Ceritaku
Indomie, Telur, Kornet (InTernet)
Semenjak Amalia bekerja, Aku tidak pernah melakukan jalan-jalan di malam Minggu dengannya. Sebagai gantinya, kami selalu jalan-jalan di malam Senin, karena saat itu Ia sedang libur bekerja. Otomatis pada malam Minggu Aku hanya dirumah saja, sesekali keluar untuk mencari cemilan bersama Adikku yang bernama Nabil.
Tetapi rasa bosan dirumah membuatku bertanya kepada Rengga melalui Whatsapp, Aku bertanya kepadanya apakah dia akan bermain di malam Minggu ini. Ternyata benar, Rengga akan bermain dengan Fadel, Rizki, Rimbi, dan Fitri di Downtown Summarecon Bekasi.
Kemudian, Aku pun ikut bermain bersama mereka di malam Minggu itu, dan pada saat itu juga Aku jadi lebih sering bermain bersama mereka di malam Minggu.
Malam Minggu kemarin, tepatnya tanggal Oktober 2018 kami bermain lagi. Sebenarnya kami janjian itu sehabis Isya tetapi ketika sudah waktunya, belum ada kabar lagi dari mereka, dan tepat pukul delapan malam Ferdi memberitahuku bahwa kami akan berkumpul di rumah Fadel terlebih dahulu.
Sekitar pukul delapan lewat lima belas menit Aku pun berangkat menuju rumah Fadel. Oh ya, karena ada urusan pekerjaan kali ini Rizki tidak bisa ikut bermain bersama kami, sebaliknya Ferdi bisa ikut di malam ini.
Di rumah Fadel
Berbeda dengan malam Minggu sebelumnya, yang mana kami bermain di Downtown Summarecon Bekasi. Pada saat itu Aku yang sampai paling terakhir di tempat kumpul kami, tetapi saat ini justru Aku yang paling pertama sampai ke rumah Fadel.
Jujur saja setelah di beri kabar oleh Ferdi untuk berangkat ke rumah Fadel, Aku tidak serta-merta bersiap untuk berangkat. Aku sengaja melambat-lambatkan keberangkatanku supaya ketika Aku sampai mereka sudah berkumpul semuanya. Terdengar licik tetapi begitulah Aku.
Untuk mengusir rasa jenuh yang muncul sembari menunggu mereka datang, Aku dan Fadel mencoba untuk mengobrol dan bergurau. Banyak hal yang kami bicarakan pada saat itu, mulai dari seputar kuliah sampai membahas mengenai challenge yang sedang viral di Instagram.
Ketika Aku bertanya kepadanya, sesekali Fadel menyuruhku untuk menunggu karena pada saat itu Ia sedang bermain PUBG di ponsel pintar miliknya. Jika dirasa tidak dalam kondisi yang berbahaya, Fadel baru menjawab pertanyaanku.
Aku bisa memahaminya, karena memang bukan hanya dia orang yang terlalu fokus ketika bermain game. Bahkan untuk beberapa kasus, orang seperti ini akan sangat-sangat marah jika di telepon dalam posisi sedang bermain game seperti yang sedang dilakukan Fadel saat ini.
Menunggu lagi
Sekitar pukul delapan lebih empat puluh lima menit Rengga dan Ferdi pun sampai di rumah Fadel. Entah apa alasannya Ferdi menjemput Rengga pada malam itu, karena biasanya Rengga membawa motor sendiri, dan sebenarnya rumah Ferdi dan Rengga sangatlah jauh jaraknya, bahkan lebih dekat ke rumah Fadel. Mungkin saja saat itu Rengga sedang tidak bisa menggunakan motornya, yap untuk teman apapun akan dilakukan.
Meskipun mereka berdua telah sampai di rumah Fadel, Aku dan yang lainnya masih harus menunggu lagi, yaitu menunggu Rimbi dan Fitri. Kami berempat bingung karena baik Rimbi dan Fitri keduanya sama-sama tidak ada kabar saat itu.
Fadel mencoba untuk melakukan panggilan kepada Rimbi namun yang tampil di layar hanyalah tulisan "memanggil", itu artinya Whatsapp Rimbi sedang tidak aktif. Berikutnya Fadel mencoba untuk menghubungi Fitri, tampil tulisan "Berdering" namun Fitri tak kunjung mengangkat panggilan Fadel pada saat itu. Kami pun mulai resah dan bosan.
Hingga pada pukul sembilan lebih lima belas menit Rimbi dan Fitri sampai di rumah Fadel. Mereka yang datang telat hanya cengengesan sambil beralibi bahwa sebelumnya ada urusan dengan kakaknya Fitri. Karena cowok itu tidak mudah baper akhirnya mereka pun kami maafkan.
Indomie, Telur, Kornet (InTernet)
Jujur saja meskipun sudah menentukan tempat kumpul yaitu rumah Fadel, tetapi kami belum tahu akan pergi kemana malam ini. Perdebatan pun terjadi di malam itu tepatnya di teras rumah Fadel untuk menentukan akan kemana kami malam ini.
Hingga akhirnya pilihan kami pun jatuh ke tempat makan yang terletak di pinggir jalan dekat Permata. Tanpa banyak basa-basi karena perut juga sudah sangat lapar, kami pun bergegas ke tempat makan tersebut.
Aku pikir di tempat tersebut menjual nasi goreng tetapi ternyata tidak, di sana hanya menjual roti bakar dan mi instan sebagai makanan beratnya. Sebenarnya di Sabtu pagi Aku sudah sarapan mi instan, tapi tak apalah karena memang pilihan lainnya adalah roti bakar jadi Aku tetap memilih mi instan.
Pada saat itu Aku memesan Indomie rasa ayam bawang dicampur dengan telur dan kornet, atau jika disingkat menjadi internet. Aku tak menyangka jika mi instan dicampur kornet rasanya akan seenak ini, mulai saat itu Aku berniat untuk membeli kornet nantinya jika ingin memakan mi instan.
Selesai makan sudah pasti kami melakukan sesi foto-foto dan ini merupakan agenda yang harus kami lakukan jika bertemu.
Aku pikir di tempat tersebut menjual nasi goreng tetapi ternyata tidak, di sana hanya menjual roti bakar dan mi instan sebagai makanan beratnya. Sebenarnya di Sabtu pagi Aku sudah sarapan mi instan, tapi tak apalah karena memang pilihan lainnya adalah roti bakar jadi Aku tetap memilih mi instan.
Pada saat itu Aku memesan Indomie rasa ayam bawang dicampur dengan telur dan kornet, atau jika disingkat menjadi internet. Aku tak menyangka jika mi instan dicampur kornet rasanya akan seenak ini, mulai saat itu Aku berniat untuk membeli kornet nantinya jika ingin memakan mi instan.
Selesai makan sudah pasti kami melakukan sesi foto-foto dan ini merupakan agenda yang harus kami lakukan jika bertemu.
Karena dengan foto, sebuah kenangan dapat dibekukan untuk dilihat dan dikenang suatu saat nanti. Apabila rindu karena sudah sangat lama tidak bertemu, mungkin saja foto ini dapat menyelamatkan hati dari rasa rindu tersebut.
Setelah makan, kami pun berniat untuk pergi ke rumah Fitri, yang memang rumah Fitri terbilang dekat dari tempat kami makan saat itu.
Di rumah Fitri kami hanya mengobrol saja tentang banyak hal, mulai dari urusan bisnis hingga membicarakan teman yang tiba-tiba membuat kami jengkel pada saat itu. Ketika jam di ponsel pintarku telah menunjukkan angka nol semua, Aku dan temanku (selain Fitri tentunya) pun pamit hendak pulang ke rumah kami masing-masing.
Mungkin bagi kalian ini merupakan hal yang biasa, tetapi bagi diriku sendiri hal biasa seperti ini akan sulit untuk dilupakan nantinya.
Terima kasih untuk Rengga, Fitri, Fadel, Rimbi, Rizki, dan juga Ferdi yang telah menyempatkan waktunya untuk sekadar bermain bersama denganku. Terima kasih karena kalian telah menerimaku untuk bergabung bersama, karena memang sebelumnya Aku belum terlalu akrab dengan kalian.
Berkat kalian malam Mingguku jadi lebih berwarna dan lebih seru pastinya. Mungkin saat ini malam Minggu adalah waktu yang Aku tunggu-tunggu, karena di malam itu kita akan segera bertemu dan melakukan berbagai macam hal yang kita sukai.
Sampai bertemu di malam Minggu berikutnya.
Wassalamualaikum...
8 Comments
Yang women leh uga gan wkwkwk
ReplyDeletewkwkw ada bae :D
DeleteHihi makan indomie kornet telur jadi ingat jaman masih kerja smaa temen2, enak banget dan juga murah.. memang bahagia yaa bersama temen2 sambil makan internet apalagi pake cabe hihi
ReplyDeletehehehe iya apapun kalo sama temen mah pasti bakal seru
DeleteMasa muda kumpul-kumpul sama teman emang paling menyenangkan. Walau cuma ditemani mie instan tapi kalau rame-rame jadi lebih nikmat.
ReplyDeleteyap betul banget mba.
DeleteJadi ingat zaman masih kuliah, ngekos, makan mie instan bareng teman-teman. Gitu aja sudah asyik ya.
ReplyDeleteUdah lama banget nggak makan mie instan, ada kali dua tahun ya.
ReplyDeleteAsyik masih bisa ngumpul ngumpul sama temen, sekarang banyakan pada sibuk sama.kehidupannya sendiri
Silahkan Berkomentar :)