Opini
Mencoret Baju Seragam Setelah Lulus, Boleh atau Tidak?
Assalamualaikum...
![]() |
Sumber gambar : tribunnews.com |
Apa yang ada di benak sobat semua tentang tradisi corat-coret baju seragam sekolah yang dilakukan para siswa setelah lulus? Apakah itu termasuk kegiatan yang negatif atau sobat termasuk orang yang tidak terlalu mempermasalahkan hal tersebut?. Jika melihat siswa yang mencoret baju seragamnya ketika dinyatakan lulus, sudah pasti akan banyak yang menyayangkan hal tersebut. Akan ada yang berkata "Lebih baik bajunya di kasih untuk adik kelasnya." Seperti itulah kira-kira.
Pertanyaannya, "Apakah adik kelas tersebut mau menerima baju bekas?" Jika iya adik kelas itu mau menerimanya tentu itu bagus, tetapi jika tidak ya tentu akan sama saja. Lalu, apakah boleh seorang siswa melakukan kegiatan mencoret baju setelah lulus?.
Kalau pertanyaan tersebut di layangkan kepada saya maka saya akan menjawab boleh. Ini hanya pendapat saya saja, jika sobat merasa tidak setuju dan semacamnya silahkan tinggalkan komentar.
Kenapa saya berkata hal tersebut boleh dilakukan? Tidak, saya bukan termasuk bagian dari mereka yang mencoret baju seragam. Bahkan baju seragam saya masih bersih tersimpan di dalam lemari, untuk adik saya? hemmm sepertinya tidak. Adik saya sekarang sudah masuk SMP dan itu pun tubuhnya sudah lebih besar dari saya, jadi ya tidak akan mungkin dipakai olehnya.
Baca juga : Tanpa Indikator Waktu.
Baca juga : Tanpa Indikator Waktu.
Ini pendapat saya saja dan ada beberapa hal yang membuat saya berpendapat bahwa itu boleh dilakukan.
- Jika baju seragam itu di belikan oleh orang tua atau siapapun itu, hendaklah mereka mengetahui atau sudah mendapat ijin dari mereka bahwa baju seragam tersebut akan di coret-coret. Jika tidak, ya tentu saja hal tersebut tidak boleh dilakukan.
- Kegiatan mencoret baju boleh saja dilakukan jika tidak merugikan diri sendiri dan orang lain. Terkadang hal tersebut di barengi dengan kegiatan konvoi yang ugal-ugalan dan menimbulkan keresahan masyarakat. Pesta miras, merokok, dan bisa saja seks bebas mewarnai kegiatan mencoret baju seragam itu. Jika memang itu semua murni hanya kegiatan mencoret baju seragam, ya itu tidak apa-apa. Tetapi jika ada kegiatan negatif yang ikut di dalamnya, entah itu merugikan diri sendiri atau orang lain, tentu saya dengan tegas berkata bahwa kegiatan mencoret baju tidak boleh dilakukan.
- Baju tersebut nyatanya adalah milik mereka, apapun yang ingin mereka lakukan dengan baju tersebut tentu tidak sepatutnya kita larang. Tetapi seperti pada poin kedua, jika hal tersebut ada negatifnya tentu kita harus melarang dengan tegas.
- Hendaknya mencoret baju seragam di lakukan setelah ada pengumuman kelulusan yang jelas. Jika belum lulus, hal tersebut tentu tidak boleh dilakukan. Karena kalau nantinya dinyatakan tidak lulus, sudah pasti siswa tersebut malah membeli baju seragam lagi kan?.
Silahkan sobat sampaikan pendapat sobat pribadi terkait hal ini.
Tetapi, saya memang berkata bahwa itu boleh dilakukan dan saya tidak membenarkan tindakan mencoret baju itu sob. Saya memang berpendapat bahwa kegiatan mencoret baju boleh saja dilakukan, tetapi saya tidak membenarkan itu. Saya memandang bahwa kegiatan tersebut adalah bentuk kebahagiaan dan tentunya akan dilakukan secara hura-hura dan senang-senang, walau tidak negatif.
Tetapi akan lebih bijak jika dinyatakan lulus seorang siswa hendaknya mengucap syukur kepada sang pencipta. Setelahnya dilanjutkan dengan lebih ditingkatkannya lagi kualitas dan kuantitas ibadah, untuk itu saya berpendapat bahwa itu boleh tetapi tidak sepenuhnya benar.
Baca juga : Ingin Berhenti Ngeblog? Jangan Lupa Kabari Pembaca.
Kembali lagi kepada siswa itu masing-masing dan tentu saja peran orang tua sangat penting terkait hal ini. Tidak hanya orang tua, pihak sekolah juga memiliki peran yang penting.
Daripada di larang untuk mencoret baju seragam, bagaimana jika sekolah yang mengadakan hal tersebut? Tentu dengan begitu siswa yang telah lulus akan mudah di pantau bukan?. Dengan begitu, kegiatan seperti ugal-ugalan dan semacamnya mungkin tidak akan hilang, tetapi bisa jadi akan berkurang.
Ini hanya pendapat saya saja. Jika saya salah, berarti saya memang masih seorang manusia bukan? Silahkan berkomentar.
Wassalamualaikum...
5 Comments
Gw juga dulu gak nyoret baju gw. Sedangkan semua temen gw nyoret bajunya semua. Kenapa bisa? Karna gw gak masuk pas kelulusan, wkwkwk
ReplyDeleteJiahhh yaiyalah bang orang kaga masuk.
DeleteSaya tidak sependapat perayaan kelulusan dgn mencoret baju seragam. tidak sedikit siswa lain yg butuh baju seragam tapi tak punya uang untuk beli
ReplyDeleteYap, saya hanya merasa hal tersebut boleh dan saya pun tidak membenarkan kegiatan tersebut bang.
DeleteBuat saya sendiri, bukan sebuah masalah kalau nanti si kribo kecil lulus SMA dan kemudian ia mencorat coret bajunya bersama dengan teman-temannya.
ReplyDeleteBisa dimengerti perasaan bahagia, lepas, dan kegembiraan di dalamnya. Apalagi setelah melalui 3 tahun yang penuh dengan perjuangan dan lika likunya, terkadang sebuah pelepasan perlu dilakukan dan bisa dimengerti. Bagaimanapun manusia perlu mendapatkan ruang untuk mengekspresikan dirinya dalam berbagai bentuk.
Terserah lah kalau orang lain menilai bahwa itu adalah pekerjaan sia-sia, tetapi sebagai orangtua, saya akan mempersilakan anak saya untuk bisa bebas mengekspresikan kegembiraannya dengan caranya. Saya akan bilang kepadanya, EGP saja sama apa yang dikatakan orang lain atau segala teori soal mubazir atau tidak. Itu urusan saya dan dia, bukan urusan orang lain untuk memberi perintah.
Selama saya sebagai orangtuanya bisa menerima, saya akan bilang, kalau ada yang mencibir karena itu, bilang "Urusan-urusan gue, kenapa elu yang ribut".
Mencorat coret baju seragam tidak melanggar hukum dan oleh karenanya, kalau si kribo memutuskan untuk melakukannya, saya akan memberikan ruang untuk itu. Meski bukan orang kaya, tetapi saya pikir harga satu baju seragam tentunya tidak sebanding dengan perasaan gembira yang didapatnya bersama dengan teman-temannya.
Silahkan Berkomentar :)