontong dan tentu saja kalau itu mah sudah pasti bikin kenyang.

Itulah kenapa menurut saya kalau mau makan mi instan ya mending di rumah saja. Oh ya ini mi instan seperti indomie dan kawan-kawan ya, bukan mi ayam, kalau itu mah beda lagi. Apakah sobat juga sependapat dengan saya? Tulis di kolom komentar ya. Terimakasih karena sudah membaca dan sampai jumpa di tulisan berikutnya.

Wassalamualaikum...

4 Comments

  1. Tapi kadang2 tuh mie instan buatan orang lebih enak. apalagi kalo gratis. hashtag mie instant for life. hehehehe

    ReplyDelete
  2. Saya sebenarnya penasaran, katanya mie instan abang-abang itu enak hahaha. Saya pribadi kalau lagi ingin makan mie ya masak di rumah. Nggak pernah yang sampai niat cari di abang-abang. Mungkin karena di kota saya juga nggak semudah kota lain dalam menemukan abang-abang penjual mie instan :P

    ReplyDelete
  3. wa'alaikumussalam,
    sama, lebih memilih untuk masak mi instan sendiri di kost daripada beli walau pas lagi mager kadang khilaf sih.. pernah saat menjadi maba sok2an pesan mi instan dengan harapan harga bakal terjangkau, eeh ternyata oh ternyata tidak sesuai ekspektasi donk wkwkm

    ReplyDelete
  4. Anehnya kalo udah sampe tempat makan di manapun, kalo nggak selera liat menu nya pasti ujung2nya pesen mi instan juga hahaha

    ReplyDelete

Silahkan Berkomentar :)