[Syair] Sebuah Tanya

Sebuah Tanya

Karya Cucu Setiawati

@rahsetiia

Apakah pagi selamanya milik sang mentari
dan malam selamanya milik sang rembulan?
Bagaimana keduanya bisa tetap menggenggam bahagia
padahal mereka hanya beriringan tanpa bergandengan?

Lalu dimanakah letak kebahagiaan bagi keduanya?
Adakah kebahagiaan mereka yang tak berkedokkan kepura-puraan?
Ternyata mereka sudah lebih dulu menyadari, ada yang tak bisa dipaksakan.
Mereka mengakui, ada yang tak bisa di hindarkan.
Sebut saja kuasa Tuhan.

Mereka tak bisa mengelak.
Karena takdir-Nya bersifat mutlak.
Meski mereka lantang berteriak.
Tetap saja kehendak-Nya tak dapat diganggu gugat.

Pada akhirnya mereka hidup dengan porsinya masing masing,
tanpa mencipta bising satu sama lain.
Meskipun mereka berhak menyuarakan kebahagiaan,
sayangnya, untuk hidup bersama bukan menjadi pilihan.

Lalu apa yang harus diresahkan?
Bukankah tak seharusnya kita mempersulit jalan terbaik yang Tuhan suguhkan?
Maka kita tak perlu memaksakan
segala belenggu ketidak mungkinan untuk menjadi kenyataan.

Kuncinya hanya menerima.
Karena kita hidup dalam kuasa-Nya.
Yakinlah, akan ada banyak kebahagiaan
setelah kau banyak menginvestasikan kesabaran.
Bahkan kau akan menertawakan setiap luka yang pernah menyapa.

Syukuri.
Setidaknya langit masih memberi jeda di antara keduanya.
Bukan untuk saling memiliki seutuhnya.
Bukan untuk bekerja sama melawan kodrat-Nya.
Bukan pula untuk lari dari setiap nyata yang ada.
Namun untuk saling menerima setiap ketetapan-Nya.
Belajar menerima dengan begitu rela.
Bukankah energi cinta akan tetap mengalir tanpa ruang dan waktu?
Maka percayalah,
kau akan tetap bahagia tanpa harus menembus setiap batas ketentuan Tuhan-Mu.