Assalamualaikum...

Halo sobat semua, apa kabar kalian? rasanya udah lama banget saya nggak nyapa kalian semua lewat blog ini. Kali ini saya hadir lagi nih, spesial karena saya baru bisa ngepost lagi makanya saya suguhin cerpen horor lagi buat pembaca setia blog ini :). Ini merupakan cerpen horor kedua saya, kasih komen ya sob. Semoga suka dengan cerpennya :).

Nenek tua di pohon besar

Detak jantungku semakin terasa kencang, seiring dengan itu aku pun mencoba untuk berlari secepat yang aku bisa. Peluhku mulai bercucuran di dahi. Nafasku terengah-engah namun tidak ada sedetikpun waktu bagiku untuk beristirahat di tempat ini. Ku lirik kebelakang, nampaknya makhluk tersebut masih mengikutiku hingga di lorong ini, kupacu kakiku untuk berlari lebih cepat lagi. Ku ambil jalur kiri yang menuju kelas 9b, kubuka pintunya lekas masuk ke dalam dan segera menutupnya rapat-rapat. Ku berdiri bersandar di balik pintu kelas 9b hanya bisa berharap semoga makhluk tersebut tidak dapat menemukanku disini. Ku pejamkan mata dan mencoba mengingat beberapa waktu terakhir sebelum kejadian seperti ini dapat terjadi.

---

Sore itu, aku, Andre, Faisal, Rinda, dan juga Riri sedang berdiri di depan pos satpam sambil meminta izin kepada pak satpam agar kami di perbolehkan memakai kelas 9a lebih lama untuk mengerjakan tugas kelompok. Oh ya perkenalkan namaku Yosi, aku dan teman-temanku belum pulang sampai pada sore ini dan itu semua kami lakukan untuk mengerjakan tugas sekolah yang kebetulan secara berkelompok.

"Baiklah nak Andre bapak izinkan, tapi jika kalian semua butuh bantuan panggil bapak saja ya!" Jelas pak Yono selaku satpam di sekolahku.
"Siapp pak!" Jawab Andre lantang dan ia merupakan juru bicara di kelompok kami.

Setelah mendapat izin dari pak Yono kami pun segera kembali ke kelas kami yaitu kelas 9a untuk melanjutkan tugas yang sempat tertunda perihan perizinan tadi. Jika guru memberikan tugas kelompok, pasti kami selalu bersama dalam satu kelompok. Kami berlima bukan hanya teman di sekolah, karena jarak antar rumah kami tidak terlalu jauh membuat kami jadi sering bermain diluar jam sekolah. Karena hal itulah yang membuat kami merasa klop satu sama lain dan sudah terbiasa bersama.

Adzan maghrib telah berkumandang, pertanda malam mulai menjelang. Sejurus dengan itu tugas yang kami kerjakan pun telah selesai. Keempat temanku hendak bersiap untuk pulang, berbeda denganku yang masih merapikan buku kedalam tas.

"Yos, kita pulang duluan ya." Ucap Riri kepadaku.
"Oh yaudah, kalian semua hati-hati ya."
"Baik, kamu juga ya." Ucap mereka serempak diiringi dengan langkah kaki mereka yang berjalan keluar dari kelas.

Setelah semua buku yang sempat di keluarkan tadi sudah beres semua di dalam tas, aku segera beranjak dari kelas ini menuju musholla sekolah. Musholla ini terletak diantara kelas 9a dan 9c. Kelas yang berada di paling ujung  koridor adalah kelas 9b. Setelah sampai di musholla segera kulepas sepatuku di batas suci alas kaki, lalu segera mengambil wudhu dan mulai melaksanakan shalat maghrib.

Selepas shalat aku pun beranjak dari musholla dan hendak menuju gerbang sekolah untuk segera pulang. Langit telah berubah warna dari biru menjadi hitam, pertanda malam mulai menyambut. Suasana sekolah ini ketika malam hari sangatlah sepi dan sialnya aku harus melewati pohon besar terlebih dahulu sebelum mencapai gerbang. Kata teman-temanku pohon besar itu angker dan ada penunggunya, seketika bulu kudukku terasa meremang. Malam ini pohon besar tersebut terlihat lebih menyeramkan dari biasanya. Samar-samar kulihat ada seseorang didekat pohon itu, apakah itu pak Yono?. Rambutnya panjang berwarna putih, memakai kebaya dan kemben yang sudah agak lusuh, tidak mungkin ini pak Yono. Tangannya nampak keriput seperti nenek-nenek, siapa nenek ini?.

"Nek, malem-malem gini ngapain ada disini?" Aku menyapa nenek di hadapanku yang membelakangiku, namun tak sedikitpun perkataanku ditanggapi olehnya dan akupun kembali bertanya.
"Rumah nenek dimana? mari saya antar pulang."
"Terima kasih cu, tapi rumah nenek disini." Tiba-tiba nenek tersebut bicara dan perkataannya berbuah pertanyaan di benakku, apa maksud dari rumahnya disini?.

Tidak kusangka nenek itu menolehkan kepalanya kearahku. Wajah nenek itu penuh luka sayat, luka tersebut mengeluarkan banyak darah segar, matanya hitam legam dan benar-benar seluruhnya hitam. Aku pun langsung berlari kembali ke koridor sekolah, ku batalkan niatku untuk pulang karena nenek itu menghalangi jalanku menuju gerbang. Untuk pertama kalinya aku melihat hantu berwujud nenek tua dihadapanku secara langsung, oh Tuhan aku takut sekali.

Belum reda rasa takutku begitu aku sampai di koridor aku mendengar suara perempuan tertawa dari dalam kelas 8c, aku pun berlari menjauh dari kelas itu. Suaranya benar-benar mirip seperti hantu kuntilanak yang sering aku tonton di film horor. Aku berlari terus-menerus di koridor dan tiba-tiba saja aku melihat hantu pocong di samping tong sampah kelas 8d, aku tidak berani melihat kearahnya, kupercepat langkah kakiku. Pocong itu terus saja melompat-lompat mengejarku, aku berlari dan terus berlari, sepertinya  rasa takutku sudah mencapai batasnya. Semoga ini hanya mimpi.

---

Ku lihat jam ditanganku menunjukkan pukul 7 lewat 30 menit, yang artinya malam semakin larut dan menurutku akan lebih banyak peluangku untuk melihat penampakan hantu. Ku buka mataku melihat ke sekeliling, lampu kelas 9b dimatikan benar-benar tidak nampak apa-apa. Ku dengar suara perempuan tertawa lagi dari luar dan firasatku mengatakan pocong yang mengejarku pun sudah sangat dekat dengan kelas ini.

 Ku coba untuk memberanikan diri mengintip keluar dari jendela kelas yang terletak di sebelah kiri pintu tempatku berdiri. Perlahan ku singkap hordeng yang menutupi jendelanya dan agak berjinjit untuk dapat melihat keluar jendela. Tiba-tiba saja saat aku hendak melihat keluar, persis di depanku terdapat pocong yang mengejarku tadi dan pada kali ini aku dapat melihat wajahnya seutuhnya. Hitam gosong layaknya habis terbakar, ditambah lagi luka kering yang menghiasi wajahnya menampilkan keseraman yang sangat jelas. Dengan sigap aku memalingkan wajah dan menutup hordeng jendela lagi, hampir saja aku pingsan dibuatnya. Namun, tiba-tiba lampu ruangan kelas ini menyala dengan terdapat banyak orang yang aku kenal sedang menyambutku.

"Surprise!!! happy birthday Yosi Alfaridzi!" Ucap mereka serempak.

Tidak lama setelah teriakan ucapan dari mereka pintu kelaspun dibuka dan ternyata pocong yang sempat mengejarku tadi yang membukanya. Hampir saja aku berlari lagi, namun.

"Jangan takut nak Yosi, ini saya Yono." Ucap pocong tersebut yang akhirnya ku ketahui bahwa ia adalah pak Yono satpam sekolah.
"Jadi kalian semua mengerjaiku?"
"Iya Yos, karena hari ini hari ulang tahunmu jadi kami semua menyusun rencana untuk memberikan kejutan kepadamu dan ternyata sukses." Andre pun angkat bicara dan menjawab kebingunganku.
"Iya benar dan ini merupakan idenya Riri tuh." Rina menunjuk Riri yang sedari tadi melihat kearahku.
"Ehhh ko aku? ehmmm Yos, bukan ide aku aja kok." Riri tampak gelagapan mendengar ucapan Rina.
"Terima kasih untuk ucapan dan kejutannya, aku sangat menghargai apa yang kalian semua lakukan, sekali lagi terima kasih, terutama untukmu Riri."
"...." Terlihat pipi Riri merona seketika.

Suasana di kelas ini menjadi begitu ramai. Seluruh teman sekelasku ada di sini tidak terkecuali keempat sahabat baikku yaitu Andre, Faisal, Rina, dan Riri. Pantas saja selama di kelas tadi tidak ada satupun yang mengucapkan kepadaku bahkan mereka semua terkesan cuek, tapi itu semua karena mereka membuat kejutan ini untukku.

"Kalian benar-benar niat ya nakutin aku, bahkan sampe nenek-nenek kalian ajak buat ngerjain aku."
"Nenek-nenek? apa maksudmu Yos?" Andre tampak bingung.
"Itu loh nenek tua yang di dekat pohon besar, tapi ngomong-ngomong nenek itu dimana?"
"Kami tidak mengajak nenek-nenek untuk ikut dalam rencana ini Yos, iya kan sal?" Tanya Andre kepada Faisal untuk meyakinkan aku akan perkataannya.
"Iya Yos, aku yang mengkoordinir mereka semua untuk ngerjain kamu dan aku nggak ngerasa ngajak nenek-nenek." Terang Faisal yang membuatku kebingungan sekali.
"Tapi aku melihat nenek itu, dia berada di dekat pohon besar!"
"Tunggu-tunggu, Yosi mengatakan dia melihat sosok nenek tua di dekat pohon besar dan diantara kita tidak ada yang mengajak nenek itu ikut dalam rencana ini kan?" Tanya Rina kepada kami semua yang dijawab dengan gelengan kepala dari kami semua.
"Jangan-jangan nenek itu..."

Belum sempat Rina melanjutkan ucapannya seketika lampu padam dan otomatis kelas 9b menjadi gelap seperti semula. Suara teriakan panik orang yang berada di dalamnya seketika terdengar memecah kseunyian malam. Lampu kembali menyala dan ditengah kerumunan semua orang muncul sesosok nenek tua dengan wajah yang mengerikan penuh luka sayat.

TAMAT...

Nah, sobat udah baca kan cerpennya? gimana menurut sobat? di komen ya jangan lupa. Kasih kritik dan saran juga yang membangun biar saya makin semangat nulisnya okehh?. Kalo gitu saya pamit, sampai jumpa di postingan berikutnya.

Wassalamualaikum...

0 Comments