Ceritaku
Semoga Hujan Tak Salah Paham
Assalamualaikum...
Kemarin malam, ketika saya dan adik saya Nabil sedang dalam perjalanan pulang dari rumah Amalia, saya merasakan sebuah tetesan air mengenai wajah saya. Awalnya saya pikir itu merupakan air dari seseorang yang sedang menyiram jalanan.
Tapi buat apa orang menyiram jalanan di malam hari? Kecuali ya kalau siang-siang gitu dan benar saja setelah saya tengok kanan dan kiri pun tidak ada orang tersebut. Beberapa meter setelahnya saya pun kembali merasakannya, ternyata itu merupakan tetesan air dari langit.
Hujan mau turun kah? Saya pikir begitu. Langit di malam kemarin pun terlihat mendung dan tidak seperti biasanya.
Ada dua hal yang saya rasakan disaat-saat seperti itu. Yang pertama saya senang, karena setelah sekian lama air langit akhirnya turun juga di kota Bekasi yang tercinta ini. Saya langsung membayangkan hawa dingin yang akan datang nantinya ketika hujan turun di malam hari.
Di lain sisi saya pun juga merasa agak hawatir. Pasalnya saat itu jarak ke rumah saya masih sangat jauh, kalau sampai hujan ya tidak mungkin rasanya saya menerobos begitu saja. Tubuh akan basah kuyup, terlebih lagi kemarin saya sedang bersama Nabil.
Wahhh Nabil bisa masuk angin kalau sampai kehujanan di malam hari.
Saya : "Waduh bil, kayanya mau ujan nih".
Nabil : "Iya mas".
Saya : "Kalo sampe deres mah bisa basah kuyup kita, mudah-mudahan aja hujannya kalo udah sampe rumah ya bil".
Nabil : "Iya mas, mudah-mudahan ujannya kalo kita udah dirumah".
Karena rasa hawatir tersebut, saya pun berharap agar hujan tidak turun saat itu juga. Bolehlah hujan, tapi setelah saya dan Nabil sudah sampai di rumah, ya itulah yang saya harapkan.
Setelah melewati pasar ciplak, tetesan air langit pun sudah tidak lagi turun dan mengenai kami berdua. Di jalan raya pun tidak ada lagi bekas tetes air. Bahkan meski saya dan Nabil sudah sampai rumah, hujan pun tak kunjung datang lagi.
Saya tidaklah bermaksud agar hujan berhenti, saya hanya takut Nabil kebasahan saja karena air hujan. Saya bukannya tidak suka dengan hujan, bahkan saya sangat suka dengan hujan.
Tapi ya memang karena saat kemarin saya sedang bersama Nabil saja, makanya saya hawatir. Kalau sendiri mah sebodo amat, meski hujan deras pun saya bakal tetap terobos. Maklumlah sudah sangat rindu dengan hujan.
Buat sobat yang di kotanya sudah turun hujan jangan lupa bersyukur ya, jangan malah mengeluh karena mungkin jadi telat ngantor dan ngampus. Bersyukur saja, hujan itu berkah dan rahmat yang datang dari Allah.
Jika sampai mendatangkan banjir, jangan lupa untuk introspeksi diri, siapa tahu kita masih suka buang sampah sembarangan. Buang sampah ke sungai salah satunya.
Tetapi beneran sob, kemarin malam saya hanya hawatir, tidak bermaksud mengusir hujan yang hendak turun di malam kemarin. Saya suka hujan, semoga saja hujan cepat datang dan tidak salah paham karena harapan saya kemarin malam.
Wassalamualaikum...
3 Comments
Kalo dulu di Pontianak, hujan selalu kami harapkan karena menjadi sumber air ut keperluan sehari, mandi, cuci n masak dll.
ReplyDeleteJika hujan tidak turun maka asap akan menghampiri kami
Disurabaya malam malam petuga sada yg nyitamin tanaman di jalan
ReplyDeleten_n
suka hujan yangvturun pada waktunya. Klo tidak berusaha untuk suka . Pamali g suka hujan itu 😄
Saya juga sangat suka dgn hujan walaupun kdng pas dtgnya pas kita lgi diluar gitu.. Tpi ga tau kenapa bau tanah basah itu bikin suasana hati jd adem... Sunyi. Gak jelas gitu.. Pokoknya sy suka hujan... Sayangnya udh lama ga turun hujan
ReplyDeleteSilahkan Berkomentar :)