tag:blogger.com,1999:blog-13700796112547109612024-03-19T16:50:37.438+07:00My Blog My DailyCoretan seorang IlhamIlhamhttp://www.blogger.com/profile/12295929957612069144noreply@blogger.comBlogger566125tag:blogger.com,1999:blog-1370079611254710961.post-76416194506497875962021-06-07T06:25:00.003+07:002021-06-07T06:25:32.834+07:00Membuat Burung Kertas Terkecil<p style="text-align: justify;"> Assalamualaikum...</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Beberapa tahun yang lalu, tepatnya ketika saya masih duduk dibangku SMP saya memiliki sebuah hobi membuat origami. Sedari kecil sebenarnya saya sih sudah bisa membuat origami pesawat, burung, dan beberapa bentuk origami yang umum lainnya. Namun, di SMP saya mulai mencoba membuat beberapa bentuk origami yang lebih menantang lagi.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Bentuk yang lebih menantang? Ya maksudnya tuh tidak banyak orang yang bisa membuatnya dan agak sulit juga dalam membuatnya. Misalnya seperti membuat origami naga, dinosaurus, dan burung elang.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Saat itu hampir setiap hari baik di sekolah maupun dirumah saya membiasakan diri saya untuk melipat kertas atau membuat origami. Untuk cara-cara dalam membuatnya sendiri tentu saja saya ketahui dari Youtube, terkadang meski sudah dipandu dalam bentuk vidio tetap saja terasa sulit. Ya mungkin karena memang belum terbiasa saja kali ya.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Tidak hanya saya, ada beberapa teman saya lainnya yang juga disaat itu memiliki hobi yang sama dengan saya. Bahkan, ada salah satu teman yang menurut saya lebih baik dari saya dalam hal membuat origami. Kenapa bisa saya katakan lebih baik? Karena dia tuh kalau membuat origami selalu rapih dan tidak ada lekuk-lekukan yang membuat kertas jadi terkesan jelek.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Selain itu ada satu teman saya lagi yang membuat origaminya unik. Bentuk yang ia buat si sangatlah umum, bentuk burung, namun ia buat origami burung itu dengan ukuran yang sangat kecil.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Ia bernama Firman. Firman selalu membuat origami burung yang kecil disela-sela jam istirahat. Karena merasa tertarik, saya pun jadi ikut mencoba membuatnya. Ternyata meski saya sudah paham betul akan cara membuat burung kertas, membuat burung kertas dengan ukuran yang kecil cukup sulit.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Meski begitu, saya pun tetap fokus dalam membuatnya yang pada akhirnya saya jadi ikut ketagihan membuat origami burung kertas yang kecil.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhBZ708iDglwPI_-_7m-rKEvuKpP55GDcP_dShj8r6JZKZKd1H-eXc9Y0R5Z3evJZXcxvNqKku86WToPjrS_8Gxx03gpxTA8SJW_HbBRN9DNmbJiiBtdDNIZp3zfNJ36oGms9e1O6ICvSpH/s2048/IMG20210607061451.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1536" data-original-width="2048" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhBZ708iDglwPI_-_7m-rKEvuKpP55GDcP_dShj8r6JZKZKd1H-eXc9Y0R5Z3evJZXcxvNqKku86WToPjrS_8Gxx03gpxTA8SJW_HbBRN9DNmbJiiBtdDNIZp3zfNJ36oGms9e1O6ICvSpH/s320/IMG20210607061451.jpg" width="320" /></a></div><br /><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;"><br /></p><h3 style="text-align: justify;">Hana dan Burung Kertas</h3><div><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh6TXiF_5BYlp2MLCG6YU1ra6s40RLton4H13SOQDOJEVvLnjNpLAy2OS2HJyb_TczzCk1EXnflwFirX3zUL8jKtlqFWSFwPEzBU-udhy25HSTQd1n9_WCltQvOGMhiDlNuc5uPe9EGcX1A/s2048/IMG20210310164410.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2048" data-original-width="1536" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh6TXiF_5BYlp2MLCG6YU1ra6s40RLton4H13SOQDOJEVvLnjNpLAy2OS2HJyb_TczzCk1EXnflwFirX3zUL8jKtlqFWSFwPEzBU-udhy25HSTQd1n9_WCltQvOGMhiDlNuc5uPe9EGcX1A/s320/IMG20210310164410.jpg" /></a></div><br /><div><br /></div><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Kegiatan membuat origami burung kecil masih berlangsung hingga saya duduk dibangku SMK, tepatnya waktu saya sedang melaksanakan kegiatan Prakerin (Praktek kerja industri) atau PKL.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Karena saya ketika PKL itu pekerjaannya berhubungan dengan surat menyurat dan sehari-hari selalu bertemu dengan kertas, ketika senggang saya selalu menyempatkan waktu untuk membuat burung kertas. Satu demi satu saya buat dan saya kumpulkan dalam sebuah wadah persegi dari plastik. </p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Melihat saya seperti itu teman saya yang PKL-nya bareng saya pun berkata "nggak ada kerjaan luh am, bikin-bikin begituan" kalau sudah begitu pasti saya jawab "ya emang, makanya gua bikin ini biar ada kerjaan". Ya memang sih keliatannya aneh, tapi bagi saya itu sudah menjadi sebuah hal yang menyenangkan untuk dikerjakan.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Ketika PKL itu saya berkenalan dengan seorang perempuan yang bernama Hana, sepertinya hal ini sudah saya ceritakan juga di postingan sebelumnya, kalau tidak salah judulnya itu <a href="https://mydaily241.blogspot.com/2020/12/ketika-pkl.html?m=1" target="_blank">Ketika PKL</a>.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Awalnya saya dan Hana bertemu di tempat foto kopi, yap pada saat itu kami sama-sama ditugaskan untuk memfotokopi beberapa berkas yang ada. Hingga akhirnya kami berkenalan dan saling ngobrol, semenjak saat itu kami menjadi lebih dekat dan terkadang menyempatkan waktu untuk bertemu ketika ada jam istirahat.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Di hari terakhir Hana PKL, entah kenapa saya ada pikiran untuk memberikan semua burung kertas kecil yang selama ini saya buat kepadanya. Entahlah, romantiskah sesuatu seperti itu? Karena memang sih saat itu saya ada rasa kepada Hana dan bagi saya burung kertas yang saya buat itu cukup berarti bagi saya. Untungnya si Hana menerima dan tersenyum sangat manis waktu itu.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><h3 style="text-align: justify;">Ketika Menunggu Pelanggan</h3><div><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiw2tomwSYFxm8dyUBRFQv17DPW7NzJlv9af13_jw_ZzDtcI6MiUmeF6_8Kb9iEh7kb7q_ZE_Xi5AUwDLBv1NX-7k3HYE1hFhptW7gQesYmcJgkNl8mFC0Gk2melpwzPpqKRD7yOnr081rq/s2048/IMG20210311203751.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2048" data-original-width="1536" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiw2tomwSYFxm8dyUBRFQv17DPW7NzJlv9af13_jw_ZzDtcI6MiUmeF6_8Kb9iEh7kb7q_ZE_Xi5AUwDLBv1NX-7k3HYE1hFhptW7gQesYmcJgkNl8mFC0Gk2melpwzPpqKRD7yOnr081rq/s320/IMG20210311203751.jpg" /></a></div><br /><div><br /></div><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Namanya orang berdagang tentu saja tidak selalu ramai setiap saat, kadang malah lebih banyak waktu senggangnya. Belakangan ini saya suka membuat burung kertas kecil ketika sedang menunggu pelanggan datang. Ya cukuplah untuk mengusir rasa bosan.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Bahkan, saking seringnya membuat burung kertas, saya sudah membuat kurang lebih ada 80 burung kertas kecil dan saya kumpulkan disebuah kantong plastik. Gabut banget ya saya sampai buat segitu banyaknya hehehe.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Sejujurnya saya sempat terpikirkan untuk membuat 1000 burung kertas, tapi sepertinya saya tidak sanggup deh atau hanya malas saja ya? Hehehe. Kalau sobat sendiri pernah tidak membuat burung kertas seperti ini?.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Wassalamualaikum...</p>Ilhamhttp://www.blogger.com/profile/12295929957612069144noreply@blogger.com21tag:blogger.com,1999:blog-1370079611254710961.post-46005078652991445142021-05-31T17:02:00.003+07:002021-05-31T17:02:32.589+07:00Higehiro, Anime yang Penuh Pembelajaran<p style="text-align: justify;"> Assalamualaikum...</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Hari Minggu kemarin, selepas saya minum kopi dan sarapan, saya lanjutkan dengan menonton sebuah anime yang lagi-lagi saya temukan di Youtube. Karena sering muncul dan membuat saya penasaran, saya pun mengklik vidionya dan menonton anime tersebut.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhSjkkBrFErlX3WXfTaLRsIz9xevZHz_risPrmOzWJrmosb1MDyAI9CJUvKUugWyXAygoP_Q-twj2ibybvwYNOVEJ8skD6uyPGGg_-5viAG_tmHS4HFIkCD2iyCxYOL_1bB3qWNvP9GTGos/s1187/higehiro.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="605" data-original-width="1187" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhSjkkBrFErlX3WXfTaLRsIz9xevZHz_risPrmOzWJrmosb1MDyAI9CJUvKUugWyXAygoP_Q-twj2ibybvwYNOVEJ8skD6uyPGGg_-5viAG_tmHS4HFIkCD2iyCxYOL_1bB3qWNvP9GTGos/s320/higehiro.png" width="320" /></a></div><br /><p style="text-align: center;"><a href="https://champions.my.id/2021/04/11/sinopsis-anime-higehiro-hige-wo-soru-soshite-joshikousei-wo-hirou/">Sumber gambar</a><br /></p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Anime Higehiro (Hige wo Soru. Soshite Joshikousei wo Hirou) sebenarnya sudah mulai liris pada tanggal 5 April 2021 kemarin dan anime ini sendiri bergenre drama romantis. Cocoklah buat sobat yang suka nonton drama-dramaan hehehe.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Akan tetapi saya perlu mengingatkan nih sob, anime ini mengandung unsur-unsur dewasa yang agaknya tidak baik untuk ditonton anak dibawah umur. Jadi, buat sobat yang mungkin mau menonton anime ini namun masih berumur dibawah 18 tahun, harap bersabar beberapa tahun lagi ya hehehe.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Anime Higehiro menceritakan tentang kehidupan pekerja kantoran bernama Yoshida yang harus berurusan dengan anak SMA yang kabur dari rumah bernama Sayu yang ia temukan dipinggir jalan sepulang ia bekerja. Awalnya Yoshida ingin mengabaikan Sayu dan pulang begitu saja, karena tidak tega akhirnya Yoshida pun mengijinkan Sayu untuk tinggal dirumahnya.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Sebenarnya rasanya memang tidak mungkin jika laki-laki dan perempuan yang tidak memiliki status apa-apa bisa tinggal bersama begitu saja dalam satu atap yang sama. Beberapa kali Sayu pun menawarkan Yoshida untuk berhubungan badan dengannya sebagai rasa terimakasih Sayu karena sudah diijinkan untuk tinggal bersamanya.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Namun Yoshida menolak dengan alasan Sayu yang masih anak SMA dan itu bukanlah tipenya. Berkali-kali digoda pun Yoshida tetap pada pendiriannya dan malah mengancam akan mengusir Sayu jika ia menggoda terus-menerus dan ini yang bikin saya kagum dengan karakter Yoshida.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Terlebih lagi ketika Sayu menceritakan masa lalunya dan pengalaman ia sebelum bertemu Yoshida, Yoshida pun semakin sedih dan bertekad untuk merubah Sayu agar menjadi gadis SMA yang bahagia dan hidup normal seperti gadis lainnya. Masa lalu Sayu kira-kira seperti apa ya sob? Sok atuh langsung ditonton aja daripada penasaran hehehe.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Sederhananya, anime ini mengajarkan kita untuk selalu memanusiakan manusia, terutama dalam hal menghargai seorang wanita. Setiap orang mungkin memiliki masa lalu yang kelam, tapi itu bukan berarti ia tidak bisa mendapatkan masa depan yang cerah. Hanya bagaimana kita sebagai orang-orang disekitarnya yang harus menerimanya dan bukan malah menjauhinya yang membuat dia semakin jatuh dan terjebak dalam lingkar masa lalunya.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Oh ya sob, kebetulan saya menonton anime ini di kanal Youtube Muse Indonesia, kalau sobat mau nonton langsung aja deh meluncur ke Muse Indonesia ya. Sampai hari ini animenya baru mencapai episode ke 8 dan akan di update seminggu sekali.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Wassalamualaikum...</p>Ilhamhttp://www.blogger.com/profile/12295929957612069144noreply@blogger.com5tag:blogger.com,1999:blog-1370079611254710961.post-62246255879853743182021-05-30T07:52:00.003+07:002021-05-30T07:52:18.525+07:00Dulu Lari Sekarang Ngopi<p style="text-align: justify;"> Assalamualaikum...</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEghhtCculGYSht4hPAnkkZXYzyaplOKnPbHQHz547W-q2_u2_MAOawAcyQZEcZykfoefMscMxPrT7T2DzLBltvi7P3I82VpICV_XaR1mqB1SlAI_MpIY9lTeP13O2UX85LCyneFJUcZN3-r/s2048/IMG20210530072538.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1536" data-original-width="2048" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEghhtCculGYSht4hPAnkkZXYzyaplOKnPbHQHz547W-q2_u2_MAOawAcyQZEcZykfoefMscMxPrT7T2DzLBltvi7P3I82VpICV_XaR1mqB1SlAI_MpIY9lTeP13O2UX85LCyneFJUcZN3-r/s320/IMG20210530072538.jpg" width="320" /></a></div><br /><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Jujur saja, saya ini termasuk orang yang tidak terlalu suka kopi. Bahkan dalam sebulan saja kegiatan ngopi saya bisa dihitung jari dan itupun biasanya karena memang sedang nongkrong sama teman-teman saja. Malah terkadang sebulan dua bulan bisa tidak ngopi sama sekali.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Kenapa tidak suka kopi? Entahlah, dari dulu memang saya sudah terbiasa untuk minum susu saja, jadi tidak terpikirkan untuk saya menyeduh kopi lalu meminumnya di pagi hari. Saking jarangnya menemui orang seperti saya, ketika saya berkunjung ke rumah teman pun terkadang mereka heran karena ketika ditawarkan kopi saya tidak mau dan memilih teh atau air putih saja.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Ya wajar sih soalnya kan kebanyakan kaum Adam itu memang pecinta kopi, bahkan kaum Hawa pun juga sama. Eh ini saya malah tidak suka hehehe. Tapi untuk sekarang ini saya sudah berubah. Saya malah beberapa hari terakhir ini jadi suka ngopi, entah di pagi hari, siang hari, atau malam selepas pulang dagang.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Lagi-lagi saya juga tidak paham apa penyebab yang menjadikan saya tiba-tiba suka sama kopi. Adakah beban hidup menjadi faktor utama yang membuat saya jadi pecinta kopi? Entahlah, tapi kayanya sih tidak, lagipula saya tidak punya beban hidup dan agaknya kopi pun tak cukup meringankan beban hidup. Eh tapi bisa deh bikin pikiran kembali rileks, ya itu tepat.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Sepertinya itu semua dimulai ketika saya sedang banyak pikiran saat itu, saya pun mencoba untuk menyeduh dan meminum secangkir kopi. Hanya sugesti atau memang benar bisa adanya, saat meminum kopi saya merasa agak sedikit lebih tenang dari sebelumnya dan pada akhirnya pun saya jadi keterusan minum kopi.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Untuk kopinya sendiri, karena saya baru mulai suka ya tentu saja saya memilih kopi yang masih ada rasa manis-manisnya. Saya selalu suka dengan kopi ABC susu (bukan sponsor ya, tapi kalo ABC mau ya bolehlah hehehe). Kenapa suka? Ya karena tidak terlalu pahit untuk saya dan susunya tidak hanya manis tapi ada rasa gurih yang nikmat. Gimana? Sudah cocokkah saya untuk mereview produk? Hehehe.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Seperti di Minggu pagi ini. Biasanya kegiatan saya di Minggu pagi tuh berlari, bisa setengah jam atau bahkan satu jam lamanya. Tapi kali ini berbeda, rasa malas menyerang saya, hingga saya berakhir dengan duduk di teras rumah sambil meminum secangkir kopi. Dan baiknya lagi adalah kopi bisa menjadi teman menyenangkan saya dalam melakukan kegiatan menulis blog, seperti sekarang ini.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Kalau kalian ngelakuin apa nih di Minggu pagi ini?.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Wassalamualaikum...</p>Ilhamhttp://www.blogger.com/profile/12295929957612069144noreply@blogger.com23tag:blogger.com,1999:blog-1370079611254710961.post-73850302213062017972021-05-27T12:57:00.001+07:002021-05-27T12:57:49.017+07:00Miko, Kucingku yang Hilang<p style="text-align: justify;"> Assalamualaikum...</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Sejujurnya saya bukanlah orang yang suka memelihara kucing dirumah. Dulu sih beberapa kali suka ada kucing yang tinggal dirumah saya, itu semua karena si kucing sering dikasih makan oleh adik saya dan akhirnya ia pun jadi tinggal dirumah. Selama itu saya bersikap bodo amat, bahkan sampai si kucing lahiran dan memiliki beberapa anak pun saya masih biasa-biasa saja.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Sampai pada akhirnya, entah apa penyebabnya, pandangan saya terhadap kucing pun jadi berubah. Setiap melihat kucing, terutama yang kecil, saya selalu merasa prihatin terlebih ketika ia sedang bersuara meminta diberikan makan. Tak jarang ketika saya makan diwarung, saya membagi sedikit makanan saya untuk kucing yang ada disana.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Sampai pada suatu malam di bulan Maret. Sebenarnya dari beberapa hari yang lalu saya sudah mengincar seekor kucing kecil yang ada di warung dagangan saya untuk saya bawa pulang kerumah, namun saya masih ragu untuk melakukan itu. Hal yang membuat saya ingin membawanya adalah karena dia sangat menggemaskan, berlarian kesana kemari dan terlihat selalu merasa penasaran akan sesuatu. </p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Akhirnya saya pun memutuskan untuk membawa kucing kecil tersebut kerumah.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Meski tergolong kucing liar yang tinggal di jalanan, kucing kecil itu terlihat bersih dengan warna bulu dominan putih dan ada warna abu-abu di beberapa bagian wajah dan tubuhnya. Mengetahui saya yang membawa pulang kucing kecil, adik-adik saya merasa senang, terbukti dengan mereka yang langsung bermain dengan kucing tersebut keesokan harinya.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgUCxq4gh_2ZlEFHDbcSsL2zOT4p8eo_p-X3tAIxvZ_ibPgaZk_n5lYtLy-K8GzYSJ3g_eTQCLEKCgeAYvUj1-3mbCs5qCeRGOvhtmo_c-PtZsH8uPvOjypcdPbg1EEWsOvolj-crdHwhDP/s2048/IMG20210406083132.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1536" data-original-width="2048" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgUCxq4gh_2ZlEFHDbcSsL2zOT4p8eo_p-X3tAIxvZ_ibPgaZk_n5lYtLy-K8GzYSJ3g_eTQCLEKCgeAYvUj1-3mbCs5qCeRGOvhtmo_c-PtZsH8uPvOjypcdPbg1EEWsOvolj-crdHwhDP/s320/IMG20210406083132.jpg" width="320" /></a></div><br /><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Saya pun memberikannya nama dan namanya adalah Miko. Jangan tanyakan artinya apa, saya pun tidak tahu kenapa memberikan nama itu, saya hanya merasa nama tersebut cocok saja dengan kucing itu yang imut dan lucu. Adik saya si Nabil pun sempat protes akan nama tersebut dan ia ingin memberikan nama sendiri untuk si kucing, tapi ya karena saya yang menemukan dan membawanya pulang jadi Nabil harus terima dengan nama itu hehehe.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Saya tidak membuatkan kandang untuk Miko, dirinya bebas berlarian dirumah saya, toh saya rajin dalam hal memandikan dia. Satu hal lagi yang saya suka dari Miko adalah ia selalu buang air kecil dan besar di kamar mandi dan itu membuat saya dan orang rumah heran "kok bisa ya dia paham?". Entahlah, tapi saya jadi berpikir bahwa mungkin saja Miko ini sempat dirawat oleh seseorang atau jangan-jangan dia memang ada pemiliknya? Entah.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Kalau untuk tidur malam, terkadang saya mengeluarkan Miko dan membiarkan dia untuk tidur di teras rumah saja. Akan tetapi, kadang pula saya tidak tega membiarkan ia sendirian diluar dan pada akhirnya Miko pun tidur di dalam rumah. </p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Miko itu suka sekali nimbrung tidur di kasur bersama saya dan adik-adik saya, dia juga tidak permisi dulu jika ingin begitu. Pernah suatu hari ketika saya baru bangun tidur, saya merasa diatas kepala saya ada sesuatu dan ketika saya lihat itu ternyata ada Miko yang sedang tertidur pulas. Ya, dia tidur diatas kepala saya. Pernah juga Miko tidur disamping adik saya Nabil dan kalau sudah begitu pasti beberapa kali si Miko ketindih Nabil, karena Nabil kalau tidur suka gonta-ganti posisi.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Kasian memang, tapi untungnya kalau sudah begitu Miko pasti menjerit dan Nabil langsung terbangun. Kalau dilihat-lihat lucu memang, rasanya seperti memiliki adik baru namun berbeda spesies hehehe.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Sayangnya untuk sekarang ini dirumah saya sudah tidak ada Miko. Entah dia kemana, tiba-tiba menghilang begitu saja setelah kami sekeluarga tinggal pergi untuk ke Jakarta. Padahal saat itu dirumah sedang ada paman saya dan terahir saya tuh melihat Miko sedang bersantai di teras, saya pun berpamitan kepadanya namun dia sudah tidak ada ketika kami semua pulang.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Saat itu saya merasa kehilangan banget, bagaimana tidak? Biasanya sebelum berangkat kerja saya selalu bermain terlebih dulu sama Miko, mengelus kepalanya, menggelitik perutnya, dan masih banyak lagi. Terlebih lagi itu kali pertamanya saya memiliki kucing dirumah dan saya begitu perhatian dalam hal mengurusnya. Ya saya berharap sih dimanapun Miko sekarang, semoga dia sedang baik-baik saja.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Kalau sobat, pernah tidak kehilangan hewan peliharaan yang sobat sayang?.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Wassalamualaikum...</p>Ilhamhttp://www.blogger.com/profile/12295929957612069144noreply@blogger.com12tag:blogger.com,1999:blog-1370079611254710961.post-2299760498246295732021-05-25T18:26:00.003+07:002021-05-25T18:32:12.353+07:00Ingin Jadi Seperti Hanagaki Takemichi<p style="text-align: justify;">Assalamualaikum...</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Beberapa hari ini saya sedang sering-seringnya menonton sebuah anime yang berjudul Tokyo Revengers. Bahkan, karena animenya baru sampai episode 8 pun saya rela menonton pembahasan spoilernya hanya untuk dapat mengetahui kelanjutan dari ceritanya. Yap, saya ini termasuk makhluk yang tidak masalah jika terkena spoiler.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Saya memang bukanlah tipikal orang yang suka menonton anime, tapi entah kenapa ada dorongan tersendiri di dalam diri saya untuk menonton anime Tokyo Revengers. Ya itu juga diperkuat dengan seringnya anime tersebut muncul di beranda Youtube dan pencarian Instagram saya sih, karena penasaran ya akhirnya di tonton juga deh.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Tapi alhamdulillah, saya tidak salah memilih untuk menonton anime tersebut, justru saya malah sangat menikmatinya. Anime Tokyo Revengers mampu membuat saya sebagai orang yang tidak terlalu suka menonton anime jadi enjoy menonton sampai berjam-jam lamanya. Bahkan saking sukanya tuh saya sampai selalu membuka Youtube untuk menonton vidio dari channel yang membahas anime Tokyo Revengers.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Oke buat sobat yang belum tahu, saya akan kasih gambaran sedikit. Tokyo Revengers adalah sebuah anime yang mengisahkan kehidupan anak-anak sekolah di Jepang yang terlibat dan membentuk sebuah geng-geng berandalan, yang mana tidak lain geng tersebut akan selalu melakukan pertarungan demi memperebutkan kekuasaan dan kejayaan.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Anime ini memiliki tokoh utama yang bernama Hanagaki Takemichi, seseorang anak SMP biasa-biasa saja yang lemah dalam hal bertarung namun memiliki peran yang penting di salah satu geng terhebat di Tokyo nantinya. Dan jujur saja saya sangat mengagumi si Takemichi ini yang sampai membuat saya ingin jadi seperti dirinya. </p><p style="text-align: justify;"><br /></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://Tokyorevengers.fandom.com" rel="" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;" target="_blank"><img border="0" data-original-height="415" data-original-width="739" height="180" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjY3a4Ojgu5gBW7_WngejUZCRCIJyj54pVvxh3-7zPxLPQ77ESV-f1DN3rZWo7X3aOjqotltbJH7vu0uUzZ4hCtgvmf9U_m9DsR0V5RkSeF79uT6mWgboHesVwAb5tN0OedylwXQrV5qsQM/w320-h180/images+%25288%2529.jpeg" title="Gambar oleh tokyorevengers.fandom.com" width="320" /></a></div><p style="text-align: center;"><a href="http://Tokyorevengers.fandom.com" target="_blank">Sumber gambar tokyorevengers.fandom.com</a><br /></p><p style="text-align: center;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Takemichi memiliki kepribadian yang mudah tersentuh dan bahkan bisa dibilang cengeng, yap itu terbukti dari betapa seringnya ia menangis. Takemichi juga lemah, seperti yang sudah saya katakan sebelumnya, akan tetapi ia tangguh dan pantang menyerah. Meski ia lemah dan tidak dapat memenangkan sebuah pertarungan dengan lawannya, ia tetap berdiri, tetap bangkit meski dipukul jatuh berkali-kali.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Takemichi adalah seseorang yang dapat membuat lawannya yang lebih kuat dari dia bergidik ngeri hanya dengan mendengar kata-katanya. Karena kegigihannya itulah yang membuat ia tak pernah kalah dalam pertarungan, ia memiliki semangat yang lebih besar dari siapapun tokoh yang ada di dalam anime tersebut.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Selain memiliki tekad dan semangat sekeras baja, Takemichi juga memiliki kemampuan istimewa dan ini merupakan kemampuan yang ingin saya miliki meski mustahil. Takemichi dapat melompati waktu dan kembali ke masa lalu dengan tujuan untuk merubah masa depan yang tak sesuai dengan yang ia harapkan. </p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Takemichi selalu mempergunakan kemampuannya ini untuk menolong teman-temannya di masa depan, karena masa depan yang ia dapatkan benar-benar buruk baginya. Ia selalu kembali ke masa lalu untuk merubah keadaan, kenapa saya katakan "selalu"? Karena kenyataannya Takemichi sering mengalami kegagalan. Namun berkat tekad yang dimilikinya ia tak peduli meski harus mengulang dan pergi ke masa lalu lagi sampai jutaan kali.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Ya, saya ingin menjadi seperti Takemichi yang tak pernah menyerah dalam meraih impiannya, karena pada saat ini saya masih menjadi seseorang yang takut untuk memulai sesuatu, takut gagal, takut ini dan itu.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Selain itu, sepertinya saat ini saya membutuhkan sebuah kemampuan melompati waktu layaknya Takemichi. Saya ingin dapat kembali ke masa lalu dan mencegah diri saya untuk tidak melakukan sebuah kesalahan pada masa itu, karena nyatanya kesalahan yang saya lakukan itu cukup membebani saya sekarang ini.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Akan tetapi saya pun tersadar bahwa tidak seharusnya mengharapkan kemampuan seperti itu, memang menyenangkan bisa kembali dan merubah masa depan sesuai yang kita mau. Tapi, dengan adanya kesalahan di masa lalu membuat saya yang sekarang jadi tersadar dan mencoba untuk menjadi lebih baik lagi. Lagipula, tidak selamanya kesalahan akan memiliki dampak buruk, jika kita mau berbenah diri itu bisa jadi batu loncatan kita untuk jadi lebih baik lagi.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Wassalamualaikum... </p>Ilhamhttp://www.blogger.com/profile/12295929957612069144noreply@blogger.com8tag:blogger.com,1999:blog-1370079611254710961.post-83720301015382978402021-05-24T13:41:00.000+07:002021-05-24T13:41:04.437+07:00Menulis Diary<p style="text-align: justify;"> Assalamualaikum...</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Semua itu berawal dari banyaknya unek-unek yang bersarang di hati, mau diceritakan ke orang lain tapi agaknya hal ini terlalu pribadi. Jadi, saya pun memutuskan untuk mulai menulis diary. Ya diary, sebuah buku yang isinya segala macam tulisan tentang apa-apa yang saya rasakan dan alami setiap hari.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Pada awalnya saya merasa agak malas untuk melakukan itu, terlebih lagi biasanya kan kegiatan menulis diary itu sudah di cap sebagai sesuatu yang dilakukan seorang perempuan. Sebagai lelaki yang gagah perkasa (kata ibu saya) saya agak merasa ragu untuk memulai kebiasaan menulis diary. Sampai akhirnya saya membaca sebuah tulisan dari salah satu blogger yang saya temui ketika sedang berselancar di internet. Dalam tulisannya ia membagikan pengalamannya dalam menulis diary, sedikit banyak itu mempengaruhi saya yang hingga akhirnya memutuskan untuk menulis diary.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><h3 style="text-align: justify;">Buku untuk Menulis Diary</h3><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Yang saya lihat, kebanyakan orang akan memilih buku khusus untuk menulis kegiatan sehari-hari atau curahan hatinya, tapi kalau saya sih memakai buku yang tersedia saja. Kebetulan waktu itu ada buku adik saya yang sedang nganggur alias tidak terpakai, di dalamnya sih terdapat beberapa coretan, saya robek atau buang kertas yang ada coretannya dan saya tetapkan buku itu menjadi milik saya hehehe.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEguDrR6iZ_YON7jqaXlylzOTDprW81aMbZG8Jqr-yWta3-F6q5rBF_9TmC821izyN1GpQzF7PAdLz5-H-6w1yklj22MrFunvDdluUdI9AM9PlagysfjWIgg1hULNViJsikoWl6W6ET65OF5/s2048/IMG20210524132842.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1536" data-original-width="2048" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEguDrR6iZ_YON7jqaXlylzOTDprW81aMbZG8Jqr-yWta3-F6q5rBF_9TmC821izyN1GpQzF7PAdLz5-H-6w1yklj22MrFunvDdluUdI9AM9PlagysfjWIgg1hULNViJsikoWl6W6ET65OF5/s320/IMG20210524132842.jpg" width="320" /></a></div><br /><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Memang terlihat agak kurang menarik sih, tapi ya buat apa untuk terlihat menarik? Toh buku tersebut akan hanya dilihat oleh saya dan tidak untuk saya pamerkan kepada orang lain. Lagipula dengan menulis diary di buku seperti itu mungkin saja dapat mengurangi rasa curiga keluarga jika ada yang melihat buku tersebut. Kalau bukunya beda dan sampulnya saya kasih judul "My Diary" kan sudah pasti bikin orang yang lihat jadi penasaran.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Alasan saya untuk tidak memakai buku catatan khusus itu juga karena saya tidak mau ribet saja. Berhubung saya belum memiliki buku seperti itu kan tentu saja saya harus mencari dan membelinya terlebih dulu, karena tidak mau ribet ya saya pakai buku yang ada saja. Ya begitulah saya hehehe.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><h3 style="text-align: justify;">Tempat Menyimpan Buku Diary</h3><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Jangan bilang ke siapa-siapa ya (justru saya sendiri yang bilang-bilang, tidak apa, orang rumah tidak ada yang baca blog ini hehehe) saya kalau menyimpan buku diary tuh saya selipkan diantara baju-baju saya di lemari. Pada awalnya saya kepikiran untuk menaruhnya di tas yang biasa saya gunakan bekerja, karena takut bukunya jadi tertekuk yang akan membuat buku jadi tidak rapih, saya pun mengurungkannya.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Lalu, amankah dengan saya menyimpan buku diary diantara baju? Sepertinya tidak juga. </p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Kenapa tidak juga? Karena beberapa waktu yang lalu entah ibu atau bapak saya itu sempat merapikan lemari baju saya (mungkin gerah karena susunan bajunya tidak rapih, hehehe) dan otomatis beliau menemukan buku diary saya. Saya bisa tahu karena tiba-tiba saja saat saya buka lemari tuh susunan baju sudah rapih dan buku diary saya diselipkan di tempat yang berbeda dari sebelumnya. Entah sudah dibaca atau belum, tapi yang pasti sudah ketahuan.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Sejauh ini sih baik ibu maupun bapak belum ada omongan apa-apa, antara beliau memang tidak membacanya atau hanya tidak ingin membahas hal tersebut karena menghargai privasi saya. Entahlah, tapi bukannya belajar dari pengalaman, saya malah masih menyimpan buku tersebut diselipan baju-baju di lemari, soalnya bingung mau ditaruh dimana lagi.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Apa yang saya rasakan jika memang orang tua membaca diary itu? Hemmm agak khawatir sih tapi ya biasa-biasa saja. Lagipula yang saya tuliskan disitu hanya curahan hati saya saja, orang tua pun jika membaca mungkin akan geleng-geleng kepala saja, hehehe. Selain itu, buku diary memang saya persiapkan untuk kenangan ketika saya sudah tidak ada nantinya.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Salah atau tidak ya jika saya seperti itu? Maksud saya tuh jika saya sudah pergi nantinya dan barangkali ada yang rindu sama saya dia bisa membaca buku tersebut dan mengenang saya kembali. Jadi kaya seolah-olah saya tetap abadi dalam kata-kata, duhhh apa sih, hehehe (ngakak online terus).</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Di buku diary tersebut pun saya sering menulis tentang orang yang saya cinta, harapan saya jika saya sudah pergi nantinya dia membaca buku tersebut dan pada akhirnya tahu bahwa betapa besar saya mencintai dia. Ya kira-kira begitulah. Daritadi saya ngomongin pergi-pergi mulu ya, hehehe, tidak kok saya tidak ingin kemana-mana dan jujur saja belum siap (loh kok jadi ngelantur).</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><h3 style="text-align: justify;">Manfaat Menulis Diary yang Saya Rasakan</h3><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Kalau bicara manfaat sih jujur saja saya sudah merasakan manfaat dari menulis diary.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Jadi, alasan lain saya ingin menulis diary adalah juga karena saya agak ragu untuk curhat kepada orang lain. Yang sudah-sudah jika saya bercerita atau curhat kepada orang lain itu mereka malah suka membanding-bandingkan dengan kehidupannya sendiri.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">"Tenang aja am, yang lu hadapin belum seberapa kok, gua pernah ngalamin masalah yang lebih dari itu." Ya kira-kira seperti ini contohnya.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Terkadang saya curhat itu hanya ingin didengarkan saja, saya belum meminta pendapat apa-apa tapi orang yang saya percaya untuk mendengarkan cerita saya malah sudah nyerocos duluan ngasih pendapat dan saran. Hal yang seperti itu menjadikan saya lama kelamaan jadi jengkel dan akhirnya sudah malas untuk bercerita kepada orang lain. Saya pun memutuskan untuk bercerita lewat buku diary saya saja.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Dengan begitu, manfaat yang bisa saya dapatkan adalah saya bisa bercerita sebebas mungkin tanpa harus memikirkan saya akan didengar atau tidak, orang lain setuju atau tidak, karena buku diary saya adalah dunia saya. Tentu saja dengan saya menuangkan segala keluh kesah dan perasaan saya di buku tersebut saya jadi merasa lebih tenang dan lebih lega ketimbang memendam segala sesuatunya.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Kalau saya boleh mengajak, coba deh sobat menulis diary juga, menyenangkan loh dan pastinya juga akan menarik untuk dibaca kembali di masa yang akan datang. Oh ya itu juga menjadi salah satu alasan saya menulis diary, saya ingin mengabadikan momen di setiap harinya lewat kata-kata dan untuk saya kenang kembali suatu hari nanti.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Wassalamualaikum...</p>Ilhamhttp://www.blogger.com/profile/12295929957612069144noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-1370079611254710961.post-39314602638036453632021-03-07T19:32:00.003+07:002021-03-07T19:32:23.962+07:00Konten Paranormal Experience yang Bikin Ngakak<p style="text-align: justify;"> Assalamualaikum... </p><p style="text-align: justify;"><br /></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhvDNhai78ZeInu1bL31Eq2w1s2xXGYODAlE-Q4h74xWA2HEeaEy4hlKTogDXbdx7eajQj0oQi-FYwBehw6DwPjJvQkFauvmCwogexFfVyT0gocwYX65AbQFJaEc5W0iM48ooYcvJsHOdmX/s1280/IMG_20210307_192826.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="720" data-original-width="1280" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhvDNhai78ZeInu1bL31Eq2w1s2xXGYODAlE-Q4h74xWA2HEeaEy4hlKTogDXbdx7eajQj0oQi-FYwBehw6DwPjJvQkFauvmCwogexFfVyT0gocwYX65AbQFJaEc5W0iM48ooYcvJsHOdmX/s320/IMG_20210307_192826.jpg" width="320" /></a></div><br /><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Sudah menjadi kebiasaan saya, ketika Raditya Dika mengupload video langsung ditonton. Terlebih lagi jika yang ia upload adalah konten paranormal experience atau sebuah konten yang dimana seseorang menceritakan pengalaman mengerikan dan mistis semasa hidupnya. </p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Memang benar, sudah banyak youtuber diluar sana yang membuat konten serupa, tapi saya tetap paling suka konten paranormal experience yang disajikan bang Radit. Selain ceritanya menarik, bang Radit pun bisa membawa percakapan dengan seseorang yang menjadi narasumbernya itu dengan sangat baik. </p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Akan tetapi ada hal yang berbeda di konten paranormal experience yang baru ia upload beberapa hari ini. Bukannya bikin ngeri, saya malah jadi ketawa ketika menontonnya. </p><p style="text-align: justify;"><br /></p><h3 style="text-align: justify;">Paranormal Experience : Hantu Rambut Putih</h3><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Baru-baru ini bang Radit mengupload sebuah vidio paranormal experience dengan dua orang pemain dari Malam Minggu Miko season 1, yaitu Ryan dan Anca. Jujur saja saya tuh suka banget series Malam Minggu Miko, dari segi ceritanya kocak banget dan masing-masing tokohnya punya karakter yang kuat. </p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Oke balik lagi ke topik. </p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Di awal vidio mereka bercerita tentang apa-apa saja hal mistis yang terjadi ketika syuting series Malam Minggu Miko. Yap, meski series tersebut bergenre komedi, tapi ternyata ada saja hal mistis yang terjadi selama proses syuting. Sampai pada akhirnya, Anca, yang berperan sebagai pembantu di series tersebut pun kebagian ikut bercerita. </p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Nah, disitulah letak lucunya. </p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Anca ini sedari awal menuturkan ceritanya agak kurang jelas, membuat bang Radit dan Ryan menjadi ketawa-tawa di sela-sela Anca bercerita. Semakin lama jadi semakin kurang jelas, bukannya seram malah jadi kocak, bukannya merinding takut malah dibikin ngakak. </p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Meski vidio itu tidak memenuhi harapan selayaknya konten horor yang dapat menghadirkan rasa merinding dan takut, tapi ya cukuplah untuk membuat saya merasa senang kembali. Ya, saat ini saya sedang galau-galaunya. </p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Wassalamualaikum... </p>Ilhamhttp://www.blogger.com/profile/12295929957612069144noreply@blogger.com5tag:blogger.com,1999:blog-1370079611254710961.post-30337989220040667642021-03-03T00:54:00.004+07:002021-03-03T00:54:41.586+07:00Jono dan Joni si Tukang Martabak<p style="text-align: justify;"> Assalamualaikum... </p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Ketika berdagang pempek di sore tadi saya merasa kurang bersemangat. Bukan karena habis putus cinta atau kena omelan dari yang punya warung, melainkan saya harus menerima kenyataan bahwa sohib saya si tukang martabak sudah berhenti bekerja di hari ini. </p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Saya sudah mengetahui bahwa memang dalam waktu dekat ini Jono dan Joni si tukang martabak akan berhenti, namun ia bilang itu di tanggal 6 Maret nanti. Ternyata itu semua dipercepat karena bos mereka telah mendapat pengganti mereka untuk mengurus usaha martabaknya. </p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Saya agak heran ketika sedang membuka warung tadi melihat ada orang baru di martabak. Awalnya saya pikir Jono dan Joni sedang libur, tapi saya pikir ulang buat apa mereka libur disaat mereka sudah bilang ingin berhenti kepada bosnya. </p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Pada akhirnya saya pun diberitahu oleh bang Jaka, pemilik dari warung ayam bakar disebelah kiri warung pempek saya. Bang Jaka bilang kalau Jono dan Joni sudah berhenti dan sebelum zuhur mereka sempat mampir untuk berpamitan, mereka pun menitip salam untuk saya. </p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Mendengar hal itu dari bang Jaka, saya pun langsung menghubungi mereka. Mereka bilang, semuanya serba mendadak, bosnya pun baru memberi kabar jam 10 pagi dan itu mengharuskan mereka untuk langsung mengemasi barang dari kontrakan yang selama ini mereka tinggali ketika bekerja disana.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Setelah mengemasi barang, mereka pun pergi dari kontrakan dan sempat mampir ke warung ayam bakarnya bang Jaka. Karena warung pempek bukanya jam 3 sore, maka saya tidak sempat untuk bertemu dengan Jono dan Joni. Tepat sebelum zuhur, mereka pun berangkat menuju Tangerang menggunakan kereta sebagai transportasinya.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><h3 style="text-align: justify;">Perkenalan</h3><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Dihari pertama saya berdagang, selayaknya tetangga baru, saya menyapa beberapa pedagang lain yang berjualan disamping kanan dan kiri warung saya. Saya pun juga menyapa Jono dan Joni saat itu, sekadar menyapa, belum langsung rutin mengobrol seperti belakangan ini. </p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Beberapa hari berikutnya yang dimana dihari itu warung saya sedang sepi pelanggan, saya mencoba menghampiri mereka untuk sekadar mengakrabkan diri. Mereka merespon dengan baik, obrolan pun terkesan nyambung dan mungkin itu semua karena kami bertiga bisa dibilang seumuran. </p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Bahkan, beberapa kali saya sengaja untuk pulang lebih malam hanya untuk nongkrong dan mengobrol terlebih dahulu di warung martabak mereka. Tapi ya tentu saja warung pempek sudah saya tutup, karena saya harus setor penghasilan di hari itu kepada bang Sabil. </p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Riki dan Jodi (bukan nama asli) si tukang roti bakar pun suka ikut nimbrung di sela-sela obrolan kami. Meski roti bakar tutup jam 11 malam, Riki pun terkadang tidak langsung pulang, ia ikut nongkrong dengan kami sampai warung martabak tutup. Karena memang yang tutupnya paling malam itu ya warung martabaknya Jono dan Joni di jam 12 tengah malam. </p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Mendengar kabar bahwa Jono dan Joni sudah berhenti, Riki dan Jodi pun sangat menyayangkan hal itu.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">"Sepi kalo ngga ada dia mah." Ucap Riki saat itu kepada saya. </p><p style="text-align: justify;"><br /></p><h3 style="text-align: justify;">Alasan</h3><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Seringnya mengobrol dengan mereka membuat saya sudah paham betul kenapa mereka ingin berhenti. Mungkin jika saya berada di posisi mereka saya pun akan mengambil keputusan yang sama. </p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Singkatnya, mereka berdua memutuskan berhenti ya karena sudah merasa tidak nyaman lagi bekerja disana. Rencana awalnya mereka berdua ingin berhenti sehabis lebaran, akan tetapi pada akhirnya dipercepat karena satu dan lain hal. </p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Sebagai teman tentu saja saya akan selalu mendoakan yang terbaik untuk mereka. Semoga Jono dapat bekerja ditempat yang lebih baik lagi dan untuk Joni, semoga ia bisa lancar dalam membuka usaha martabak miliknya sendiri. </p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Yap, Joni pernah bercerita kepada saya bahwa setelahnya ia ingin membuka usaha martabak sendiri. Mendengar hal itu saya merasa kagum kepadanya, kelak suatu hari nanti saya harap saya dapat mengikuti semangat dan kerja kerasnya dalam memulai sebuah usaha. </p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Yahh semoga saja suatu saat nanti kami bisa bertemu kembali, saling membawa kebaikan dan cerita yang lebih menarik lagi tentunya. </p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Wassalamualaikum... </p>Ilhamhttp://www.blogger.com/profile/12295929957612069144noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-1370079611254710961.post-80086054531549189872021-01-30T10:23:00.002+07:002021-01-30T10:23:32.458+07:00Menggambar Gerobak Pempek<p style="text-align: justify;"> Assalamualaikum...</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Namanya berdagang, kadang sepi kadang ramai, tapi asalkan tetap bersyukur ya rasanya akan tetap menyenangkan untuk dijalani. Tidak bisa dipungkiri memang, rasa bosan kerap hadir jika dalam satu hari sedang benar-benar sepi pelanggan.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Biasanya sih untuk mengusir rasa bosan saya melakukan beberapa hal seperti menonton Youtube, mendengarkan podcast, dan lain sebagainya. Namun, adakalanya hal seperti itu karena sudah sering dilakukan pun juga menimbulkan rasa bosan lagi, jadi harus bagaimana?.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Seperti di hari itu, warung sedang sepi pelanggan, menonton Youtube pun sudah mulai membosankan karena tiap hari sudah dilakukan. Saya pun mencoba melakukan hal lain seperti menggambar. Ya, menggambar. Menggambar apa? Entahlah, saat itu saya hanya sedang ingin menggambar apa yang saya lihat dan kebetulan saat itu saya sedang duduk dibelakang gerobak pempek, alhasil ya saya gambar itu deh.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Saya akhirnya larut dalam kegiatan menggambar. Saya yang terlalu fokus membuat mpok penjual ayam bakar yang berjualan disamping kanan warung pempek saya pun menegur.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">"Ham, lu belom nutup udah ngitung setoran aje." Ucap si mpok kepada saya yang hanya saya balas dengan senyum dan tawa ringan.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Saat itu mpok berpikir bahwa saya sedang menghitung setoran atau jumlah pempek yang terjual, ia belum tahu kalau saya justru sedang menggambar. Kenapa si mpok bisa berkata begitu? Ya karena memang saya menggambarnya di buku setoran, hehehe.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Beberapa kali kegiatan menggambar pun harus terhenti karena ada pelanggan yang datang, alhamdulillah deh.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Setelah melayani pelanggan, saya pun kembali berkutat dengan gambar yang belum selesai. Si mpok pun semakin penasaran dan akhirnya menghampiri saya yang terlihat sangat fokus pada buku setoran.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">"Ealah lu lagi ngegambar ye, lagi ngedesain lu? Mau jadi arsitek?."</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">"Engga mpok, cuma lagi iseng-iseng aja." Jawab saya.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Mpok dan beberapa pedagang lain pun memuji gambar buatan saya. Entahlah, apakah memang gambar saya sebagus itu? Padahal saya sudah lama sekali tidak menggambar dan baru mulai lagi ya di saat itu. Inilah hasil gambarnya.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEin-hl9AonNBVA1PoYpi7XfDzINLFHW7-92NOMtWdsQc-Jo6aAIXkz1l8iGdZ2MVlSALjgZYEC6PhJk0YiKBMtFk9WjP9jlCmVQijZgyJQUSTErd6fQLobZhH9PAewCx-9t3JDtCBNyATCm/s2508/IMG20210126211958.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2508" data-original-width="1254" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEin-hl9AonNBVA1PoYpi7XfDzINLFHW7-92NOMtWdsQc-Jo6aAIXkz1l8iGdZ2MVlSALjgZYEC6PhJk0YiKBMtFk9WjP9jlCmVQijZgyJQUSTErd6fQLobZhH9PAewCx-9t3JDtCBNyATCm/s320/IMG20210126211958.jpg" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg5eBipEL2gJNlSMSesGSH7Nsv5gcNOOglpxkxyu6jE6eP4obPE1QxsJdssujmyaydqNLXm4ilNkZQsW-g31_ncXsCTRWJhDsFV4_8VkpF9NjARbTp6fi-3PNgWpGkV4SUaKO_1k7S4b0gy/s2508/IMG20210120203827.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2508" data-original-width="1254" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg5eBipEL2gJNlSMSesGSH7Nsv5gcNOOglpxkxyu6jE6eP4obPE1QxsJdssujmyaydqNLXm4ilNkZQsW-g31_ncXsCTRWJhDsFV4_8VkpF9NjARbTp6fi-3PNgWpGkV4SUaKO_1k7S4b0gy/s320/IMG20210120203827.jpg" /></a></div><br /><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Gimana menurut sobat? Kalau menurut saya sih ya kurang rapih karena ada beberapa bagian yang mencong sana mencong sini hehehe. Tapi ya tidak apa-apa deh namanya juga baru mulai lagi dan kegiatan menggambar kali ini pun dilakukan hanya untuk mengusir rasa bosan, bukan untuk mengikuti ajang perlombaan.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Ternyata menggambar gerobak saja cukup memakan waktu yang tidak sebentar dan tak terasa malam pun semakin larut. Dengan segera saya membereskan warung karena sudah waktunya saya untuk pulang.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Wassalamualaikum...</p>Ilhamhttp://www.blogger.com/profile/12295929957612069144noreply@blogger.com9tag:blogger.com,1999:blog-1370079611254710961.post-67727257567580929002021-01-27T10:29:00.003+07:002021-01-27T10:29:51.501+07:00Masalah Sepele<p style="text-align: justify;"> Assalamualaikum...</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Berjualan di pinggir jalan membuat saya sempat menyaksikan beberapa kejadian-kejadian unik di jalanan. Mulai dari kejadian yang lucu, sampai yang membuat saya dan beberapa pedagang lainnya ikut kesal dan geram.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Hari itu hujan turun cukup deras dan membuat jalanan agak becek. Hujan membuat saya agak santai hari itu, karena mungkin orang-orang lebih memilih untuk berdiam dirumah saja ketimbang keluar basah-basahan hanya untuk beli pempek.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Karena saat itu sedang sepi pembeli, sedari sore saya pun sibuk dengan hape saya sendiri. Menonton Youtube, mendengarkan podcast, membaca blog, dan banyak hal lain lagi yang saya lakukan untuk mengusir rasa bosan dan kantuk yang datang.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Tiba-tiba saja di malam harinya suara ribut-ribut terdengar di seberang jalan, saya pun kaget dan mencoba melihat kearah sumber suara. Tepat di depan warung lesehan ada seorang bapak-bapak yang sedang memukuli anak remaja. Ya saya sih tidak tahu berapa umurnya, saya bilang remaja itu ya berdasarkan analisa dadakan saya saja.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Sontak kejadian itu pun langsung menjadi pusat perhatian bagi para pedagang dan pengguna jalan. Beberapa orang pun sibuk melerai, saya pun keluar dan berdiri didepan gerobak pempek sambil memperhatikan.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Terlihat remaja itu seperti meminta maaf kepada si bapak, namun dengan brutalnya bapak-bapak itu melayangkan beberapa pukulan yang telak mengenai wajah remaja tersebut. Meskipun saat itu si remaja sedang mengenakan helm, tapi tetap saja yang namanya dipukul ya tetap terasa, bahkan menurut tukang parkir yang saat itu melerai, hidung dari remaja tersebut berdarah terkena pukulan.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Orang-orang pun sibuk memisahkan, tapi si bapak malah tetap saja menghampiri dan menyerang remaja itu. Beberapa orang pun meneriaki si bapak agar lanjut jalan saja dan akhirnya, entah karena malu atau capek sendiri, ia pun lanjut jalan dan pergi.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Orang-orang yang penasaran pun mulai mendekati si remaja dan bertanya tentang masalah apa yang terjadi antara dia dengan si bapak itu. </p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Berdasarkan cerita dari pedagang dan tukang parkir yang saya tanya, si remaja tidak sengaja menyipratkan air kepada si bapak ketika mereka berdua sedang berkendara motor. Karena tidak terima, si bapak pun mengejar dan memberhentikan remaja tersebut dengan paksa, kemudian terjadilah kejadian seperti yang sudah saya ceritakan sebelumnya.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Menurut keterangan dari si remaja, ia tidak sengaja menyipratkan air dan itu juga hanya mengenai kaki dari si bapak. Kondisi jalanan yang becek memang mengharuskan tiap pengendara memelankan laju kendaraannya agar air dijalan tidak menyiprat kemana-mana. Akan tetapi, si bapak juga tidak seharusnya sampai main tangan seperti itu.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Brutal banget atau bahasa jaman sekarangnya itu bar bar lah.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Setelahnya, kejadian itu menjadi buah bibir bagi para pedagang dan tukang parkir. Mereka semua geram akan sikap dari si bapak.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">"Kan bisa diomongin baik-baik dulu ya." Ucap salah seorang pedagang.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">"Lagian, kecipratan aja sampe segitu marahnya." Timpal pedagang lainnya ikut kesal.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Saya pun juga kesal dengan sikap yang ditunjukkan si bapak itu. Entahlah, mungkin memang si bapak sedang mengalami hari yang buruk, sedang banyak masalah, sehingga ia luapkan kekesalan yang selama ini dipendam kepada si remaja yang malang itu.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Ya itu hanya dugaan saya sih. Meski begitu, saya yang bosan dan agak mengantuk di malam itu pun menjadi segar kembali.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Wassalamualaikum...</p>Ilhamhttp://www.blogger.com/profile/12295929957612069144noreply@blogger.com8tag:blogger.com,1999:blog-1370079611254710961.post-49052981392961399322021-01-25T18:05:00.006+07:002021-01-27T10:22:38.524+07:00Hari Minggu dan Hujannya<p style="text-align: justify;"> Assalamualaikum...</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhivwNlqO7rmup6Jy6emqH5GqrHRaKjiJO5VucSEA4WOfSYZf86tRP_E5f_J7pnbsBeSpbjRGVgmQAqws2iivBzJOGIe_Lp_RTKAVO9f9AXFVUUgTA0KdBMRpjwifWzNuHPVz1wKxKpxWw5/s1920/hariminggudanhujannya.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1080" data-original-width="1920" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhivwNlqO7rmup6Jy6emqH5GqrHRaKjiJO5VucSEA4WOfSYZf86tRP_E5f_J7pnbsBeSpbjRGVgmQAqws2iivBzJOGIe_Lp_RTKAVO9f9AXFVUUgTA0KdBMRpjwifWzNuHPVz1wKxKpxWw5/s320/hariminggudanhujannya.jpg" width="320" /></a></div><br /><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Di malam Senin ini kembali saya menulis postingan blog menggunakan hape, setelah sekian lama hal seperti ini tidak saya lakukan semenjak hape saya yang sebelumnya rusak.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Sudah jarang sekali saya melakukan kegiatan menulis di malam hari seperti sekarang ini. Setiap harinya saya selalu pulang larut malam sehabis bekerja, tentu setelahnya saya lebih memilih untuk tidur daripada menulis, karena memang sudah merasa lelah.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Akan tetapi, berhubung sekarang ini saya sedang libur, jadi ada waktu yang cukup banyak untuk sedikit melemaskan jari dengan menulis keseharian saya di hari Minggu malas ini.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Kenapa saya menyebut hari ini sebagai hari Minggu malas? Hujan lah penyebabnya dan sobat pasti tahu lah ya apa yang paling enak dilakukan ketika sedang turun hujan, yap rebahan.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Setuju kah? Atau hanya saya saja yang suka begitu? Hehehe.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Semenjak mulai bekerja saya jadi jarang berolahraga. Sebenarnya ada waktu yang cukup untuk saya tetap berolahraga di pagi harinya seperti biasa, tapi jika sudah berolahraga di pagi hari, saat bekerja di sore harinya akan terasa melelahkan. Energi di tubuh saya seperti sudah terkuras cukup banyak.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Karena hal itu saya pun jadi malas untuk berolahraga. Meski begitu, saya masih menyisakan satu hari dalam seminggu untuk tetap berolahraga, yaitu di hari Minggu.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Sebenarnya antara hari biasa dengan hari Minggu itu tidak ada bedanya, toh saya tetap bekerja di hari Minggu, jadi ya seharusnya tetap akan terasa lelah juga di sore harinya. Tapi saya melihat bahwa hari Minggu adalah harinya berolahraga, jadi akan ada banyak orang yang melakukan aktivitas berolahraga, setidaknya karena itu saya jadi lebih semangat juga untuk berolahraga.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Di Minggu pagi ini saya pergi ke Marakash untuk berolahraga lari seperti Minggu sebelumnya. Jujur saja berlari seminggu sekali membuat saya mengalami penurunan dalam hal performa lari saya. Jika sebelumnya berlari satu jam masih kuat, sekarang ini lima belas menit saja sudah sangat cukup bagi saya.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Saya pun tidak ingin menekan diri saya untuk sekuat dulu, karena memang dari porsi berlari dalam seminggu saja sudah sangat jelas berbeda.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Yang penting dapat tetap menyisihkan waktu berolahraga, walau sehari, begitu pikir saya saat ini. Cuaca pun sedang berubah-ubah, agaknya penting untuk selalu menjaga kesehatan agar tidak mudah sakit.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Setelah selesai berlari saya pun pulang kerumah dan sarapan pagi, tak lama dari itu hujan pun turun. Hujan turun cukup deras di Minggu pagi dan tidak hanya deras, hujan diluar juga berlangsung cukup lama. Jadi tidak salah dong jika saya menyebut Minggu malas, karena memang momen di hari Minggu seperti ini tuh sangat pas untuk rebahan dan bersantai.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Setuju tidak?.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Tapi saya tidak bisa untuk seperti itu, karena siangnya saya tetap harus masuk kerja. Manusia telah membuat dan menciptakan jas hujan, jadi ya tidak ada alasan tidak pergi bekerja hanya karena diluar sedang turun hujan, bukan?.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Tiga puluh menit sebelum berangkat, saya mendapat pesan whatsapp dari yang punya warung tempat saya bekerja. Ia meliburkan saya di hari Minggu ini, alasannya karena dagangan sudah ada yang memborong dan tidak ada sisa untuk berjualan di warung.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Dengan senyum tipis saya pun membalas pesannya singkat. Sejujurnya saya senang jika hari ini libur, saya bisa beristirahat dirumah, tapi karena libur saya pun tidak dapat uang upah harian bekerja di hari ini. Tapi tak apa, mungkin memang hari ini saya harus beristirahat, beliau pun mengkhawatirkan kesehatan saya jika tetap memaksa bekerja di tengah cuaca hujan sekarang ini.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Saya bersyukur dapat bekerja dengannya yang sangat baik hati dan peduli, mungkin suatu saat saya akan menuliskan tentang itu, tunggu saja.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Hari Minggu pun saya lalui dengan rebahan di ruang tamu, sembari mendengarkan musik yang diputar lewat Spotify. Mata saya memandang kearah luar dari jendela ruang tamu, melihat hujan, namun pikiran terbang lebih jauh lagi mengingat apa saja yang telah terjadi di hidup saya belakangan ini.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Wassalamualaikum...</p>Ilhamhttp://www.blogger.com/profile/12295929957612069144noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-1370079611254710961.post-87683386945576604182020-12-29T05:31:00.002+07:002020-12-29T05:31:39.535+07:00Ketika PKL<p style="text-align: justify;"> Assalamualaikum...</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjZYzrTmj-t3UzrxsdPvqgFxrxFNyJU-M58g5Pa805tUu5ATKyBqhecQVGpFbFwWnfL63kblmaXUi8KwCh_MJll2LO09l5PsZWnqkb3BLXWyhMplrL6IDLAIpngCksqvMwZ8OsfeS1gaIPE/s1920/pkl.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1080" data-original-width="1920" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjZYzrTmj-t3UzrxsdPvqgFxrxFNyJU-M58g5Pa805tUu5ATKyBqhecQVGpFbFwWnfL63kblmaXUi8KwCh_MJll2LO09l5PsZWnqkb3BLXWyhMplrL6IDLAIpngCksqvMwZ8OsfeS1gaIPE/s320/pkl.jpg" width="320" /></a></div><br /><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Saya setuju dengan pendapat orang yang mengatakan bahwa masa-masa SMA adalah masa yang paling berkesan dan sulit untuk dilupakan. Nyatanya, saya pun merasakan hal itu. Akan tetapi, saya bukanlah lulusan SMA, melainkan SMK.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Seperti yang sudah saya tuliskan dalam postingan sebelumnya, di SMK ada sebuah agenda yang bernama PKL atau Praktek Kerja Lapangan yang harus diikuti tiap siswa dan siswi kelas 11. Saya pun tentu saja mengikuti agenda tersebut dan ketika PKL itulah banyak hal menarik yang terjadi dan sulit untuk dilupakan.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Saya melaksanakan PKL di sebuah instansi pemerintah bersama dengan keempat teman saya, Adnan, Bambang, Kathon, dan Putra. Tempat saya PKL itu terletak di lantai 8 sebuah gedung berwarna biru yang berseberangan dengan Stadion Patriot Candrabaga Bekasi, sebuah stadion yang sudah cukup sering dijadikan tempat pertandingan sepakbola nasional</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Selama PKL pekerjaan kami selalu berkaitan dengan membuat surat-menyurat. Terkadang jika ada komputer yang bermasalah atau perlu instalasi software pun kami ikut membantu karena kami memang dari jurusan RPL atau Rekayasa Perangkat Lunak.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Kami mulai bekerja pada jam 8 pagi dan pulang sekitar jam setengah 4 sore. Sejujurnya kami tidak terlalu sibuk, lebih banyak menganggurnya dan biasanya waktu-waktu itu selalu kami gunakan untuk berbaur dengan sekitar atau ya mengobrol berlima saja.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Yang menjadikan agenda PKL ini menarik bukan hanya tentang kami jadi bisa belajar akan tanggung jawab dalam hal bekerja, melainkan juga ada beberapa hal kocak dan gila yang sering kami lakukan ketika PKL. Harap jangan dicontoh, ini hanyalah sebuah keisengan para remaja tanggung saja, hehehe.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><h3 style="text-align: justify;">Isengin Orang di Lift</h3><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Oleh karena tempat kami PKL itu terletak di lantai 8, tentu saja kami membutuhkan lift untuk mencapainya. Kalau naik tangga saja mah bisa gempor.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Jadi dalam gedung biru itu ada dua buah lift dan disamping lift tersebut ada sebuah lorong yang akan membawa kita ke toilet yang terletak di belakang lift. Saya dan teman-teman suka iseng menekan tombol lift (padahal tidak mau naik) agar lift tersebut berhenti, sedangkan kami semua bersembunyi di toilet.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Suatu hari saya pernah mencoba untuk menekan namun tidak bersembunyi di dalam toilet. Saya mencoba untuk berdiri agak jauh dari lift tersebut, saya ingin memperhatikan reaksi dari para pengguna lift ketika lift itu berhenti dan tidak ada orang yang ingin masuk ke dalamnya.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Pintu lift terbuka, saya sudah pada posisi agak jauh dari lift dan dengan sekuat tenaga mencoba menahan tawa. Setelah pintu lift terbuka ada seseorang yang celingak-celinguk muncul dari dalam lift, mungkin ia kebingungan akan lift yang berhenti namun tidak ada siapa-siapa diluarnya, hingga pada akhirnya pintu lift menutup kembali.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Iseng banget ya? Ya memang begitulah saya dan teman-teman saya pada saat itu. Tolong jangan ditiru ya sob, tidak baik menjadikan fasilitas umum seperti lift untuk dijadikan bercandaan.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><h3 style="text-align: justify;">Bernyanyi di Lift</h3><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Menurut saya, bernyanyi merupakan sebuah kegiatan yang sangat ampuh dalam hal melepas penat dan lelah. Saya sering banget sih mempergunakan waktu rehat dari sebuah kegiatan untuk sekadar mendengarkan lagu ataupun ikut bernyanyi. Biasanya sih ikut bernyanyi juga, lebih lega saja gitu rasanya.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Itu juga yang sempat saya lakukan bersama teman PKL saya saat itu.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Di hari itu memang sudah waktunya bagi kami untuk pulang, gedung pun sudah sepi dari para karyawan. Hanya saja, sore itu kami diminta tolong oleh petugas kebersihan tempat kami bekerja untuk membawa sebuah barang ke lantai dasar. Saya agak lupa tepatnya saat itu kami disuruh membawa apa, yang jelas saat itu kami melakukannya secara bersama-sama.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Suasana sudah sangat sepi, bahkan yang turun menggunakan lift di sore itu hanya tinggal kami. Mengetahui hal tersebut membuat kami menjadi berani untuk bernyanyi di dalam lift "toh tidak akan ada orang yang mendengar ini." Begitu pikir kami pada saat itu.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Akan tetapi, tiba-tiba saja lift berhenti di lantai 4, pertanda bahwa akan ada seseorang yang masuk dan ikut turun bersama kami. Dengan panik kamu pun langsung diam seketika, saya yang pada awalnya duduk di lantai lift pun langsung bangun dan berdiri tegak karena akan ada orang lain yang masuk.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Seorang bapak-bapak pun masuk ke dalam lift, suasana hening, tiba-tiba beliau berkata "kok diem? Kenapa nggak nyanyi lagi?." Ternyata nyanyian kami pun didengar olehnya sebelum masuk ke dalam lift ini. Seketika kami pun tertawa bersama dan setelahnya mengobrol banyak hal bersama bapak-bapak itu.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Begitulah kami, lift kosong sebentar saja sudah membuat kegaduhan, hehehe. Tapi ya sobat pastilah sudah bisa menebak jika sudah membaca tulisan sebelumnya yang berjudul "Adnan", Adnan tidak akan terlibat banyak dalam hal-hal seperti ini.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><h3 style="text-align: justify;">Meja Tinggi Lantai 1</h3><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Disetiap lantai gedung biru memiliki akses internetnya masing-masing, hanya saja ditempat saya bekerja, di lantai 8 itu kecepatan akses internetnya agak lambat. Sebagai remaja tanggung yang memiliki kebiasaan pesan satu minuman untuk memakai wifi beramai-ramai di sebuah kafe, kami pun mencari spot wifi yang memiliki akses internet cepat.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Kami pun menemukan tempat yang memiliki akses internet yang cukup cepat, yaitu di lantai 1. Di lantai 1 itu ada sebuah ruangan besar yang biasanya dijadikan sebagai tempat pertemuan dan diluarnya ada meja pemerimaan tamu yang tinggi dan disitulah biasanya kami sering nongkrong untuk wifian.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Karena tidak setiap hari ruangan aula tersebut digunakan, membuat saya dan teman-teman saya bisa ke meja tinggi itu lebih sering. Meja penerimaan tamu itu berbentuk persegi panjang secara utuh jika dilihat dari luar, namun dibaliknya ada sebuah ruang kosong yang bisa digunakan untuk menaruh barang jika sedang ada acara di ruangan pertemuan.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Meja tersebut terletak diluar ruangan dan tidak ada kursi disekitarnya, jadi ruang kosong dibalik meja penerimaan tamu itulah yang biasa kami gunakan untuk duduk. Kalau berdiri mulu mah capek.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Suatu hari saya dan teman-teman sedang wifian di lantai 1, akan tetapi saat itu hanya Adnanlah seorang yang berada dibalik meja, saya dan teman-teman yang lainnya berdiri didepan meja. Entah karena lelah atau saking asiknya wifian, saat itu Adnan sampai tiduran dibalik meja penerimaan tamu.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Adnan ini memang cool orangnya, tapi terkadang perilakunya suka absurd juga.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Sampai suatu ketika ada seorang wanita yang ingin menerima telfon. Selayaknya orang yang ingin menerima telfon, wanita itu pun mencari tempat yang agak kondusif dan sepi agar ia bisa nyaman dalam berbicara di telfon.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Pada akhirnya ia menemukan tempat yang cocok, dimana lagi kalau bukan dibalik meja penerimaan tamu. Saya dan teman-teman yang melihat hal itu pun sudah cengar-cengir saja, karena seperti yang kita tahu dibalik meja itu ada Adnan sedang tiduran.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Wanita itu pun sudah berada dibalik meja dan ia terkejut ketika melihat dibalik meja itu ada seonggok manusia yang tanpa berdosa tengah tiduran santai. Adnan pun ikut terkejut dan langsung bangun dari posisinya, dengan perasaan malu Adnan menghampiri saya dan yang lainnya.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">"lu pada bukannya ngasih tau gua juga." Ucap Adnan dengan agak kesal yang hanya kami jawab dengan gelak tawa.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Kejadian itu tuh lucu banget, bahkan saat saya menulis ulang ini saya masih tertawa saja mengingatnya. Sungguh Adnan yang malang.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><h3 style="text-align: justify;">Bermain Tenis Meja</h3><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Selain nongkrong di lantai 1, jika sedang jam istirahat terkadang kami diajak oleh para karyawan untuk bermain tenis meja. Meja tenis tersebut terletak di dalam sebuah ruangan di depan ruang rapat. Jadi jika ingin masuk ke dalam ruang rapat, kita harus melalui dua pintu, pintu pertama menuju ruang meja tenis itu berada dan pintu kedua menuju ruang rapat itu sendiri.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Jujur saja saya jarang sekali bermain tenis meja dan tidak bisa dalam memainkannya. Alhasil, saya pun bermain dengan asal dan ternyata tidak hanya saya, teman-teman saya yang lainnya pun juga tidak bisa.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Meski tidak bisa bermain, setidaknya kami semua dapat terhibur.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><h3 style="text-align: justify;">Kenalan dengan Cewek</h3><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Selama PKL disana kami sering menjumpai siswa dan siswi sekolah lain yang tentu saja juga sedang melaksanakan PKL seperti kami. Bahkan, sepertinya hampir di setiap lantai gedung biru pun ada anak PKL-nya, itu saya ketahui ketika saya sedang diberi tugas mengirim surat ke beberapa instansi di lantai yang berbeda-beda.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Selain itu, terkadang kami pun juga sering melihat anak sekolah lain ketika sedang jam istirahat dan hendak pergi ke kantin. Disaat-saat itulah terjadi sebuah hal dimana si Adnan naksir seorang cewek, seperti yang sudah saya ceritakan pada postingan sebelumnya.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Ketika PKL sebenarnya saya masih berhubungan dengan si Mawar, akan tetapi saat itu kami sedang sering-seringnya putus nyambung yang membuat status menjadi tidak jelas. Selalu saja ada hal yang diributkan jika sedang saling berkirim pesan, hal seperti itu membuat saya menjadi jenuh hingga akhirnya saya berkenalan dengan cewek lain yang juga sedang PKL.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Siang itu saya diberi tugas untuk memfotokopi beberapa dokumen, saya pun langsung bergegas pergi ke tempat fotokopi yang terletak diluar lingkungan gedung. Sebenarnya di kantin juga ada tempat untuk fotokopi, namun disana terkenal agak mahal dan para karyawan pun lebih memilih untuk memfotokopi diluar yang biayanya jauh lebih murah.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Sesampainya disana saya mendapati ada anak cewek PKL lain yang juga sedang memfotokopi. Agar tidak terlalu hening, saya pun memulai pembicaraan dengannya dan untung saja responnya baik, tidak seperti Adnan yang dicuekin, hehehe.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Kami pun berbincang-bincang banyak hal dan dari pertemuan itu saya mengetahui bahwa ia bernama Hana. Hana ini PKL di satu gedung yang sama dengan saya, namun ia di lantai 1, tempat yang biasa saya dan teman-teman saya nongkrong untuk wifian.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Semakin hari saya dan Hana pun semakin akrab, saya mengenalkan Hana pada teman-teman saya dan begitupun sebaliknya. Meskipun kami semakin dekat, tidak pernah terpikirkan oleh saya untuk menjadikan Hana lebih dari sekadar teman. Saya masih mencintai Mawar dan tidak ingin selingkuh lagi.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Masa PKL Hana pun telah selesai, ia lebih dulu selesai karena di peraturan sekolahnya hanya diharuskan dua bulan saja, sedangkan saya tiga bulan. Semenjak pertama kali bertemu saya tidak pernah bertanya akan nomor hape miliknya, namun di hari terakhir PKL-nya ia menemui saya dan memberikan nomornya.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Setelahnya, saya dan Hana menjadi teman dekat dan ketika ia hendak mendaftar kuliah pun saya ikut menemani, karena memang kami memilih universitas yang sama. Namun, karena kesibukan masing-masing menjadikan kami sudah tidak saling berkomunikasi, saya pun sudah jarang bertemu dengannya di kampus.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><h3 style="text-align: justify;">Kehilangan Helm</h3><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Ketika PKL ada sebuah kejadian yang sangat-sangat membuat saya jengkel. Saya sempat kehilangan helm ketika memarkirkan motor di basement.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Sore itu saya hendak pulang bersama teman-teman saya. Namun, ketika saya mencapai motor, saya tidak melihat helm saya yang biasa saya taruh di spion motor. Saya panik dan berusaha mencari kesana-sini, siapa tahu ada yang memindahkan helm saya ke motor lain.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Pencarian pun tidak membuahkan hasil meski sudah dibantu oleh teman saya juga. Tidak menyerah sampai disitu, saya perhatikan langit-langit sudut basement ada sebuah kamera cctv yang menyorot kearah motor saya. Saya bertanya kepada petugas yang ada disekitar situ dan ia berkata bahwa kamera cctv itu sudah tidak berfungsi lagi.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Aneh banget ya, lalu apa gunanya kamera cctv itu masih menggantung begitu saja jika memang sudah tidak berfungsi?.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Pada akhirnya saya pun coba mengikhlaskan helm saya dan saya pulang tanpa menggunakan helm. Untung saja saat itu tidak ada polisi, kalau ada mungkin bisa panjang urusannya ketika saya kedapatan lewat jalan besar tanpa mengenakan helm, hehehe.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Di hari-hari berikutnya saya lebih berhati-hati dengan selalu menjepit helm saya pada jok motor agar tidak mudah diambil. Sedari awal memang tidak ada masalah jika menaruh helm di spion motor. Ya mungkin saat itu saya memang sedang apes saja kali ya.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Itulah beberapa hal menarik yang terjadi ketika saya melaksanakan agends PKL.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Pada awalnya saya pikir itu semua akan membosankan, tapi justru waktu tiga bulan terasa sangatlah cepat. Saya dan teman-teman sangatlah diterima baik disana, bahkan sudah seperti keluarga sendiri. Para karyawan pun menyayangkan hal itu, mereka semua ingin agar kami tetap tinggal, karena menurut mereka kami sangatlah membantu pekerjaan mereka, terlebih lagi Pak Ali.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Ah iya, saya sama sekali belum menyebut nama beliau ya. Intinya, Pak Ali adalah sosok orang tua yang sangat ramah dan berjasa membimbing kami ketika PKL. Bagaimana kabarnya beliau sekarang ya? Semoga Pak Ali baik-baik saja.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Kalau sobat bagaimana? Adakah pengalaman menarik semasa sekolah dulu atau ketika PKL seperti saya?.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Wassalamualaikum...</p>Ilhamhttp://www.blogger.com/profile/12295929957612069144noreply@blogger.com5tag:blogger.com,1999:blog-1370079611254710961.post-79518089112704057612020-12-11T03:31:00.004+07:002020-12-11T03:31:46.192+07:00Selamat Tinggal<p style="text-align: justify;"> Assalamualaikum...</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiiv4N2Zj-QchTQeVQC9S4N0sjk8JMWEYBoz7MIcofALs8poZoHfOM0dQUqVyEi8YptcBwIYVHVr8XdJvQsrpnhadLaTDRk0F7yJVYGw-jKyE7SWOxj-OUYgmx51hJ5Vl42_sdlfRrWM9Qv/s1920/SELAMATTINGGAL+copy.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1080" data-original-width="1920" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiiv4N2Zj-QchTQeVQC9S4N0sjk8JMWEYBoz7MIcofALs8poZoHfOM0dQUqVyEi8YptcBwIYVHVr8XdJvQsrpnhadLaTDRk0F7yJVYGw-jKyE7SWOxj-OUYgmx51hJ5Vl42_sdlfRrWM9Qv/s320/SELAMATTINGGAL+copy.jpg" width="320" /></a></div><br /><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Siang ini cukup panas, tidak seperti beberapa hari sebelumnya yang terus-menerus turun hujan. Saya pun tidak ingin melewatkan kesempatan ini begitu saja, dengan segera saya mencuci pakaian dan menggosok beberapa pakaian yang telah kering di jemuran.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Dalam hal menggosok pakaian, saya punya kebiasaan tersendiri, yaitu menggosok pakaian sambil mendengarkan lagu. Entah kebiasaan seperti itu munculnya kapan, tapi dengan menggosok sambil mendengarkan lagu membuat saya merasa lebih nyaman. Apalagi kalau menggosoknya ditemani si dia, hehehe.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Saat itu, dari hape saya sedang mengalun sebuah lagu yang sudah tidak asing lagi ditelinga saya. Lagu yang sudah cukup lama, namun saat itu saya baru menyadari bahwa lagu tersebut sangat relate akan kisah cinta saya dengan mantan saya dulu. Judul lagunya adalah Selamat (Selamat Tinggal) dan dinyanyikan oleh Virgoun yang berkolaborasi dengan Audy. Saya rasa sobat pun sudah tidak asing lagi dengan lagu ini.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Ya, saya baru menyadari bahwa lagu itu cukup menggambarkan akan kisah cinta saya dulu. Sebuah kisah cinta yang terjalin ketika saya masih duduk dibangku SMP hingga saya lulus SMK, sudah cukup lama hubungan tersebut terjalin. Kalau kata orang sih sudah seperti kredit motor, hehehe, tapi ya memang begitu adanya dan pada akhirnya harus ada kata "Selamat Tinggal".</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><h3 style="text-align: justify;">Awal Mula</h3><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Awal mula menjalin hubungan dengan si Mawar (bukan nama asli) itu tidak baik-baik saja. Saat itu saya menjadikan Mawar sebagai selingkuhan, saya menjadikannya pelampiasan akan kekecewaan saya terhadap pacar saya. Saya sadar, apapun pembelaan saya, selingkuh bukanlah sesuatu yang dapat dibenarkan.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Sepintar apapun saya menyembunyikan itu semua dari pacar saya, pada akhirnya ia tahu bahwa saya selingkuh dan kami pun putus. Dengan tanpa rasa bersalah saya pun mengiyakan permintaannya untuk putus. Saat itu saya berpikir "toh masih ada satu lagi." Ya, saya akui saat itu saya cukup brengsek.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Selanjutnya saya pun menjalin hubungan yang resmi dengan si Mawar, tidak ada yang ditutup-tutupi, tidak perlu sembunyi lagi seperti sebelumnya. Meski begitu, hubungan saya dengannya tidak pernah baik-baik saja, selalu ada masalah, selalu ada konflik, selalu saja putus nyambung dan terkadang semua itu terjadi hanya karena hal sepele.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Akan tetapi, entah kenapa hubungan seperti itu dapat terjalin cukup lama. Sekian tahun kamu menjalin hubungan dan selama itu pula kami belum juga sadar bahwa hubungan seperti ini tidak sehat. Kami berdua hanya saling menyakiti. Rasa bahagia tetap ada, tapi lebih banyak yang menyayat hatinya.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Hingga suatu hari di tahun 2018 kami sepakat untuk mengakhiri hubungan ini. Sejujurnya saya yang pertama kali berkata bahwa ini lebih baik disudahi saja, Mawar tetap pada pendiriannya dan beranggapan bahwa segala sesuatunya bisa baik-baik saja. Namun akhirnya, Mawar pun rela dan mungkin ia sadar bahwa hubungan ini sudah tidak bisa dipertahankan.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Kami berdua pun putus dan melangkah kearah yang berbeda, saling mencari kebahagiaan masing-masing.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Saya rasa itu merupakan sebuah keputusan yang sangat tepat, karena dua tahun setelahnya, tepat beberapa bulan yang lalu di tahun ini Mawar menikah. Ia telah menemukan seseorang yang memang baik untuk dirinya, dapat mengerti dirinya lebih baik dari saya dan saya pun demikian. Menurut saya, saya telah menemukan seseorang yang bisa membuat saya nyaman dan berkata bahwa "sepertinya kamu orangnya.".</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><h3 style="text-align: justify;">Selamat (Selamat Tinggal)</h3><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Lagu yang dibawakan oleh Virgoun dan Audy tersebut memiliki pesan bahwa disetiap pertemuan pasti akan ada perpisahan. Jika kita memang harus berpisah dari orang yang kita cinta, mungkin memang sudah jalannya, kelak akan ada hal baik yang kita terima dari itu semua.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">"Akan selalu ada kata "selamat" dalam setiap kata "selamat tinggal"." Seperti itulah penggalan lirik dari lagu tersebut.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Selain itu, ada bagian dari lirik lagu tersebut yang seperti saya bilang di awal itu sangat relate dengan kisah cinta saya dulu. Berikut liriknya.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;"><b>(Virgoun)</b></p><p style="text-align: justify;"><i>Andai dulu kau tak pergi dari hidupku</i></p><p style="text-align: justify;"><i>Takkan mungkin kutemui cinta yang kini kumiliki</i></p><p style="text-align: justify;"><i>Cinta yang menerima kekurangan</i></p><p style="text-align: justify;"><i>Dan merubah caraku memandang dunia</i></p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;"><b>(Audy)</b></p><p style="text-align: justify;"><i>Andai dulu kupaksakan terus bersamamu</i></p><p style="text-align: justify;"><i>Belum tentu kisah kita berdua berakhir bahagia</i></p><p style="text-align: justify;"><i>Kisah yang mendewasakan kita berdua</i></p><p style="text-align: justify;"><i>Meski lewat luka</i></p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Bedanya adalah Mawar tidak pergi meninggalkan saya, melainkan saya yang mencoba menyadarkannya bahwa hubungan ini harus disudahi karena sudah tidak baik. Pada akhirnya, kami berdua pun menemukan bahagia kami sendiri.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Intinya adalah jika bersama hanya akan saling menyakitkan, mungkin kita harus berpikir dan menjadikan pergi sebagai tujuan. Cinta bukanlah suatu hal yang bisa dipaksakan. Jika sudah tidak bisa bertahan, maka untuk apa dipertahankan?.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Siang itu berakhir dengan saya yang terus mencermati tiap lirik lagu tersebut dan hampir saja lupa kalau saya sedang menggosok pakaian.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Wassalamualaikum...</p>Ilhamhttp://www.blogger.com/profile/12295929957612069144noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-1370079611254710961.post-56907318776744184722020-12-08T11:55:00.001+07:002020-12-08T11:55:13.073+07:00Adnan<p style="text-align: justify;"> Assalamualaikum...</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg1DOPiwLpFCpw3h1xmRJTdRtvunewhKEPrJ1PV_R04gaO6lEyP_bvk2UMyiE_8PiMnA2RZhL2pGFxqvqgFlmUgHjXNna-hnU0YDw7v9rh6mXEAGbGgfbX4HKdqzCx-v9te5E3uejFONLUO/s1920/ADNAN+copy.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1080" data-original-width="1920" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg1DOPiwLpFCpw3h1xmRJTdRtvunewhKEPrJ1PV_R04gaO6lEyP_bvk2UMyiE_8PiMnA2RZhL2pGFxqvqgFlmUgHjXNna-hnU0YDw7v9rh6mXEAGbGgfbX4HKdqzCx-v9te5E3uejFONLUO/s320/ADNAN+copy.jpg" width="320" /></a></div><br /><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Saya memiliki seorang teman yang bernama Adnan ketika di SMK. Ia memiliki sifat yang cenderung pendiam, tidak banyak bicara, dan selalu fokus akan suatu hal yang sedang ia kerjakan. Setidaknya begitu kesan pertama yang saya tangkap darinya.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Berbeda dengannya, saya justru tipikal orang yang suka bercanda. Bisa dibilang saya ini humoris dengan seringnya saya melempar jokes-jokes yang dapat membuat teman-teman yang lain tertawa. Saat itu saya berpikir, saya dan Adnan ini bagaikan bumi dan langit.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Ya, bumi dan langit. Saya yang suka bergaul dan bercanda, entah kenapa jadi agak ragu untuk mencoba masuk dan memulai obrolan dengan si Adnan. Saya takut akan jadi tidak nyambung, suasana menjadi aneh, karena memang pada saat itu saya berpikir bahwa saya akan sangat susah untuk masuk ke Adnan.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><h3 style="text-align: justify;">Praktek Kerja Lapangan</h3><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Bagi setiap siswa dan siswi SMK, ada sebuah agenda yang wajib diikuti jika sudah menginjak kelas 11. Agendanya adalah PKL atau Praktek Kerja Lapangan.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Berhubung pada saat itu saya sudah berada di kelas 11, saya pun langsung mencari-cari tentang info PKL. Saat itu saya termasuk siswa yang penasaran akan agenda PKL itu sendiri dan ingin langsung cepat-cepat melaksanakannya. Tanpa diduga, saya pun mendapat tempat PKL yang sama dengan Adnan.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Sebenarnya tidak hanya saya dengan Adnan sih, ada tiga orang kawan lagi yang tempat PKL-nya sama.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Melalui PKL ini, segala pandangan saya akan Adnan yang sebelumnya menjadi berubah total. Adnan memang pendiam, serius, dan terkesan kaku, tapi bukan berarti tidak menyenangkan. Seringnya bertemu dan PKL ditempat yang sama membuat saya jadi akrab dengan Adnan.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Jokes receh yang sering saya lontarkan ketika sedang bercanda pun diterima baik olehnya. Adnan tertawa. Sesuatu yang pada awalnya saya pikir akan sulit diterima olehnya.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><h3 style="text-align: justify;">Naksir Cewek</h3><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Menurut saya dan dengan segala ke-sotoy-an yang saya miliki, Adnan merupakan tipikal cowok yang banyak dikagumi oleh cewek-cewek. Bagaimana tidak? Adnan termasuk goodlooking, pintar, dan juga dingin. Ya, dingin, saya pikir kebanyakan cewek akan suka cowok-cowok dingin seperti Adnan, terkesan misterius.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Gimana? Saya sotoy kan?.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Dan disuatu hari ada sebuah kejadian yang membuat saya tertawa cukup keras, bahkan saya masih saja senyum-senyum sendiri jika mengingat kejadian ini. Untuk pertama kalinya, saya melihat Adnan naksir cewek.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Eits bentar-bentar, tolong jangan disalahartikan. Bukan berarti Adnan tidak bisa suka sama cewek loh ya, maksudnya saya baru pertama kali melihat Adnan segirang itu melihat cewek dan ia ingin langsung berkenalan dengan cewek tersebut. Ya, Adnan yang cool bisa jingkrak-jingkrak (lompat) semangat ketika melihat cewek yang ia suka.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Segera pandangan saya akan Adnan yang di awal-awal tadi luntur seutuhnya. Saat seperti ini tingkahnya jadi tidak jauh berbeda dengan saya.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Ketika berpapasan lagi dengan cewek itu, Adnan memberanikan diri untuk menyapa dan berkenalan dengannya. Sayangnya respon yang diterima Adnan diluar ekspektasi. Cewek itu acuh, tidak peduli dan menjawab sekenanya saja. Adnan pun pasrah dan menerima, ia merasa tidak dihargai "njir, padahal kan cuma nanya, acuh banget dah.".</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Saya pun menghibur dia, sambil tertawa ngakak tentunya.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Masa PKL adalah masa-masa dimana pandangan awal saya akan Adnan itu luntur seketika. Adnan tidak sekaku yang saya pikirkan, saya bisa berteman baik dengannya dan ketika saya bercanda pun ia bisa tertawa lepas.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><h3 style="text-align: justify;">Kanal Youtube</h3><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Setelah saya lulus sekolah, saya kepikiran untuk membuat sebuah kanal Youtube yang dimana akan membuat konten sketsa komedi di dalamnya. Pada saat itu saya terinspirasi dari Kunkun yang kini sudah berganti nama menjadi Fufu. Ya, Fufu merupakan sebuah akun Instagram yang suka membagikan vidio sketsa komedi, kini mereka pun telah melebarkan sayap dan membuat kanal Youtube juga.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Karena saya tahu bahwa Adnan ini adalah seseorang yang sangat menyukai hal-hal yang berhubungan dengan film, saya pun mengajak Adnan untuk ikut terlibat. Adnan setuju, bahkan ia sangat bersemangat untuk membuatnya.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">"Wihhh, ayo dah Ham, justru yang kaya gini udah pengen gua buat dari kapan tau." Ucap Adnan dengan sangat antusias.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Beberapa vidio komedi pun berhasil kami buat dan yang terlibat saat itu bukan hanya saya dan Adnan, melainkan ada beberapa teman kelas lagi yang lainnya. Karena proses pembuatan vidio tersebut rata-rata dibuat di sebuah pos yang berwarna kuning, maka kanal Youtubenya pun kita sepakati bernama PosKu atau singkatan dari Pos Kuning.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Membuat konten vidio bersama menjadikan saya dan Adnan semakin akrab. Sudah tidak ada lagi jurang diantara kami. Ya memang sih pada awalnya jurang itu ada karena anggapan saya saja, prasangka saya saja, nyatanya Adnan tidaklah seperti yang saya kira sebelumnya.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><h3 style="text-align: justify;">Teman Produktif</h3><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Karena kesibukan dari masing-masing pemain, PosKu pun jadi terhenti dan tidak membuat vidio lagi. Meski begitu, saya dan Adnan masih sering bertemu untuk membahas beberapa hal yang ingin kita buat lagi kedepannya. Karena memang di PosKu hanya saya dan Adnan lah yang tersisa dan masih memiliki waktu luang. Tapi ya tentu saja, PosKu akan sulit jalan jika hanya beranggotakan dua orang.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Untuk sekarang ini saya dan Adnan sedang sering-seringnya membuat podcast. Ternyata membuat podcast itu menyenangkan, saya bisa bercerita sesuatu yang biasa saya lakukan di blog ini melalui podcast dan tentunya melalui suara. Jadi, saya seperti sedang mengobrol langsung dengan pendengar saya, ya walau hanya satu arah.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Bisa dibilang Adnan adalah teman produktif saya, dimana ketika kamu bertemu pasti selalu ada hal yang ingin dibuat. Bahkan, Adnan adalah teman semasa sekolah dulu yang saat ini paling sering saya temui, sesuatu yang tak pernah saya duga sebelumnya. Afif saja yang rumahnya dekat dengan saya jarang saya temui, hehe.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Mungkin saya harus belajar untuk tidak dengan mudah menilai seseorang dari apa-apa yang saya lihat saja. Saya bisa menilai Adnan kaku dan semacamnya itu ya karena belum mengenalnya secara dekat dan saat itu saya pun agak enggan untuk mencoba dekat dengannya.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Adakah diantara sobat mengalami hal yang sama seperti saya? Bisa berteman dekat dengan seseorang yang tidak terduga sebelumnya?.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Wassalamualaikum...</p>Ilhamhttp://www.blogger.com/profile/12295929957612069144noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-1370079611254710961.post-78504051056307570492020-10-09T17:11:00.003+07:002020-12-11T03:34:24.750+07:00Tidak ditemenin<p style="text-align: justify;"> Assalamualaikum...</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><br /><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Saya bersyukur sewaktu kecil dulu saya tinggal di lingkungan yang terdapat banyak anak kecil seumuran dengan saya. Hari-hari saya lalui dengan bermain permainan tradisional yang seru.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Petak umpet, demprak, bite tujuh, benteng, polisi maling, petak jongkok, dan lompat karet adalah permainan yang sering saya mainkan bersama teman-teman sewaktu kecil.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Kami semua belum mengenal gadget, ponsel sih sudah ada, tetapi ya permainannya hanya ular saja. Kami lebih memilih berbaur, bermain bersama. Waktu saya kecil sih sudah ada ps1, tapi ya tetap saja kami memainkannya bersama-sama, tidak ada yang asik sibuk sendiri.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><h3 style="text-align: justify;">Yang Tertua</h3><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Sekilas kami nampak seumuran, akan tetapi ada diantara kami yang memiliki umur jauh diatas yang lainnya. Biasanya kalau sudah begitu ia akan dituakan atau menjadi ketua dari kami semua.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Memang tidak ada penobatan, tidak ada voting pemilihan, tidak secara langsung kami menunjuk dia, tapi tetap saja anak-anak yang lainnya akan menganggap begitu. Ia akan menjadi yang dituakan dan biasanya segala jenis aturan yang ada, ia yang menentukan.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Aturan? Yap, saya dan teman-teman itu dalam bermain terkadang memiliki beberapa aturan. Salah satu contohnya adalah jangan adanya rahasia dalam suatu kelompok. Biasanya kan begitu, ada beberapa anak yang main rahasia-rahasiaan, tentang apapun itu dan kami semua menolak adanya seperti itu.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Contoh lainnya adalah saya dan teman-teman punya tradisi memakai warna baju yang sama di malam Minggu. Biasanya, ia yang tertualah yang menentukan warna baju apa yang harus dipakai tiap anak di malam Minggu.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><h3 style="text-align: justify;">Konflik</h3><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Memiliki banyak teman memanglah menyenangkan, karena segala jenis permainan tradisional yang kami mainkan akan terasa lebih seru jika yang main banyak.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Tapi tak bisa dipungkiri, banyaknya orang juga akan menimbulkan berbagai macam konflik. Kesannya serius banget ya hehehe, padahal cuma sekadar marahannya anak-anak kecil.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Konflik yang biasanya terjadi adalah kecurangan dalam bermain. Misalkan saja di permainan petak umpet itu ada istilah kebakaran. Maksud dari kebakaran disini adalah jika si orang yang jaga dibantu oleh orang lain untuk mengetauhi letak atau posisi orang yang bersembunyi.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Jika itu terjadi, seluruh pemain akan berteriak "kebakaran" dan permainan pun diulang.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Nah, kalau sudah begitu suka ada anak yang sudah bersembunyi tidak terima. Anak yang jaga dan sudah tertangkap basah bahwa dia melakulan kecurangan pun terkadang masih membela diri. Alhasil, terjadilah konflik, ya biasanya hanya kata-kataan saja sih.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">"Curang lu, gua liat lu dikasih tau sama si Alip tadi." Teriak si anak yang bersembunyi tidak terima.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">"Yaelah apaan si? Udahlah, yang jelas nanti lu yang jaga." Balas si anak yang jaga dengan masih melakukan pembelaan.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Ya kira-kira seperti itulah.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Kalau sudah begini harus ada yang mendamaikan agar permainan bisa dilanjut. Jika tidak, mungkin salah satu atau kedua dari anak yang berkonflik tadi akan pulang dan permainan dengan sendirinya berhenti. Karena semua anak sudah merasa tidak ingin memainkan permainan itu lagi.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><h3 style="text-align: justify;">Tidak ditemenin</h3><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Jangan sekali-kali mencari masalah kepada anak yang tertua. Ia memiliki kekuatan, ia didukung dan dibela oleh anak-anak yang lainnya. Jika ia berkata "a" maka yang lainnya pun setuju dengan perkataannya.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Saya dulu pernah bermasalah dengan anak yang dituakan. Saya lupa masalahnya apa, tapi saya masih ingat apa yang terjadi setelahnya. Setelahnya, semua teman pun menjauhi saya, saya dikucilkan atau tidak ditemenin.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Agaknya memang hal itu terlalu nekat untuk saya lakukan, buat apa bermasalah dengannya yang jelas-jelas memiliki kekuatan, didukung banyak anak yang lainnya. Tapi tentu saja ada alasan kuat yang membuat saya begitu.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">"Eh temen-temen, ngga usah temenin Ilham yuk." Kata si anak yang tertua atau yang dituakan.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">"Ayo, biarin dia sendirian." Seru anak-anak yang lainnya.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Saya pun hanya bisa pulang kerumah sambil menangis. Hari-hari berikutnya saya lalui dengan bermain ps dirumah, setidaknya hal itu bisa mengurangi rasa jenuh dan kesepian yang saya alami.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Sedih? Sudah pasti, bagaimana mungkin seorang anak kecil bisa terus-terusan melalui harinya tanpa bermain bersama teman-temannya. Tapi syukurlah, biasanya yang seperti itu tidak berlangsung lama. Satu atau dua hari kemudian saya bisa diterima lagi dan dapat bermain bersama lagi.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Saya jadi rindu akan masa-masa itu, walau tak sepenuhnya menyenangkan, tetapi tetap saja rasa hati ingin mengulangnya lagi. Tidak mungkin bisa sih, ya sudah, biarlah semuanya jadi kenangan, toh yang terpenting saya masih memiliki ingatan tentang hal itu.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Saya selalu tersenyum sembari menulis ini. Sobat juga pasti punya pengalaman masa kanak-kanak yang sangat menyenangkan dan sulit untuk dilupakan, bukan?.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Wassalamualaikum...</p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj31267vzbV_Na6SoQ8GrlbY2c1_j_fL8kcVVLRMzL41HGfAf-s-X7fvBHVU-OqmRZ5ygYMkAsKvEY7Chd-Be4Y-mHA4aKeyb31iNVYnMtoeFDw_DEPGiJaH_9yDcKYG_fEm-aJoIgJJHqV/s1920/tidakditemenin.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1080" data-original-width="1920" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj31267vzbV_Na6SoQ8GrlbY2c1_j_fL8kcVVLRMzL41HGfAf-s-X7fvBHVU-OqmRZ5ygYMkAsKvEY7Chd-Be4Y-mHA4aKeyb31iNVYnMtoeFDw_DEPGiJaH_9yDcKYG_fEm-aJoIgJJHqV/s320/tidakditemenin.jpg" width="320" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh2pCYONP9C4acL_JuEKRmqHyAyIVa06hw1ctwE17rszGyUtE8NSbaUhtO_d8Gj_fhMvIzGl6el8QaAqMHgCp0NrYEULPI4wlVlbZbAr0d1eYZU-Ay8Ile6-8I50m7VfmL6kdt2gcmMK_jL/s1920/tidakditemenin.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1080" data-original-width="1920" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh2pCYONP9C4acL_JuEKRmqHyAyIVa06hw1ctwE17rszGyUtE8NSbaUhtO_d8Gj_fhMvIzGl6el8QaAqMHgCp0NrYEULPI4wlVlbZbAr0d1eYZU-Ay8Ile6-8I50m7VfmL6kdt2gcmMK_jL/s320/tidakditemenin.jpg" width="320" /></a></div><br />Ilhamhttp://www.blogger.com/profile/12295929957612069144noreply@blogger.com10tag:blogger.com,1999:blog-1370079611254710961.post-34492735595742514372020-10-05T10:01:00.005+07:002020-10-05T10:01:45.079+07:00Aldurrah<p style="text-align: justify;"> Assalamualaikum...</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiv3K_nsKfAOSKnP0jIXGOag1_TghnaZHNFtLACQHS5wy8b1tiU7eilBxCXz10DXV_fZOz9IZH-0RUcac1U1DueucZOWjYRPEm9KZULefc-K2EOyHhVPXLs-TUR49k-vRmYiTDde8CAdmow/s1920/aldurrah+copy.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1080" data-original-width="1920" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiv3K_nsKfAOSKnP0jIXGOag1_TghnaZHNFtLACQHS5wy8b1tiU7eilBxCXz10DXV_fZOz9IZH-0RUcac1U1DueucZOWjYRPEm9KZULefc-K2EOyHhVPXLs-TUR49k-vRmYiTDde8CAdmow/s320/aldurrah+copy.jpg" width="320" /></a></div><br /><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Aldurrah, lengkapnya ia bernama Muhammad Aldurrah. Durrah merupakan salah satu dari tiga keponakannya Amalia, anak dari kakaknya Amalia yang kedua.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Durrah memiliki dua orang kakak yang bernama Kanza dan Rinjani, yap, diantara mereka bertiga hanya Durrahlah yang laki-laki. </p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Berbeda dari kedua kakaknya, Durrah ini punya ketakutan tersendiri jika bertemu dengan saya. Entahlah, padahal sebelum ngapel kerumah Amalia, saya sudah berusaha berpenampilan yang rapih, sopan, dan tentu saja wangi.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Durrah akan langsung berlari sembunyi ketika saya masuk kerumahnya Amalia, itupun ia melihat saya dari jarak yang jauh, langsung kabur. Sangat berbeda dengan kedua kakaknya, kalau Kanza dan Rinjani itu akrab dengan saya.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Bahkan, Rinjani pun sering minta ikut jika saya dan Amalia ingin jalan-jalan menikmati Sabtu malam. </p><p style="text-align: justify;"><br /></p><h3 style="text-align: justify;">T-Rex Mainan</h3><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Mengetahui hal itu bukan berarti saya tidak berusaha untuk akrab dengannya, saya sudah beberapa kali mencoba. Reaksi yang Durrah berikan ketika saya dekati adalah berlari menjauh sambil berkata "takut, ngga mau aku takut." Selalu begitu.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Daripada saya paksa terus dekati, nanti yang ada malah anaknya jadi nangis hehehe.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Hingga pada suatu ketika saya sedang berada di rumah Amalia, disitu saya melihat Durrah sedang memegang sebuah mainan kecil yang berbentuk T-Rex. Saya suka dinosaurus dan saat itu saya berpikir, mungkin dengan cara ini saya bisa dekat dengan Durrah. Saya akan menceritakan segala hal yang saya tahu tentang dinosaurus.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">"Wihh ada T-Rex tuh, sini coba om Ilham mau lihat." Ucap saya kepada Durrah.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Akhirnya Durrah pun mendekat, saya mulai bercerita.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Saat itu Durrah menunjukkan reaksi yang tidak seperti biasanya. Ia sangat cermat mendengarkan saya bercerita dan sesekali mulai melontarkan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan dinosaurus.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Saya pun meminjam ponselnya Amalia dan mulai browsing gambar atau foto-foto dinosaurus, saya mulai memperlihatkan beberapa dinosaurus yang saya tahu dari Google.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Durrah mulai tertarik, saya pun tersenyum dan bercerita lebih banyak lagi.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><h3 style="text-align: justify;">Jurassic Park</h3><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Saya bisa menyukai dinosaurus bukanlah tanpa alasan, semua itu karena sewaktu kecil saya seringkali diberikan tontonan tentang dinosaurus oleh orang tua. Film bertemakan dinosaurus yang paling berkesan bagi saya adalah Jurassic Park.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Jurassic Park itu sendiri pada awalnya merupakan sebuah novel yang dibuat oleh Michael Crichton yang diterbitkan pada tahun 1990. Kemudian, pada tahun 1993 novel tersebut pun diadaptasi menjadi film oleh Steven Spielberg sebagai sutradaranya.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Film yang menceritakan tentang kekacauan sebuah taman akibat menghidupkan kembali spesies dinosaurus itu sukses membuat saya terpana.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Sejak saat itu, saya menjadi orang yang suka dengan dinosaurus.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Di malam itu, saya tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan. Durrah pun saya kenalkan pada film Jurassic Park dengan memperlihatkan beberapa potongan-potongan filmnya yang ada di Youtube.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Alhasil, ia pun semakin senang, tersenyum lebar. Saya juga senang, akhirnya bisa membuat Durrah tidak takut lagi kepada saya dengan memperkenalkan apa yang saya suka kepadanya.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><h3 style="text-align: justify;">Semakin Dekat</h3><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Sekarang sudah tidak ada lagi Durrah yang akan berlari jika saya dekati. Durrah akan langsung meminta saya untuk menonton dinosaurus bersamanya, ketika saya datang kerumah Amalia.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Kami semakin dekat, sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya. </p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Pernah suatu waktu saya mencoba memperlihatkan sebuah trik sulap kepada Durrah, saya menghilangkan mainan miliknya.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Ketika mainan itu hilang dari tangan saya, Durrah takjub, terheran-heran, dan mungkin ia bertanya-tanya kenapa itu bisa terjadi. Ia tertawa girang sembari meminta saya untuk melakukan trik sulap itu sekali lagi.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Saya pun melakukannya lagi, Durrah tersenyum dan tertawa lagi.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Jangan bertanya, itu hanyalah trik sulap-sulapan yang akan bisa langsung ketahuan jika dilihat orang dewasa. Oleh karena Durrah masih kecil dan belum terlalu mengerti, hal itu menjadi sesuatu yang istimewa.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Padahal, itu biasa saja. Akan tetapi, setidaknya saya sudah berusaha dan berhasil membuat Durrah tertawa. </p><div><div style="text-align: justify;">Hal yang cukup membuat hati saya terenyuh di malam itu adalah ketika saya pamit untuk pulang, Durrah tak memperbolehkan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Durrah menahan saya agar tidak pulang, sembari berkata "ngga boleh, disini aja main lagi." Saya senang. Entah kenapa saat itu saya merasa sangat senang mendengar hal itu terucap dari mulut Durrah.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Meski tidak secara langsung, tetapi setidaknya saya paham bahwa bagi dia sekarang ini saya adalah orang yang menyenangkan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Wassalamualaikum...</div></div>Ilhamhttp://www.blogger.com/profile/12295929957612069144noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-1370079611254710961.post-20983709211969698662020-10-02T15:06:00.003+07:002020-10-02T15:06:21.403+07:00Saya dan Lari<p style="text-align: justify;"> Assalamualaikum...</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhWoGKD7n7-xgYy6BweSLSbqwFqJ1Q8ZNmZ5u_5vcKK-pHriiliSSV-dMWb1M8bVvJkOcL4KJnKO7vE_XNcPBTZTO_dy-vsv6b0O3TkWzMz2V0mqnonWCyPAtO2DrRPUqd4BDMh1iA6H3Yj/s1920/sayadanlari+copy.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1080" data-original-width="1920" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhWoGKD7n7-xgYy6BweSLSbqwFqJ1Q8ZNmZ5u_5vcKK-pHriiliSSV-dMWb1M8bVvJkOcL4KJnKO7vE_XNcPBTZTO_dy-vsv6b0O3TkWzMz2V0mqnonWCyPAtO2DrRPUqd4BDMh1iA6H3Yj/s320/sayadanlari+copy.jpg" width="320" /></a></div><br /><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Berlari sudah menjadi bagian dari hidup saya. Rasanya kalau tidak melakukan kegiatan olahraga lari sehari saja itu tidak enak. Seperti ada yang kurang gitu.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Waktu yang saya pilih untuk berlari adalah sore hari. Ya saya tahu, pada pagi hari udara memang masih sangatlah segar, melakukan olahraga di pagi hari akan sangat menyenangkan. Tapi entahlah, saya lebih suka berlari di sore hari.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Durasi saya dalam melakukan kegiatan olahraga lari adalah paling minimal 30 menit. Saya lupa sejak kapan patokan waktu itu saya buat, tapi entah kenapa kalau lari kurang dari setengah jam itu rasanya kaya gimana gitu, sulit untuk diungkapkan dengan kata-kata, hehehe.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><h3 style="text-align: justify;">Rekor Saya dalam Berlari 5 Kilometer</h3><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Saya bukanlah atlit, saya tidak mencari waktu terbaik dan kebanyakan sih ya hanya melakukan jogging santai saja.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Tetapi pernah suatu hari saya mencoba menguji diri saya untuk mengetahui berapa waktu tercepat saya dalam menyelesaikan lari 5 kilometer. Hasilnya? Cukup membuat saya terkejut. Kalau dibandingkan dengan orang yang terlatih memang belum ada apa-apanya, tapi tetap saja ada rasa bangga di diri saya.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Rekor terbaik saya dalam menyelesaikan lari 5 kilometer adalah 25 menit 16 detik. Itu berarti saya berada pada pace 5 atau sekitar 5 menit per kilometernya. </p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Kencang kah lari pace 5? Bagi saya sudah lumayan kencang. Tapi ya perlu sobat tahu bahwa Agus Prayogo, atlit lari jarak menengah dan jauh di Indonesia itu recovery run atau easy runnya itu pace 4 loh.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Saya lari pace 5 saja sudah cukup ngos-ngosan, eh mas Agus easy runnya pace 4 dong. Ya tapi wajarlah beliau kan atlit terprogram, tentu tidak bisa dibanding-bandingkan dengan saya yang pelari santai hehehe.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><h3 style="text-align: justify;">Berlari Satu Jam Lagi</h3><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Meskipun saya memberi patokkan durasi minimal saya berlari itu 30 menit, tetapi nyatanya jarang sekali saya berlari lebih lama dari itu. Alasan utamanya adalah karena saya malas.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Berlari terlalu lama itu terkadang membuat saya jenuh, terlebih lagi ketika saya sedang sendirian berlarinya, tidak ada teman yang turut menemani. Tetapi, kemarin di hari Rabu saya mencoba berlari satu jam lagi.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Saya berkata "lagi" karena memang saya sudah pernah berlari satu jam beberapa kali. Akan tetapi ya karena rasa malas itu yang membuat saya jadi jarang berlari satu jam dan baru kemarin lah saya mencoba berlari satu jam lagi.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Sejujurnya kemarin tuh saya tidak ada niat untuk berlari satu jam, tapi di tengah-tengah saya berlari muncul keinginan itu untuk mencobanya lagi. Saya pun berkali-kali lari mengikuti orang lain yang juga sedang berlari agar saya tidak cepat bosan.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Jika dihitung jarak, berlari satu jam itu akan menempuh jarak sekitar 10 kilometer, tergantung pacenya juga sih. Tapi ya kalau sekadar jogging santai ya lari satu jam bisa lah 10 kilometer.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><h3 style="text-align: justify;">Tujuan Saya Berlari</h3><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Saya berlari hampir setiap hari, tetapi sejujurnya saya tidak memiliki tujuan khusus untuk apa saya berlari sesering itu. Tidak seperti teman-teman saya yang memang rutin berlari untuk mempersiapkan fisik mereka dalam mengikuti tes seleksi menjadi abdi negara.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Saya rutin berlari adalah karena ingin sehat saja. Kalau hanya ingin sehat kenapa hampir setiap hari? Seperti yang sudah saya katakan diatas bahwa berlari sudah menjadi bagian dari hidup saya dan kalau sehari saja tidak lari itu tidak enak.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><h3 style="text-align: justify;">Impian Saya dalam Berlari</h3><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Saya sering melihat vidio-vidio ultra runner atau pelari ultra di Youtube dan vidio seperti itu sangatlah memotivasi saya. </p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Buat yang belum tahu, pelari ultra itu adalah sebutan bagi seorang pelari yang fokus jarak larinya itu lebih dari marathon atau diatas 42 kilometer. Jauh? Tentu saja, itulah ultramarathon.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Saya pun sampai saat ini masih terheran-heran bahwa ada manusia yang bisa berlari sampai ratusan kilometer jauhnya, bahkan ada juga loh yang ribuan kilometer. Kalau di Indonesia yang cukup dikenal adalah Hendra Wijaya, pengusaha asal Bogor yang cinta bertualang.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Saya mempunyai sebuah mimpi, entah kapan saya bisa mewujudkannya, tetapi saya ingin sekali mencicipi lari ultra. Entah sekadar berlari seorang diri atau ikut event lari ultra yang ada.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><h3 style="text-align: justify;">Butuh Persiapan Matang</h3><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Impian saya itu memang terkesan agak sulit untuk dicapai, tetapi bukanlah hal yang mustahil mengingat sudah banyak orang diluar sana yang melakukannya. Bahkan, orang yang sudah cukup berumur pun ada yang ikut event lari ultra loh.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Sebelum melakulan lari ultra saya butuh persiapan yang matang. Saya butuh sepatu yang bagus dan nutrisi yang baik untuk menunjang itu semua. Saya juga harus konsisten dalam berlatih agar daya tahan tubuh terbentuk dengan sangat baik.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Tentu saja itu sangatlah penting, mengingat saya akan berlari berjam-jam lamanya tanpa henti.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Saya pernah membaca sebuah artikel tentang cara berlatih lari seorang Hendra Wijaya. Beliau menuturkan bahwa jarak lari hariannya itu bisa 30 kilometer lebih dan itu benar-benar dilakukan setiap hari.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Entah langsung dilakukan dalam sekali waktu atau bisa juga di cicil, misal di pagi hari berlari 15 kilometer, sorenya 15 kilometer lagi.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Berat? Tentu saja, tapi hal itu tetaplah mungkin untuk dilakukan. Yahh semoga saja apa yang saya impikan suatu hari nanti akan tercapai.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Kalau sobat, ada yang suka berlari seperti saya tidak nih?.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Wassalamualaikum...</p>Ilhamhttp://www.blogger.com/profile/12295929957612069144noreply@blogger.com10tag:blogger.com,1999:blog-1370079611254710961.post-75204658225908275042020-09-29T11:58:00.004+07:002020-09-29T12:03:06.073+07:00Kembali Menulis di Blog<div style="text-align: justify;">Assalamualaikum...</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjn4eZjUTe_oqzhIcEZ4kZSYldpXVmcCy1rKi9QucxfXxxoHPwPuUR8yQY4Tqt00LL4guZSZKdGCCvq6rqFgNDTzXGsVABL2silLKS9QvDhnZBpIM-efwYcycBqIKlMX09ERQor_ETB3LuI/s1080/kembalimenulis+copy.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1080" data-original-width="1080" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjn4eZjUTe_oqzhIcEZ4kZSYldpXVmcCy1rKi9QucxfXxxoHPwPuUR8yQY4Tqt00LL4guZSZKdGCCvq6rqFgNDTzXGsVABL2silLKS9QvDhnZBpIM-efwYcycBqIKlMX09ERQor_ETB3LuI/s320/kembalimenulis+copy.jpg" /></a></div><br /><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Tahun lalu bisa dibilang adalah tahun-tahun saya yang paling produktif dalam urusan ngeblog. Bagaimana tidak? Untuk pertama kalinya dalam satu tahun saya berhasil menelurkan lebih dari tiga ratus tulisan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Karena hal itu saya menjadi berkeinginan untuk lebih produktif lagi di tahun 2020 ini. Tapi apa mau dikata? Justru segala sesuatu berjalan sebaliknya. Memang benar 2020 belum berakhir, tapi agaknya untuk mengejar ketertinggalan dengan menelurkan postingan blog lebih dari tahun lalu sepertinya sulit.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><h3 style="text-align: justify;">Kanal Youtube Baru dan Pandemi</h3><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Pada akhir tahun 2019 saya membuat sebuah kanal Youtube baru, dimana di dalamnya berisi konten yang beragam. Yap, kanal Youtube itu tidak spesifik membahas suatu hal, di dalamnya terdapat sketsa komedi, musikalisasi puisi, sempat ada podcast, cerpen, dan masih banyak yang lainnya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sejak saya membuat kanal Youtube itu, perhatian saya jadi lebih tercurahkan kepadanya dan secara perlahan blog ini pun sempat terlantar. Ternyata, saya memang belum bisa membagi waktu dengan baik.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Saat itu saya sadar bahwa tidak seharusnya seperti ini, saya harus memberikan perhatian juga kepada blog ini, tapi entah kenapa itu hanya menjadi sebuah pemikiran yang sama sekali tak terealisasikan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kabar terkait kasus virus corona pertama pun santer terdengar, setiap media memberitakan. Selanjutnya PSBB dimulai, perkuliahan diliburkan, dan himbauan untuk tetap dirumah saja pun diserukan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Seharusnya berbulan-bulan dirumah saja dapat saya manfaatkan untuk mengurus kanal Youtube dan juga blog, mengingat akan banyak sekali waktu luang yang saya dapatkan. Tetapi, kenyataannya tidak seperti itu, justru seharian saya selalu fokus dengan kanal Youtube saya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Setiap hari saya memutar otak mencari ide untuk membuat konten vidio selanjutnya. Saya selalu menonton vidio-vidio Youtube orang lain untuk dijadikan referensi dan blog ini pun tak tersentuh sama sekali.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Waktu berlalu begitu cepat, hari demi hari berganti minggu, minggu demi minggu beganti bulan, dan sudah berbulan-bulan blog ini pun tak dikasih makan. Hingga pada akhirnya saya iseng ingin mampir ke blog ini, ada rasa kangen dan bersalah di dalam hati.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Saya pun berkata pada diri sendiri, bahwa akan kembali menulis lagi di blog ini.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Tapi itu semua tidak secara mendadak saya lakukan, saya butuh pembiasaan. Berbulan-bulan saya tidak menulis menjadikan hal itu asing kembali. Terkadang banyak ide berseliweran di pikiran, tapi saya bingung harus memulai darimana, bingung harus menuliskannya seperti apa.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sempat putus asa, sempat berpikir bahwa lebih baik blog ini ditinggalkan saja.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Tapi saya tetap tidak mau seperti itu, saya mencoba latihan menulis kembali. Saat itu saya berlatih di Instagram, mencoba mengupload sebuah foto yang nantinya foto tersebut akan saya ceritakan lewat caption.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Tidak terlalu panjang, tapi itu lebih dari cukup untuk saya membiasakan diri menulis kembali.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Semakin hari saya semakin sering menulis di Instagram, mulai dari hal yang sangat penting sampai hal yang sangat remeh sekalipun. Tak apa, mau itu remeh atau tidak, setidaknya saya setiap hari menulis dan itu yang terpenting.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Pada awalnya saya memang kesusahan, wajar, karena memang sudah sangat lama saya tidak menulis. Akan tetapi, semakin hari saya merasakan sebuah kemajuan. Hal yang awalnya saya sangat sulit untuk dilakukan berangsur-angsur menjadi sangat menyenangkan ketika dilakukan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Hingga saat ini saya memutuskan untuk benar-benar kembali.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Saya tidak tahu pasti kedepannya akan seperti apa, apakah akan ada hal lain yang menggoyahkan rutinitas menulis saya atau tidak, saya tidak tahu.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><h3 style="text-align: justify;">Menulis Hal Sederhana</h3><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Blog ini memiliki banyak kategori tulisan yang tentu saja harus saya isi. Akan tetapi, mengingat saat ini saya baru kembali menulis di blog ini, saya memutuskan untuk menulis hal yang sederhana-sederhana saja terlebih dahulu.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Saya akan mencoba menulis dan membagikan segala hal yang pernah terjadi di hidup saya. Kali ini saya akan mencoba fokus terlebih dahulu kepada kategori Ceritaku dan Daily yang ada di blog ini. Tujuannya itu ya tidak lain dan tidak bukan untuk membiasakan diri lagi, saya tidak ingin menulis hal-hal yang berat dulu untuk saat ini.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><h3 style="text-align: justify;">Menulis Setiap Hari</h3><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Tahun lalu saya pernah membiasakan diri saya untuk menerbitkan setidaknya satu sampai empat tulisan di setiap harinya. Saya ingin seperti itu, tapi tidak ingin memaksa diri saya terlalu berlebihan juga.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Saat ini saya ingin berusaha untuk menulis setiap hari. Perlu diketahui, menulis setiap hari yang saya maksud berbeda dengan menerbitkan tulisan setiap hari ya sob. Jadi, saya akan terus menulis setiap hari walau tulisannya tidak langsung diterbitkan di hari yang sama.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Untuk melancarkan niat saya, saya pun kerap berkunjung ke blog teman-teman yang lainnya. Tujuannya adalah untuk mencari referensi, karena akan sulit untuk memulai sebuah kegiatan menulis tanpa pernah kita membaca sebuah tulisan karya orang lain.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Membaca tulisan di blog teman-teman pun dapat membangun semangat saya. Hal itu menjadi sangatlah penting mengingat pada saat ini saya baru mulai menulis kembali, yang berarti semangat masih akan mudah untuk padam.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dengan membaca tulisan dari teman blogger, lebih-lebih membaca tulisan yang bertema pengalaman ia dalam ngeblog, itu akan membangun semangat di dalam diri saya. Menjadi sebuah pecutan keras untuk lebih dan lebih giat lagi dalam menulis di blog ini.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Intinya saya salut kepada teman-teman blogger yang sampai detik ini masih sangat aktif menulis di blognya masing-masing. Semoga saya bisa meniru konsistensi teman-teman semua, hehehe.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Wassalamualaikum...</div>Ilhamhttp://www.blogger.com/profile/12295929957612069144noreply@blogger.com10tag:blogger.com,1999:blog-1370079611254710961.post-44183335413746951322020-09-28T07:50:00.004+07:002020-09-28T07:50:33.958+07:00Di Atas Sepeda Motor<p style="text-align: justify;">Assalamualaikum...</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhZZXbeQXdpIw6vtT6aCh6enGDxokSN3zSFmAjJpklN0FrjNHJsq3uE56jQqDc328ZirN9Zli1SrqXSwCWrt4GmPmMFONXTcsvdntNyavAAgKDerPFgSdX-doFbRz0S4CqM5-8aUTjSik-y/s2048/pexels-guduru-ajay-bhargav-1377393.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1536" data-original-width="2048" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhZZXbeQXdpIw6vtT6aCh6enGDxokSN3zSFmAjJpklN0FrjNHJsq3uE56jQqDc328ZirN9Zli1SrqXSwCWrt4GmPmMFONXTcsvdntNyavAAgKDerPFgSdX-doFbRz0S4CqM5-8aUTjSik-y/w320-h240/pexels-guduru-ajay-bhargav-1377393.jpg" title="Foto oleh Guduru Ajay bhargav dari Pexels" width="320" /></a></div><p style="text-align: justify;"><span style="background-color: #e8e8e8; color: #1a1a1a; font-family: -apple-system, BlinkMacSystemFont, "segoe ui", roboto, oxygen, cantarell, "helvetica neue", ubuntu, sans-serif; font-size: 16px; text-align: start;">Foto oleh </span><span style="background-color: #e8e8e8; box-sizing: border-box; color: #1a1a1a; font-family: -apple-system, BlinkMacSystemFont, "segoe ui", roboto, oxygen, cantarell, "helvetica neue", ubuntu, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: 600; margin-bottom: 0px; margin-top: 0px; text-align: start;"><a href="https://www.pexels.com/id-id/@ajaybhargavguduru?utm_content=attributionCopyText&utm_medium=referral&utm_source=pexels" style="box-sizing: border-box; margin-bottom: 0px; margin-top: 0px; text-decoration-line: none;">Guduru Ajay bhargav</a></span><span style="background-color: #e8e8e8; color: #1a1a1a; font-family: -apple-system, BlinkMacSystemFont, "segoe ui", roboto, oxygen, cantarell, "helvetica neue", ubuntu, sans-serif; font-size: 16px; text-align: start;">dari </span><span style="background-color: #e8e8e8; box-sizing: border-box; color: #1a1a1a; font-family: -apple-system, BlinkMacSystemFont, "segoe ui", roboto, oxygen, cantarell, "helvetica neue", ubuntu, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: 600; margin-bottom: 0px; margin-top: 0px; text-align: start;"><a href="https://www.pexels.com/id-id/foto/angkutan-aspal-bepergian-berbayang-1377393/?utm_content=attributionCopyText&utm_medium=referral&utm_source=pexels" style="box-sizing: border-box; margin-bottom: 0px; margin-top: 0px; text-decoration-line: none;">Pexels</a></span></p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Bagi sebagian orang, mendengarkan musik sambil berkendara mungkin sudah menjadi sebuah kebiasaan. Bahkan ada orang yang kalau ia ditanya berapa lama waktu perjalanan dari rumah sampai kantor, ia akan menjawab dengan jumlah lagu yang ia dengarkan selama perjalanan.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">"Lu dari rumah ke kantor berapa lama?.".</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">"Hemmm, empat lagu Sheila on 7.".</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Baikkah berkendara sambil mendengarkan lagu? Silahkan sobat berpendapat sendiri ya. Yang jelas, kalau saya sih lebih suka bernyanyi sambil berkendara daripada mendengarkan lagu.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Yap, sobat tidak salah baca kok, saya suka bernyanyi sambil mengendarai sepeda motor.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Cukup sering hal itu saya lakukan, terutama ketika saya sedang tidak terlalu terburu-buru. Untuk lagu yang akan saya bawakan itu tergantung dari lagu apa yang sedang saya suka. Biasanya kalau saya sedang suka dengan sebuah lagu, maka lagu itu akan terus saya nyanyikan.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Termasuk ketika saya sedang mengendarai sepeda motor.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Bernyanyi ketika berkendara menjadikan saya lebih menikmati sebuah perjalanan, terlebih ketika sedang bersama doi. Di sela-sela mengobrol dengannya diatas motor, saya selingi dengan bernyanyi lagu cinta.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Biasanya sih lagunya Adera yang berjudul Muara lah andalan saya. Senyum tipis pun mengembang di bibirnya, terlihat jelas dari kaca spion yang agak saya belokkan keatas, supaya wajahnya terlihat.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><h3 style="text-align: justify;">Suasana Hati</h3><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Faktanya, mau senang ataupun sedih, saya akan tetap bernyanyi diatas motor. Ya kalau hati sedang berbunga-bunga saya menyanyikan lagu yang cenderung bahagia. Kalau lagi galau ya lagunya Dygta, Ada Band, dan Kerispatih lah yang sering saya nyanyikan.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Beda ceritanya jika saya sedang marah atau emosi, saya lebih banyak menggerutu di dalam hati. Bibir diam, cemberut, memaki hanya di dalam hati.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Hal itu pernah terjadi ketika saya sudah mengisi bensin untuk motor di pagi hari. Di hari yang sama, saat malam, ketika saya hendak pergi menggunakan motor tersebut, saya pun langsung cemberut ketika melihat jarum yang terdapat di indikator bensin sudah mau menyentuh bar berwarna merah.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Menyebalkan sekali, saya menggerutu dalam hati selama perjalanan. Di saat seperti itulah saya sama sekali tidak terpikirkan untuk bernyanyi sedikitpun.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><h3 style="text-align: justify;">Berbicara Sendiri</h3><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Tidak hanya suka bernyanyi diatas motor, saya juga suka berbicara sendiri. Aneh? Tentunya saya punya pembelaan dan hal itu saya lakukan karena ada maksud tertentu.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Di kanal Youtube saya, saya memiliki sebuah konten yang saya berinama OST atau Obrolan Sebelum Tidur. Di konten tersebut saya berbicara dan bercerita di depan kamera tentang apapun itu sebelum saya pergi untuk tidur di malam hari.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Nah, sebelum saya mulai untuk membuat vidio tersebut dan jika kebetulan di hari itu saya ingin pergi ke sebuah tempat sambil mengendarai motor, biasanya saya berlatih berbicara terlebih dahulu diatas motor. Saya merangkai kata dan kalimat seperti apa yang ingin saya ucapkan, karena memang dalam membawakan konten tersebut saya tidak menggunakan naskah sama sekali.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Kenapa tidak menggunakan naskah? Ya biar santai saja, agar terkesan saya memang sedang mengajak ngobrol penonton kanal Youtube saya. </p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Itulah yang kerap saya lakukan ketika diatas motor, sembari mengendarai sepeda motor tersebut. Ada yang seperti saya? Saya rasa sih ada, bagaimana rasanya?.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Wassalamualaikum...</p>Ilhamhttp://www.blogger.com/profile/12295929957612069144noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-1370079611254710961.post-6262936502134455052020-09-26T07:14:00.004+07:002020-09-26T07:21:37.731+07:00Sudah Sangat Cinta?<p style="text-align: justify;"> Assalamualaikum...</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjZ8KmWA-Kdhqvm6R1NuJsnXWuuZtKYgQ92Ts09nNTjn8Q-NzKDCUNlabxC16S2pSdk6KQ6AmNPT9ubKkNSaUbTSpYa7s3uXpwx9NIV7WIQDYFoKCF-8dybYTI72tmCdAXxpeflLkwd1o8O/s2048/IMG20200908212645.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2048" data-original-width="1638" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjZ8KmWA-Kdhqvm6R1NuJsnXWuuZtKYgQ92Ts09nNTjn8Q-NzKDCUNlabxC16S2pSdk6KQ6AmNPT9ubKkNSaUbTSpYa7s3uXpwx9NIV7WIQDYFoKCF-8dybYTI72tmCdAXxpeflLkwd1o8O/s320/IMG20200908212645.jpg" /></a></div><br /><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Malam itu adalah malam yang cukup membosankan. Handphone saya sepi seharian, tanpa sedikitpun ada kabar darinya, semua ini karena suatu hal yang merupakan kesalahpahaman.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Tidak ingin melewati malam dengan duduk-duduk saja sembari menonton televisi, saya pun keluar untuk sekadar mencari udara segar dan kalau-kalau ada objek yang bagus akan saya foto dengan kamera ponsel di genggaman.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Tujuan awal saya adalah Harapan Indah, saya ingin memotret patung kuda yang ada disana. Dalam pikiran saya, mungkin patung tersebut akan terlihat sangat menarik jika di foto pada malam hari.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Terlebih lagi saya akan memotretnya dengan shutter speed yang lama, agar kendaraan bermotor yang lewat akan hanya nampak seperti lintasan sinar saja.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Untuk contohnya kalian bisa melihat foto sampul di tulisan ini, ya kira-kira seperti itulah.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Tidak seperti biasanya, kali ini saya pergi di malam hari tanpa mengenakan jaket. Rasanya saya sedang ingin menikmati angin malam yang dingin. Berdebat dengannya yang berujung saling diam membuat pikiran agak terbebani, mungkin saya memang sedang butuh angin malam agar menjernihkan semuanya.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Sesampainya di lokasi saya pun mencari komposisi yang pas. Berkali-kali saya mengitari patung kuda tersebut, saya pun tidak mendapat komposisi yang menurut saya pas.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Alhasil, saya pun pergi dari tempat itu tanpa memotret patung tersebut sama sekali.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Tujuan kedua adalah sebuah tugu yang memang menjadi ciri khas dari Harapan Indah, kalau saya tidak salah sih tugu itu diberi nama tugu tarian langit.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Ya, itu adalah tugu yang terlihat pada foto sampul di tulisan ini.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Seperti biasa, sebelum memotret objek patung tersebut pun saya menentukan angle dan komposisinya. Ketika sedang sibuk menentukan komposisi untuk menaruh tripod, datanglah seorang laki-laki yang memberhentikan motornya di pinggir jalan seperti saya. Jaraknya sih cukup jauh dari saya.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Saya hanya melihatnya sekilas dan kembali sibuk dengan tripod saya.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Pada akhirnya saya mendapatkan komposisi yang menurut saya bagus, yaitu framing dengan pohon di pinggir jalan sebagai bingkai dari objek utamanya, tugu tarian langit.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Sesekali saya melirik laki-laki yang tadi. Ia nampak seperti sedang menunggu seseorang dengan gusar. Beberapakali ia mengecek ponselnya dengan kepala yang tertunduk lemas.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Saya tak pandai menilai gerak tubuh atau membaca wajah seseorang, tapi saya bisa menyimpulkan bahwa ia (laki-laki itu) sedang menunggu seseorang dengan perasaan yang tak menentu.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Benar saja, sekian lama menunggu, datanglah dua orang perempuan yang berboncengan mengendarai motor. Mereka berhenti tepat di dekat laki-laki itu dan salah satu dari mereka pun turun.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Laki-laki itu berdiri menyambut kedatangannya, hingga mereka berdua pun berboncengan bersama.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Yang bisa saya tangkap adalah kemungkinan si perempuan habis pergi bersama temannya dan karena beda arah pulangnya, si laki-laki pun mejemput di Harapan Indah, agar salah satu perempuan itu yang mungkin pacarnya bisa pulang dengannya.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Entahlah, itu hanya perkiraan dan dugaan saya saja. Tapi jika memang benar, sepertinya laki-laki itu sudah sangat cinta dengan pacarnya.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Sudah sangat cinta? Ya, tentu saja. Ia sampai rela menunggu lama di pinggir jalan demi untuk menjemput pacarnya. Saya tidak tahu pasti status mereka sih, tapi anggap saja mereka berpacaran ya, hehehe.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Menunggu bukanlah perkara yang mudah. Itulah yang mungkin ditunjukkan dari gestur si laki-laki, dimana ia berkali-kali menunduk, memegangi kepalanya, seperti menahan lelah menanti. Tapi karena ia menunggu seseorang yang berarti, ia tetap tidak ingin pergi.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Ya, sudah sangat cinta.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Setelah mendapat foto yang menurut saya menarik, saya pun pulang sambil sedikit tertawa mengingat kejadian laki-laki tadi. Tidak bermaksud mengejek, justru dengan melihatnya saya jadi teringat dengan diri saya sendiri.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Entah kapan kejadiannya, tapi yang pasti saya pun pernah menunggu seperti dirinya. Hemmm itu sudah lama sekali. Konyol? Memang, tapi begitulah seseorang jika sudah sangat cinta.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Wassalamualaikum...</p>Ilhamhttp://www.blogger.com/profile/12295929957612069144noreply@blogger.com7tag:blogger.com,1999:blog-1370079611254710961.post-16825702995314332602020-09-25T06:46:00.005+07:002020-09-25T07:14:22.252+07:00Pengalaman Bekerja Seperti Tukang Bangunan<p style="text-align: justify;"> Assalamualaikum...</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://www.lenterajogja.com/2016/05/ingin-memperkerjakan-tukang-bangunan.html?m=1"><img border="0" data-original-height="344" data-original-width="519" height="212" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjqnipLTpzuwaNyWbhAOVKGbkxMgT3CIt0qGTET4cSvpPJEyvbhPQcQQxdrIQ4tQs6_Y5pPqLQ8BZpSGwSWuieHX6J3ddai3abQx0BzLKs-E3rG4h7SoSMrFwAgEoa2QgNtDaed-x9KA0EJ/w320-h212/harga-borongan-bangunan.jpg" title="Sumber gambar lenterajogja.com" width="320" /></a></div><br /><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Sabtu kemarin akan menjadi hari yang selalu saya ingat. Hari dimana untuk pertama kalinya saya melakukan sebuah pekerjaan yang bisa dibilang cukup berat. Sangat melelahkan, tapi setelahnya berakhir dengan senyuman.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">-</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Setiap pagi saya memiliki kebiasaan untuk berolahraga, entah bersepeda ataupun berlari. Tapi selayaknya manusia kebanyakan, rasa jenuh dalam diri saya pun muncul perlahan dan membuat saya enggan untuk berolahraga di Sabtu kemarin.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Ditengah-tengah rasa bosan, bapak saya pun bertanya "mau ikut ngecor rumah tetangga ngga? Lumayan nanti upahnya buat nambah-nambah uang jajan", tanpa pikir panjang saya pun langsung menjawab "mau" pada saat itu.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Saya memang belum pernah ikut ngecor atau melakukan pekerjaan yang biasa dilakukan tukang bangunan, tapi saat itu saya berpikir agaknya hal tersebut menarik dan bisa dijadikan pengalaman.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Bapak pun menyuruh untuk segera bersiap-siap, karena pada pukul 8 pagi, kami atau orang-orang yang hendak membantu pengecoran harus segera berkumpul di lokasi rumah yang akan dibuat dua lantai.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Singkat cerita saya pun sudah sampai di lokasi. Disana sudah ramai para tukang dan tetangga yang hendak membantu pengecoran, kalau dihitung-hitung sih mungkin ada sekitar 15 orang lebih.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Tak lama saya sampai, pengecoran lantai dua rumah yang akan dibangun pun dimulai.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Pengerjaannya terbagi menjadi tiga bagian, ada kelompok orang yang bertugas menyiapkan bahan-bahan untuk diadon pada mesin pencampur atau yang biasa kita sebut molen. </p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Ada yang bertugas menyiapkan adonan semen yang telah jadi kedalam ember-ember yang nantinya secara estafet diberikan kepada orang yang berada di lantai dua rumah tersebut.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Dan yang terakhir, ada kelompok orang yang memang terdiri dari tukang bangunan asli yang membuat rumah tersebut. Tugasnya adalah melakukan pengecoran di lantai dua, karena memang hanya merekalah yang mengerti dan para tetangga atau orang awam hanya mengerjakan tugas untuk menyiapkan bahan-bahan saja dibawah.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Kalau saya sendiri sih bagian yang mengoper ember-ember berisi adonan semen secara estafet ke sesama pekerja yang lainnya.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Terlihat sangat mudah memang pekerjaannya, toh hanya mengoper ember berukuran sedang yang berisi semen. Tapi seiring berjalannya waktu, tenaga saya pun semakin terkuras. Belum lagi rasa pegal yang muncul di punggung akibat terlalu sering menunduk untuk mengambil ember-ember yang berisi semen tersebut.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Pada pukul 11.30 pengerjaan pun dihentikan sejenak untuk memberikan waktu istirahat pada semua pekerja dan akan dilanjutkan kembali pada pukul 12.30. Kemudian nasi bungkus dibagikan sebagai jatah makan siang para pekerja.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Kebanyakan dari mereka memilih untuk langsung makan ditempat, tetapi saya diajak bapak untuk makan dirumah saja sekalian membersihkan diri untuk melaksanakan shalat zuhur nantinya.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Saya merasakan perih dibagian kaki dan tangan, mungkin ada yang lecet. Tapi yang lebih tidak enak dari itu semua adalah rasa pegal dan sakit pada bagian pinggang dan punggung.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Sakitnya itu sampai membuat saya kesulitan untuk menunduk, terutama ketika hendak mengambil air wudhu.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Jujur saja saya sempat ingin menyerah dan berhenti saat itu, beristirahat dirumah agaknya akan jauh lebih nyaman dengan kondisi saya sekarang. Tapi akhirnya hal itu tidak saya lakukan, saya memilih menuntaskan pekerjaan, toh itu memang tanggung jawab saya.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">-</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Setelah makan, shalat, dan istirahat saya pun kembali bekerja. Disela-sela waktu bekerja rasa pegal pun semakin menjadi-jadi, tapi saya tidak terlalu mempedulikan hal itu karena saya sudah berniat untuk menyelesaikan pekerjaan ini.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Alhamdulillah pada pukul 15.45 pekerjaan pun selesai. Lega rasanya, dan setelah itu saya menerima hal yang paling manis dari itu semua, yaitu upah pekerja.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Saya bersyukur sekali bisa ikut melakukan pengecoran, saya bisa tahu bagaimana rasanya menjalani pekerjaan yang biasa dilakukan tukang bangunan. Ya walau hanya sehari saja sih.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Saya mendapat banyak pelajaran. Di masa-masa sulit seperti sekarang ini, asalkan ada peluang untuk mencari uang lakukan saja, jangan berpikir dua kali untuk mengambil sebuah pekerjaan. Asalkan pekerjaan tersebut halal dan jauh dari apa-apa yang Tuhan larang.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Itulah sob, sedikit cerita dari saya yang memang baru pertama kali melakukan pekerjaan berat yang biasa dilakukan oleh para tukang bangunan.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Setiap profesi itu baik, setiap pekerjaan itu istimewa, jangan hanya melihat suatu pekerjaan dari mudah atau gampangnya, tapi apapun pekerjaan yang dilakukan tanpa melanggar ketentuan agama itu tetaplah mulia.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Wassalamualaikum...</p>Ilhamhttp://www.blogger.com/profile/12295929957612069144noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-1370079611254710961.post-10817375637618695812020-09-24T11:11:00.005+07:002020-09-24T11:11:51.487+07:00Kamar Film, Kanal Youtube dengan Konten Bahas Alur Cerita Film yang Menyenangkan<p style="text-align: justify;"> Assalamualaikum...</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Menonton film agaknya akan sangat menyenangkan di masa-masa sekarang ini, ketika bepergian jalan-jalan bukan lagi sebuah pilihan dalam menghadapi rasa bosan.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Dengan menonton sebuah film kita bisa bepergian ke seluruh dunia walau hanya dengan duduk menatap layar kaca. Ya, raga tetaplah diam di tempatnya, imajinasi kita yang liar kemana-mana.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Ada banyak sekali tipe penggemar film di dunia ini. Ada yang anti terhadap spoiler atau bocoran alur film jika ia belum menonton film tersebut. Ada yang santai, tidak akan kehilangan kenikmatan menonton film meski sudah dapat bocoran alur ceritanya.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Bahkan, ada beberapa orang yang lebih senang di ceritakan alur cerita filmnya saja, tanpa harus menonton filmnya secara utuh. Untuk tipe yang ketiga ini saya rasa saya termasuk.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">"Loh, memangnya ada ya orang yang lebih suka diceritakan alur cerita filmnya tanpa harus menonton?". Tentu saja ada dan itulah mengapa kanal Youtube yang memiliki konten bahas alur cerita film sangat menjamur belakangan ini.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Terlebih lagi ada sebagian film yang memiliki teka-teki dan mengajak para penontonnya untuk berpikir. Ada yang langsung mengerti, ada pula yang tidak.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Menariknya dari kanal Youtube seperti itu adalah mereka selalu menjelaskan sesuatu yang tampak membingungkan di sebuah film, jadi ya penonton yang selama ini bertanya-tanya bisa jadi mengerti.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Seperti yang sudah saya bilang tadi, saya termasuk orang yang bisa menikmati konten bahas alur cerita film.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Diantara segitu banyaknya kanal dengan konten yang sejenis, ada satu kanal Youtube dengan konten bahas alur cerita film yang jadi favorit saya. Kanal Youtube itu bernama Kamar Film.</p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhkmq0rxVAYHZkN4MGf8sof7duedydGDR8_hKYn0uqbWFtYh_4ObVHZ9COTqi7ldMwdxmE9ai2hSN9eDroCdANMRiGIUXEiKbgwnFEa7eZUH2CfFH0pRQm29y1tquYpJL26kkOAjSVVJ7e3/s926/Screenshot_2020-09-24-11-06-37-1.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="926" data-original-width="540" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhkmq0rxVAYHZkN4MGf8sof7duedydGDR8_hKYn0uqbWFtYh_4ObVHZ9COTqi7ldMwdxmE9ai2hSN9eDroCdANMRiGIUXEiKbgwnFEa7eZUH2CfFH0pRQm29y1tquYpJL26kkOAjSVVJ7e3/s320/Screenshot_2020-09-24-11-06-37-1.png" /></a></div><br /><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Hal yang paling mendasar dan bisa kita bedakan dari tiap-tiap kanal Youtube seperti itu adalah pembawaan dari si narator. Ada yang sudah sangat luwes dalam berbicara dan membuat penonton menjadi nyaman dan ada juga yang masih sangat kaku dalam menyampaikan.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Untuk Kamar Film sendiri sih sudah sangat luwes dari segi penyampaian. Tidak hanya luwes, intonasi suara dari sang narator juga sangat lembut dan cocok untuk membawakan alur cerita film yang memiliki cerita menyedihkan.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Bukan hanya saya, banyak kok yang punya pendapat yang sama terkait suara sang narator di Kamar Film, bisa dilihat dari komentar-komentar di setiap vidionya.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Selain dari segi penyampaian atau pembawaannya, saya juga suka dengan film-film yang ia pilih untuk dijadikan konten bahas alur cerita film. </p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Kebanyakan dari kanal seperti itu hanya menjual yang berbau porno. Memang sih membahas film-film yang seperti itu akan memancing rasa penasaran penonton dan vidionya pun jadi banyak di tonton. Tapi Kamar Film tidak seperti itu.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Film yang ia bahas adalah film yang memang bagus dan menarik untuk ditonton, memiliki nilai-nilai yang baik dan pelajaran untuk para penontonnya. Tidak pernah membahas film berbau porno dengan mengumbar judul yang berlebihan, guna menarik penonton lebih banyak.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Kamar Film sangatlah berbeda dan itulah mengapa saya suka. Di setiap awal vidio ia pun selalu mengingatkan bahwa konten atau vidio yang ia buat sepenuhnya mengandung konten spoiler dan selalu menghimbau bagi para penontonnya untuk menonton filmnya terlebih dahulu jika memang belum menontonnya.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Tapi untuk saya pribadi, diceritakan saja oleh Kamar Film sudah sangat cukup, hehehe.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Jika sobat ada yang sedang mencari-cari kanal Youtube yang memiliki konten bahas alur cerita film, saya merekomendasikan Kamar Film untuk sobat tonton.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Wassalamualaikum...</p>Ilhamhttp://www.blogger.com/profile/12295929957612069144noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1370079611254710961.post-18532790716403884522020-09-23T23:27:00.001+07:002020-09-23T23:27:18.496+07:00Kembali Menjalani Hobi Fotografi<p style="text-align: justify;">Assalamualaikum...</p><p style="text-align: justify;">Beberapa waktu yang lalu saya sudah membuat dua buah tulisan tentang bersepeda, sebuah kegiatan yang baru belakangan ini saya rajin untuk melakukannya. Bahkan, jika ingin berlari di Marakas, saya sudah mengganti motor dengan sepeda sebagai alat transportasinya.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Banyak manfaat yang saya dapatkan ketika rutin bersepeda. Selain tubuh menjadi lebih bugar dan sehat, karena bersepeda, saya akhirnya kembali menjalani hobi yang sudah sangat lama saya tinggalkan. Hobi fotografi tentunya.</p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhS7gafrNjPS3GQ7xG9naCJ0bYkkNwL7EtM_-oDh0dAjQI2tA0j-fDACWHiheZJUUDAYNjEibBiydJ-cpMWBMuMD1T3LvpuC41VYjf80INIUlRKO8nwVjuha32LqNfA1S6Tzu8vuekdYCUb/s2048/DSCN0625.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2048" data-original-width="1638" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhS7gafrNjPS3GQ7xG9naCJ0bYkkNwL7EtM_-oDh0dAjQI2tA0j-fDACWHiheZJUUDAYNjEibBiydJ-cpMWBMuMD1T3LvpuC41VYjf80INIUlRKO8nwVjuha32LqNfA1S6Tzu8vuekdYCUb/s320/DSCN0625.jpg" /></a></div><br /><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Lalu, kenapa bersepeda bisa membuat saya kembali menjalani hobi fotografi?. Itu karena bagi saya untuk melakukan hunting foto akan lebih menyenangkan jika sambil bersepeda. Dengan bersepeda, saya bisa masuk ke tempat-tempat yang sulit dijangkau jika menggunakan motor.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Contoh gampangnya adalah dalam memotret makro. Tempat yang paling pas untuk memotret makro itu tidak lain dan tidak bukan adalah hutan atau kebon. Dengan memakai sepeda, saya akan lebih mudah masuk kesana tanpa kebingungan harus parkir dimana.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Dari kemudahan itulah yang membuat saya berpikir "daripada cuma sepedaan, mending sekalian hunting foto".</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Pada akhirnya instagram saya pun jadi dipenuhi dengan postingan hasil foto-foto saya. Sejujurnya sih, niat awal membuat instagram itu adalah untuk sharing kegiatan olahraga saya, eh sekarang malah jadi galeri foto. Tapi tidak apa, mungkin kedepannya untuk menampung foto atau vidio kegiatan olahraga saya akan saya buat akun instagram yang baru lagi.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Kalau nyampur-nyampur agaknya jadi kurang menarik saja gitu. Berikut adalah sedikit hasil hunting foto saya belakangan ini dengan sepeda sebagai alat transportasinya.</p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEikuBf0fYQdHyveZCUv422CAvgt8hVCtoXKxc7vvGW4A495aq2w0NXVRue1iFDUikoPFpiqtIf6apoLW7H985MMQbjMPygQlOparmiQU67kUIckF6v3Wa-5gb943TvNIKyhFqfKAaNPuoI9/s2048/DSCN0241.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2048" data-original-width="1536" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEikuBf0fYQdHyveZCUv422CAvgt8hVCtoXKxc7vvGW4A495aq2w0NXVRue1iFDUikoPFpiqtIf6apoLW7H985MMQbjMPygQlOparmiQU67kUIckF6v3Wa-5gb943TvNIKyhFqfKAaNPuoI9/s320/DSCN0241.jpg" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhceYJNlS0vO9ERqaxUCH5vitO_oGI_qCWjl1QYiJXhB7slbiegF85BWjfWGqr3xANDR06Q81XiwvOQ3E2e9MN1yquX5zNuMTDp0SxKDcciMd0kkGYdZHVAxTXvzPSefX7u1dZ9kU8R_beV/s2048/DSCN0478.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1638" data-original-width="2048" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhceYJNlS0vO9ERqaxUCH5vitO_oGI_qCWjl1QYiJXhB7slbiegF85BWjfWGqr3xANDR06Q81XiwvOQ3E2e9MN1yquX5zNuMTDp0SxKDcciMd0kkGYdZHVAxTXvzPSefX7u1dZ9kU8R_beV/s320/DSCN0478.jpg" width="320" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi65LbwbKf5gw4H9enWi-5wW7plqx0YIZkHxOQYBDAbpyEXl3vDSMTlIr-lNvfkmlX8hDlm3A33u3myxN36Kuc-WSium7O352QkOeKjnPFikKHVZ-PlW0MfXkbc3x4EF0PDAUokKa-2MAov/s2048/IMG20200921201207.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2048" data-original-width="1536" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi65LbwbKf5gw4H9enWi-5wW7plqx0YIZkHxOQYBDAbpyEXl3vDSMTlIr-lNvfkmlX8hDlm3A33u3myxN36Kuc-WSium7O352QkOeKjnPFikKHVZ-PlW0MfXkbc3x4EF0PDAUokKa-2MAov/s320/IMG20200921201207.jpg" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjioYZ4eFwWlG18hcPRSUxDi23QzJsWxr3B3bxQgJEN_9OBJayqlMaPsggySuYrVtvIge0ne5GLE6AGk11ApoKJknXkznwdzUvU5eiA_ZSsWR8-ghod7Nz0ynmaxoTYZvGpv2dqCPz4GZjB/s2048/IMG20200908212645.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2048" data-original-width="1638" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjioYZ4eFwWlG18hcPRSUxDi23QzJsWxr3B3bxQgJEN_9OBJayqlMaPsggySuYrVtvIge0ne5GLE6AGk11ApoKJknXkznwdzUvU5eiA_ZSsWR8-ghod7Nz0ynmaxoTYZvGpv2dqCPz4GZjB/s320/IMG20200908212645.jpg" /></a></div><br /><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Wassalamualaikum...</p>Ilhamhttp://www.blogger.com/profile/12295929957612069144noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-1370079611254710961.post-80639290500305728042020-07-30T01:59:00.000+07:002020-07-30T01:59:13.294+07:00Sepedaan Naik Turun di Kebon Mutiara Gading City<div>Assalamualaikum...</div><div><br /></div><div>Hari ini adalah hari yang cukup berkesan bagi saya, karena seperti yang teman-teman bisa baca di judul, untuk pertama kalinya saya mencoba bersepeda di kebon yang mana rutenya itu naik turun.</div><div><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgqt-J4bZkokNgpZtxicLB26SXqWMpvkqlt3txpWOMqOWO5lFkOhNuOndwQ1t1bppwgX48OBxIGanxPmEW_ESwNWpNnuRLYhbRDEs9uh82QOQ09FtP8nEtuF_uTu86rBsztygprdcRYmLw2/s2048/20200729_092010.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2048" data-original-width="1365" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgqt-J4bZkokNgpZtxicLB26SXqWMpvkqlt3txpWOMqOWO5lFkOhNuOndwQ1t1bppwgX48OBxIGanxPmEW_ESwNWpNnuRLYhbRDEs9uh82QOQ09FtP8nEtuF_uTu86rBsztygprdcRYmLw2/s320/20200729_092010.jpg" /></a></div><div><br /></div><div><br /></div><div>Tidak hanya itu, untuk pertama kalinya juga saya melakukan olahraga bersepeda dalam kelompok. Biasanya kan kalau sepedahan itu bareng ibu saja, kalau hari ini saya bersepeda bareng teman-teman pelari dari Marakash.</div><div><br /></div><div>Beranggotakan tujuh orang yang terdiri dari Aidil, Rahmad, Daru, Tomo, Monica, Ramadhan, dan juga saya. Kami janjian untuk kumpul pagi tadi sekitar pukul enam lewat tiga puluh menit untuk selanjutnya akan bersepeda ke MGC atau Mutiara Gading City.</div><div><br /></div><div>Namanya juga anak muda, janjian berangkat setengah tujuh ujung-ujungnya ngaret sampai jam tujuh lebih hehehe. Saya termasuk orang yang suka ngaret kalau janjian pagi hari, maaf saja karena perut sulit untuk kompromi di pagi hari.</div><div><br /></div><div>Sebetulnya saya dan ibu saya sudah sangat sering bersepeda ke MGC dan karena tadi ingin kesana, awalnya saya pikir sepedaan kali ini akan sama saja dan tidak ada yang menarik banget lah. Ternyata begitu sampai disana saya pun diajak ke sebuah rute sepeda yang masih sangat alami dengan ilalang tinggi di kanan dan kiri.</div><div><br /></div><div>Saya memang tahu ada rute seperti ini di MGC, hanya saja saya tidak pernah kesana, lebih tepatnya tidak berani sih. Kenapa tidak berani? Rasanya tidak mungkin mengajak ibu saya ke rute bersepeda yang naik turun, kalau sendiri pun agaknya cukup berbahaya kalau-kalau terjadi apa-apa kan tidak ada yang bisa diminta pertolongan.</div><div><br /></div><div>Rutenya itu berkelok-kelok naik turun dengan jalanan yang masih sepenuhnya tanah dicampur bebatuan kecil, memang tidak terlalu ekstrim sih kalau untuk para pesepeda gunung yang sudah mahir, tapi untuk saya sih cukup membuat gemeteran pas naik tapi tidak kuat karena lupa mengoper gigi hehehe.</div><div><br /></div><div>Oh ya seperti yang sudah saya sebutkan bahwa ada satu orang perempuan yang ikut yang bernama Monica. Saya salut dengannya karena tidak ada keraguan dan ketakutan sama sekali dalam mencoba rute sepeda yang naik turun.</div><div><br /></div><div>Ternyata tidak hanya kelompok kami yang bersepeda di rute tersebut, banyak kelompok pesepeda lainnya yang juga melintasi rute yang sama dan ketika berpapasan tentu saja saling sapa dan membunyikan bel sepeda. Sumpah serunya bersepeda tuh gitu hehehe.</div><div><br /></div><div>Setelah asik melibas ilalang di kebon, sebelum pulang kami pun mengisi perut yang keroncongan dengan mi ayam traktiran dari Rahmad, makasih loh mad wkwkw. </div><div><br /></div><div>Dari warung mi ayam kami pun berpisah dan pulang ke rumah masing-masing, sungguh seru kegiatan bersepeda kali ini.</div><div><br /></div><div>Wassalamualaikum...</div>Ilhamhttp://www.blogger.com/profile/12295929957612069144noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-1370079611254710961.post-6994919440024409692020-06-30T22:40:00.000+07:002020-06-30T22:40:46.874+07:00Tentang Komentar di Channel Youtube Saya<div style="text-align: justify;">Assalamualaikum...</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiEFENeTnR2xCjvMfGeU9eXAQbrMn8BmESPKl-LuK6z1IBWQBeR8YMjsKfOQm-pShY3irtvEu8NQjvzZ8BPNjrDpj-g0nlpX_NThM5L709q_M0GvJndtaEl_FV0uB_ng3WwYzOSXCwF2IWf/s5045/white-smartphone-1851415.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="3363" data-original-width="5045" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiEFENeTnR2xCjvMfGeU9eXAQbrMn8BmESPKl-LuK6z1IBWQBeR8YMjsKfOQm-pShY3irtvEu8NQjvzZ8BPNjrDpj-g0nlpX_NThM5L709q_M0GvJndtaEl_FV0uB_ng3WwYzOSXCwF2IWf/s320/white-smartphone-1851415.jpg" width="320" /></a></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Salah satu alasan kenapa saya jadi jarang ngeblog adalah karena lagi fokus ke youtube. Maafin aja ya sob saya memang orangnya seperti itu, anget-angetan dan lompat sana sini, tapi setidaknya kan kali ini saya sedang berusaha untuk menghidupkan blog ini lagi hehehe dan ini bukan karena terpaksa loh ya, ada yang sedang ingin saya curhatin saja nih.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Jadi gini, kebiasaan saya blogwalking atau berkunjung ke blog teman-teman blogger lain(walau sekarang udah nggak pernah sih) itu juga saya terapkan di youtube. Kan saya suka bikin vidio musikalisasi puisi tuh dan terkadang saya suka iseng mampir ke channel youtube musikalisasi puisi yang lainnya, tujuannya sih ya sekadar kepingin tahu saja puisi yang dibuat oleh teman-teman yang lain sekaligus setelahnya saya jadi dapat ide tuh untuk menulis puisi lagi.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Tidak jarang saya pun meninggalkan komentar dan lagi-lagi itu jika ingin saja sih. Apabila vidio musikalisasi puisi yang saya tonton itu menarik ya saya berikan tanggapan di kolom komentar dong. Nah biasanya setelahnya si empunya channel tuh komentar balik ke vidio musikalisasi puisi di channel saya dan beragam jenis komennya. Ada yang sekadar memberi tanggapan dan ada juga yang minta di subscribe.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Nggak masalah sih, hanya saja kalau minta-minta di subscribe tuh gimana gitu, saja jadi nggak respect aja sih. Saya pasti subscribe kok dengan catatan channel itu memang menarik bagi saya dan saya tidak ingin dipaksa saja soal itu. Lebih ngeselinnya lagi kalau ada yang tiba-tiba datang dan komentar "si merah sudah padam, jangan lupa padamin punyaku juga ya", ini apaan sih?. Jujur saja ya awalnya saya nggak ngerti loh soal itu, apaan si merah? Ealah ternyata maksudnya dia tuh tombol subscribenya udah di tekan, kan tombol subscribe merah tuh warnanya dan kalau sudah di tekan berubah jadi abu-abu. Itulah yang dimaksud si merah telah padam.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Siapapun bebas mampir ke channel saya, boleh subscribe boleh juga nggak. Kalau memang vidio yang ada di channel saya di rasa tidak menarik ya gapapa juga kalau nggak di subscribe, saya nggak akan marah kok, saya pun nggak akan nangis kok, toh kendali akan itu kan terletak di penonton dan saya nggak mau ngatur soal itu dan nggak bisa juga. Jadi kalau memang datang dengan kerelaan hati untuk subscribe channel saya ya monggo aja, tapi nggak ada jaminan bahwa saya akan melakukan hal yang sama.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Intinya sih cerdas lah dalam berkomentar, kadang malah ada yang isi komentarnya nggak relevan dengan isi vidionya. Kesel nggak sih kalian semisal lagi buat vidio masak eh ada yang komen soal game? Kan nggak nyambung, kaya isi komentar vidionya Baim Wong yang "Be yourself and never surrender" semuanya wkwkkw.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ya intinya sih berkomentar itu ada etikanya, jangan ngasal ah. Subscriber pasti akan datang dengan sendirinya kok tanpa kita ngemis-ngemis untuk subscribe ke channel kita. Kan percuma kalo kita minta orang subscribe ke channel kita tapi dia nggak tertarik dan tentunya dia nggak akan menonton vidio kita yang lainnya. Jatohnya ya kaya nggak guna tuh subscriber. Percuma, buat apa? Orang dia aja nggak peduli lagi kita mau buat vidio apa kek nggak pernah di tonton lagi, cuma madamin si merah doang dia.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Bikin vidio di youtube dibawa senang-senang aja lah, boleh memikirkan views dan lain semacamnya tapi jangan berlebihan dan sampe baper juga. Wajar kalo memang seret, kan kita baru mulai, jadi ya perjuangannya harus lebih-lebih lagi. Saya ngomong gini bukan berarti saya nggak pernah ngeluh, tapi ayolah bersenang-senang aja dibawa enjoy aja, nikmatin prosesnya dan semoga kelak kita akan menuai apa yang kita tanam selama ini.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Wassalamualaikum...</div>Ilhamhttp://www.blogger.com/profile/12295929957612069144noreply@blogger.com3