Cerpenku #Matamu bukan hatimu!
Assalamualaikum...
Apa kabar kalian semua sob? hari minggu gini pada rencana mau kemana nih? kalo saya sih dirumah aja tapi nanti mau latihan basket. Oke pada kesempatan kali ini saya mau share cerpen karya saya sendiri nih, langsung aja dibaca deh hehehe mohon maaf kalo dari segi penulisan belum terlalu rapih dan alur ceritanya juga belum terlalu bagus.
Apa kabar kalian semua sob? hari minggu gini pada rencana mau kemana nih? kalo saya sih dirumah aja tapi nanti mau latihan basket. Oke pada kesempatan kali ini saya mau share cerpen karya saya sendiri nih, langsung aja dibaca deh hehehe mohon maaf kalo dari segi penulisan belum terlalu rapih dan alur ceritanya juga belum terlalu bagus.
Matamu bukan hatimu!
Tak terasa tiga bulan lamanya aku
berada di kota ini, di daerah ini dan di rumah ini. Telah tiga bulan lamanya
pula ku melihatmu duduk termangu di taman itu dengan wajah yang nampak sedih,
mata yang ingin menangis dan bibir yang tidak pernah ada senyum yang
mengembang. Tatapanmu kosong, bahkan kau tidak tahu dimana letak orang yang
memanggilmu. Kau buta, ada perasaan iba ketika mendengar kenyataan itu. Apakah
karena itu kau terlihat murung dan sama sekali tidak mempunyai semangat untuk
hidup. Tahukah kamu disini ada lelaki biasa yang selalu memperhatikanmu,
melihatmu dan mencoba melindungimu dari kejauhan. Akulah lelaki itu!.
Namaku Rico, tepatnya Rico Syahrian
aku berasal dari luar kota dan pekerjaan ayahku lah yang mengharuskan aku dan
keluargaku pindah ke kota ini. Hari pertama pindah aku mencoba berkeliling di
sekitar daerah tempat tinggalku yang baru dan mencoba menyapa tetanggaku. Tak
kusangka tidak jauh dari rumahku terdapat taman yang indah dan luas, kucoba
melangkahkan kaki ku menuju tempat itu. Taman yang nyaman dan bersih tentunya
di kelilingi pepohonan rindang dan bunga-bunga yang cantik yang dapat
menyejukkan mata seseorang ketika melihatnya. Di taman ini lah aku melihatnya,
gadis berjilbab putih dengan wajah yang cantik tengah duduk di kursi taman
dengan tongkat di sampingnya.
“Tongkat? Untuk apa gadis cantik
seperti dia membawa tongkat sepanjang itu?” Sebuah Tanya tercipta di dalam
benakku.
Seketika pertanyaan itu pun
terjawab sudah ketika aku melihat seorang perempuan yang berumur diatasku
memanggil nama gadis cantik itu. Gadis itu bangun dari duduknya dan terlihat
seperti kebingungan mencari seseorang yang memanggilnya, padahal perempuan yang
memanggilnya terletak di samping kanannya dan tidak terlalu jauh. Ternyata ia
buta. Ia gerakkan tongkatnya sembari di bantu perempuan tadi dan kurasa ia akan
pulang kerumahnya.
Jarum pendek jam telah menunjukkan
angka sebelas, sedangkan jarum panjangnya telah menunjukkan angka duabelas. Ada
apa dengan diriku? Biasanya jam Sembilan malam saja akupun sudah tertidur lelap
bahkan sudah pergi ke alam mimpi yang terkadang indah terkadang pula
menyeramkan sehingga membuat tubuhku basah berkeringat ketika bangun karena
ketakutan. Aku rasa semenjak pulang dari taman tadi aku selalu terfikir akan
sosok gadis yang kutemui di taman tadi. Dia Bella, itulah nama gadis yang
kutemui di taman tadi dan aku mengetahui namanya ketika perempuan tadi
memanggilnya. Ada rasa menggelitik di dada ini dan tanpa sengaja sudut bibirku
mulai bergerak dan membuat sebuah senyuman, ya aku tersenyum sendiri seperti
orang tidak waras. Aku rasa aku menyukainya pada pandangan pertama.
Aku tersadar dari lamunan
panjangku, ya sedari tadi aku duduk di taman ini dan mengingat kembali saat
pertama kali ku melihatnya. Dia disini di tempat biasa ia duduk dan seperti
biasa tatapannya kosong. Ia bangun dari duduknya mengambil tongkatnya yang
berada tepat di samping lengan kanannya. Ku perhatikan Bella dari sini, ia
menuju jalan raya. Sebuah mobil sedan melaju lumayan cepat kearahnya dan
seketika Bella tersungkur ke aspal dikarenakan mobil tersebut menyerempet
dirinya dan berlalu begitu saja. Sontak saja aku yang sedari tadi
memperhatikannya langsung menghampirinya. Dan tak lama pun warga sekitar
menghampiri kami berdua.
“Hey kau tidak apa apa?” Tanyaku
sembari membantu Bella untuk duduk.
“Kurasa tangan dan kakiku luka.”
Jawabnya yang membuatku memfokuskan mataku untuk memeriksa kaki dan tangannya
itu.
“Kakimu lecet dan berdarah, dimana
rumahmu? Akan kuantar kau untuk pulang!”
”Terima kasih, tapi aku bisa pulang
sendiri.”
“Sudahlah” Kata itu yang terucap
dari bibirku sembari ku bantu ia berdiri dan di tolong pula oleh seorang
bapak-bapak yang berada di samping kiriku.
“Terima kasih pak, biar saya saja
yang mengantarkan dia pulang.”
“Baiklah kalau begitu hati-hati
nak!” Ucap bapak-bapak itu.
Ku lingkarkan tangan kanannya ke
tengkukku sembari tangan kananku memegangnya agar ia bisa tetap berjalan.
Sampailah kami di sebuah rumah yang letaknya tidak terlalu jauh dari rumahku,
hanya berbeda satu blok saja.
“Ini rumahmu?” Tanyaku sambil
menatapnya.
Ia tak menjawab pertayaanku,
kemudian ia memanggil seorang perempuan yang tempo hari kulihat di taman
perempuan itu memanggilnya untuk segera pulang. Dan dari sini ku ketahui bahwa
perempuan itu adalah kakaknya.
“Kamu kenapa Bella?” Tanya kakaknya
panik yang melihat luka di kaki dan tangan Bella.
“Aaku…” Belum sempat Bella menjawab
pertanyaan kakaknya aku langsung memotong ucapannya.
“Tadi dia emmm maksudku Bella di
serempet oleh seseorang yang mengendarai mobil sedan, tapi orang itu malah
pergi begitu saja aku yang lihat kejadian itu langsung menghampirinya dan
membantu ia untuk berjalan.” Jelasku yang membuat kakak Bella mengangguk paham.
“Terima kasih ya, untung ada kamu
yang nolongin Bella.”
“Tidak kak! Tadi bela dengar banyak
orang yang menghampiri Bella kok, tapi dianya aja yang mau bantu Bella padahal
Bella ga butuh bantuannya.” Ucap Bella yang langsung membuat hatiku terasa
sakit sekali.
“Hussst Bella jangan ngomong gitu!
Oh ya nama kamu siapa dek?” Tanya kakaknya padaku.
“Namaku Rico kak, Rico Syahrian.”
“Namamu bagus pantas kamu baik, ayo
silahkan masuk dulu kakak buatkan kamu minum.”
“Tidak kak terima kasih, saya
kesini cuma untuk mengantar Bella pulang, permisi kak Assalamualaikum.” Ucapku
sambil berlalu meninggalkan Bella dan kakaknya yang masih berdiri di depan
pintu.
“Waalaikumsalam.” Jawab Bella dan
kakaknya.
Setiap waktu aku selalu memikirkan
hari itu, hari yang membuat hatiku sakit. Bagaimana tidak sakit jika melihat
orang yang disayang terluka dan parahnya lagi hati ini sakit ketika mendengar
kata-katanya pada saat itu. Dan semenjak kejadian itu pula aku jarang
melihatnya di taman belakangan ini.
“Rico kamu kenapa tumben jam segini
udah pulang?” Tanya ibuku heran yang melihatku begitu cepat pulang, padahal
baru beberapa menit aku keluar.
“Tidak apa-apa bu, dia tidak ada.”
Ups aku keceplosan.
“Dia tidak ada? Dia siapa
maksudmu?”
“Eh tidak bu, maksudku tidak ada
yang menarik diluar makanya aku cepat pulangnya.” Jelasku yang membuat ibu
tersenyum dan tidak melanjutkan pertanyaannya lagi.
“Kemana dia? Apakah dia masih
sakit? Sungguh aku mengkhawatirkannya. Oke baiklah kalau begitu besok pagi aku
akan kerumahnya untuk sekedar melihat keadaannya.” Batinku
Hujan deras turun di pagi ini yang
menebarkan hawa dingin dimana-mana. Namun entah mengapa diriku membenci hujan
di pagi ini seakan-akan aku mengutukknya yang membuatku ragu untuk pergi
kerumah Bella.
”Duhhh hujan lagi.” Gumamku dalam
hati.
“Mungkin hari ini tidak tepat, aku
rasa besok saja aku menemuinya.”
Yap, hujan sukses membuat rencanaku
untuk pergi kerumahnya batal. Hujan turun lebih deras seakan-akan ia
menertawaiku. Hari itu aku hanya bermalas-malasan di kamar, sesekali aku keluar
hanya untuk mandi dan makan, ya aku harus makan aku tidak ingin mati sebelum
aku bertemu dengannya.
Hari ini berbeda dengan kemarin.
Mentari pagi ini bersinar dengan terang, menemaniku yang sedang bersiap untuk
kerumahnya.
“Assalamualaikum.” Aku mengucap
salam sambil tanganku mengetuk pintu rumah Bella.
“Waalaikumsalam.” Jawab seorang
perempuan dari dalam sembari membukakan pintu dan dia kakaknya Bella.
“Bellanya ada kak?”
“Eh kamu Rico, emmm Bellanya tadi
lagi keluar katanya si mau ke taman.”
“Kalo gitu saya langsung ke taman
aja ya kak, Assalamualaikum.”
“Waalaikumsalam, hati hati ko!
Jagain ya Bellanya!” Seru kakak Bella dengan tersenyum kearahku.
Sampai di taman aku melihat seorang
gadis yang tidak asing lagi bagiku, sedang duduk sendiri ya dia itu Bella
langsung saja ku hampiri dia dan duduk di sebelahnya.
“Hai Bella, gimana keadaan kamu?”
“Aku baik-baik aja kok.”
“Lain kali hati-hati ya!” Ucapku
sambil mengusap kepalanya yang tertutup jilbab.
“Ih apaan sih kamu ko.” Ucapnya
sambil menyingkirkan tanganku.
Aku pun tertawa melihatnya.
Semenjak saat itu juga hubunganku dengan Bella semakin dekat dan aku merasa
bahwa rasa suka yang ada di hatiku kini telah berubah menjadi cinta.
“Lupakan rasa cintamu padaku Rico!”
“Tapi kenapa Bella?”
“Kau itu terlalu sempurna untukku!”
Jawabnya dengan air mata yang mengalir di pipinya.
“Sedangkan aku tidak sempurna Rico!
Aku buta!” Sambung Bella dengan tangis yang tidak bisa tertahan lagi.
“Hey jangan menangis! Kau itu
sempurna untukku, aku menyayangimu semenjak aku pertama kali melihatmu di taman
itu dan rasa itu tidak pudar meski ku tau kau mempunyai kekurangan.” Jelasku
dengan menghapus air matanya yang mengalir.
“Katakan saja kalau aku buta ko!
Biar lebih jelas!”
“…” Aku terdiam sambil memandang
langit.
“Katakan saja aku buta!”
“Matamu bukan hatimu! Matamu memang
buta dan tak bisa melihat, tapi hatimu tetap bisa merasakan cinta dariku.”
“…” Ia terdiam menatapku.
“Aku mencintaimu dengan tulus aku
berharap bisa menjadi kekasihmu dan aku akan menjadi matamu agar aku selalu
bisa menuntunmu, aku ingin melindungimu Bella!” Jelasku yang membuat Bella
menitihkan air bening itu lagi.
“Apakah kau serius akan menjadikan
gadis buta ini sebagai kekasihmu?”
“Matamu bukan hatimu!”
“Baiklah aku mau menjadi kekasihmu
Rico.” Jawabnya dan aku pun memeluknya.
Semenjak itu aku dan Bella menjadi
sepasang kekasih yang selalu bersama, saling berbagi dan saling melengkapi.
Bella pun sadar jika matanya tak bisa melihat tetapi hatinya tetap bisa
merasakan keberadaan cinta sejatinya.
Gimana sob cerpennya, udah dibaca kan tadi? kalo menurut saya sendiri cerita nya kurang ngena hehehe. Yaudah sob segitu aja untuk postingan kali ini.
Wassalamualaikum...
0 Comments
Silahkan Berkomentar :)