Assalamualaikum...




Kemarin Aku berlari di lapangan Prima Harapan Regency, Bekasi Utara. Aku berlari bersama Amalia. Sebenarnya ini merupakan kegiatan rutin yang sering kami lakukan berdua, tentu pada waktu dulu, pada saat kami masih menjadi teman. Tetapi untuk sekarang, ini kali pertama kami berlari lagi di Sabtu pagi.

Kenapa kami memilih hari Sabtu untuk berlari? alasannya adalah karena Amalia itu kuliah mengambil kelas karyawan di hari Minggu, jadi pada hari Minggu ia berangkat kuliah ke Jakarta dan tidak memungkinkan untuk berlari terlebih dahulu.

Pagi hari waktu yang baik untuk berlari


Aku berpendapat bahwa waktu yang terbaik untuk berlari adalah saat pagi hari. Saat pagi udara masih sangat sejuk dan bahkan cenderung terasa dingin di tubuh, polusi pun masih jarang jadi udara di sekitar masih sangatlah bersih dan sehat. Kondisi seperti itu memberikan rasa nyaman ketika Aku melakukan kegiatan berlari.

Aku memiliki pendapat seperti itu bukan berarti Aku sering melakukan kegiatan berlari di pagi hari. Aku bahkan jarang berlari pagi, Aku lebih sering melakukan kegiatan berlari itu di sore hari. Alasannya adalah rasa malas dan badan masih terasa lemas setelah bangun tidur, maka dari itu Aku lebih menyukai berlari di sore hari.

Kemarin Aku mulai berlari pada pukul tujuh, Aku agak terlambat karena sebelum berlari Aku mengantar Adikku sekolah terlebih dahulu dan jarak rumahku dengan rumah Amalia cukup jauh, mungkin memakan waktu sekitar lima belas menit. Ya, Aku memang selalu menjemput ia ketika ingin berlari pagi di Prima.

Sebelum berlari, Aku dan Amalia melakukan strecthing terlebih dahulu agar otot tidak kaku dan terhindar dari cedera nantinya. Melakukan hal tersebut sebelum berlari sangatlah penting, terlebih jika kita berlari di pagi hari. Karena pada saat pagi otot cenderung masih kaku.

Setelah strecthing, kami pun tidak langsung berlari melainkan berjalan terlebih dahulu. Aku biasanya berjalan hanya satu putaran lapangan lalu langsung berlari, tetapi pada hari ini Aku memutari lapangan sebanyak tiga kali dengan berjalan, dan setelah itu Aku mulai berlari.

Bertemu kakek tua yang kuat


Ketika Aku dan Amalia sedang berjalan, Aku melihat ada Kakek-kakek yang sudah sering Aku temui ketika Aku berlari di lapangan itu. Aku belum tahu nama Kakek tua itu karena entah kenapa Aku merasa tidak terlalu penting untuk menanyakan namanya. Yang jelas Aku mengetahui bahwa ia adalah Kakek tua paling kuat yang pernah kutemui, khususnya dalam urusan berlari.

Kakek ini memiliki tinggi lebih rendah dibanding Aku, mungkin sekitar 163cm. Rambutnya panjang sebahu dan telah memutih sempurna, keriput telah nampak sekali di wajahnya, mungkin jika orang melihatnya pertama kali mereka tidak akan berpikir bahwa Kakek ini sangat kuat dalam berlari, Akupun berpikir begitu saat pertama kali melihatnya.

Setelah Aku dan Amalia selesai berjalan tiga putaran, kami pun langsung berlari dan Amalia berhenti ketika sampai di putaran kedua, sedangkan Aku masih lanjut berlari. Kemudian Akupun berlari bersama Kakek tua tersebut, yang kini Aku mengetahui bahwa ia berusia 66 tahun.

Kakek itu berlari dengan kecepatan lari yang stabil, tidak terlalu kencang dan juga tidak pelan. Jujur saja Aku harus bersusah payah mengimbangi laju larinya, sudah kubilang dibalik fisik yang tak lagi muda ia memiliki kekuatan fisik yang diatas rata-rata.

Selama berlari kami tidak saling diam, bahkan kami saling mengobrol dan bercanda. Kakek tua pun sering memberikan wejangan kepadaku yang memiliki hobi berlari, ia menyarankan Aku untuk ikut sekolah atlit saja karena mengetahui bahwa umurku yang masih 19 tahun ini. Tetapi Aku hanya menjawab "iya" dari sarannya, sungguh tak terpikirkan olehku untuk ikut sekolah atlit dan menjadi seorang atlit nantinya.

Kakek tua bercerita bahwa ia sering mengikuti lomba marathon saat usianya masih muda. Bahkan ia sempat mengikuti lomba ultra marathon yang mana jarak berlarinya itu sejauh 600 kilometer, sungguh menakjubkan menurutku. Tak terbayangkan olehku berlari hingga ratusan kilometer seperti itu, sudah pasti berhari-hari ia berlari dan mungkin saja ada saat dimana kekuatan fisik telah mencapai batasnya.

Sprint 3x100 meter


Terlalu seringnya mengobrol sampai Aku lupa sudah berapa putaran Aku berlari. Sepertinya sudah sepuluh putaran lebih. Kemudian, Kakek tua pun berhenti dan Aku ikut berhenti. Beliau bilang untuk berlarinya cukup dan akan dilanjut dengan berlari sprint sejauh 100 meter yang dilakukan sebanyak tiga kali.

Untuk urusan berlari cepat atau sprint beliau memanglah jagonya. Terbukti ketika Aku berlari cepat dengannya sebanyak tiga kali, ia selalu memimpin di depan dan Aku tak pernah berhasil mengalahkan kecepatan berlarinya.

Selesai melakukan sprint, Kakek tua kembali memberikan wejangan kepadaku dan ia juga mempraktekkan beberapa cara berlari yang benar dan bagaimana cara agar menambah kelajuan dalam berlari. Sungguh banyak ilmu yang akan kudapat ketika Aku berlari bersamanya.

Aku kagum kepadanya, di usia senjanya ia masih aktif berolahraga dan bahkan kekuatan fisiknya lebih kuat dariku, lebih kuat dari remaja seusiaku. Jujur saja Aku merasa malu terhadap diriku yang masih muda tetapi kadang masih ada rasamalas untuk melakukan olahraga. Aku ingin sepertinya. Ketika nanti Aku telah memasuki usia tua, semoga saja kondisi fisikku masih dapat kuat sepertinya, semoga saja.

Terima kasih Kakek tua yang suka berlari di Prima yang Aku tak tahu namanya. Semoga Kakek diberikan kesehatan selalu oleh Allah supaya bisa terus melakukan kegiatan sehari-hari, terutama berlari. Mungkin suatu saat kita akan bertemu lagi, saat itu kupastikan kecepatan berlariku telah mengalahkan kecepatan berlari Kakek.

Wassalamualaikum...

0 Comments